Keseruan Festival Jenang di Klaten, Ribuan Porsi Dibagikan Gratis
Merdeka.com - Jenang adalah salah satu makanan khas Jawa yang digemari banyak orang. Keberadaan makanan ini diperkirakan sudah ada sejak zaman Hindu. Tradisi makan jenang kemudian diteruskan pada era Wali Songo dan masih bertahan hingga kini.
Dikutip dari ANTARA, jenang selalu hadir sebagai ungkapan rasa syukur kepada-Nya. Makanan ini umumnya terbuat dari tepung beras atau tepung ketan yang dimasak dengan santan dan ditambah dengan gula merah.
Untuk mengenalkan dan melestarikan makanan tradisional jenang, warga Desa Kalikotes, Kabupaten Klaten menggelar festival jenang. Acara ini semakin meriah saat warga saling berebut seribu porsi jenang dari berbagai jenis yang dibagi secara gratis. Lalu seperti apa keseruan acara itu? Berikut selengkapnya:
Sepuluh Jenis Jenang Dipamerkan
©YouTube/Liputan6
Dalam festival itu, ada sepuluh jenis jenang yang dipamerkan, mulai dari jenang gendul, mutiara, dodok, pati, dan jenang lainnya. Tak tanggung-tanggung, panitia penyelenggara menyiapkan 1.000 porsi jenang untuk warga setempat.
Hanya dalam waktu singkat, 1.000 porsi jenang itu langsung ludes diserbu warga. Mulai dari anak-anak, ibu-ibu, hingga lansia ikut menyerbu ribuan jenang itu.
Rasa manis dan empuk membuat jenang sangat nikmat dimakan. Tak hanya soal rasa, mencicipi jenang juga menjadi ajang nostalgia karena mengingat camilan di masa kecil mereka.
“Rasanya enak banget, lembut, dan juga manis. Dulu pernah nyoba tapi jenang yang dicampur-campur. Jadi ada mutiaranya dan segala macam. Kalau ini kan dipisah-pisah per jenis,” kata Naura, pengunjung asal Bekasi yang ikut menjadi bagian dalam festival jenang itu, dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Rabu (9/11).
Kembangkan Potensi Desa
©YouTube/Liputan6
Festival jenang sengaja digelar agar masyarakat mengenal berbagai jenis atau varian dari makanan tradisional ini. Tak hanya itu, jenang juga kaya karbohidrat dan mudah dicerna oleh tubuh.
Selain itu, festival itu juga digelar dalam rangka mengembangkan sektor UMKM di desa setempat. Tercatat ada 16 rumah produksi jenang di Desa Kalikotes.
“Baik itu anak kecil sampai nenek-nenek masih mengonsumsi jenang. Jadi di masyarakat itu jenang itu tidak asing lagi dan membudaya, serta diperlukan setiap hari dan setiap orang. Apalagi jenang itu murah dan terjangkau masyarakat, serta menyehatkan badan,” kata Harsono, panitia festival jenang.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain hiburan musik yang memukau, Kapanlagi Buka Bareng Festival 2024 juga menawarkan kesempatan untuk berbelanja dengan harga yang sangat menggiurkan.
Baca Selengkapnya10 kuliner khas Malang yang wajib dikunjungi saat libur akhir tahun. Selain harganya yang terjangkau, rasanya juga akan membuat kangen saat kembali ke kota asal
Baca SelengkapnyaPrabowo yakin penguatan pasar domestik bakal terjamin di seluruh wilayah, baik di desa, kecamatan hingga kabupaten
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Singgah di warung tenda pecel, sang jenderal menikmati hidangan dengan lahap.
Baca SelengkapnyaTradisi ini juga dibarengi dengan sajian kuliner khas Palembang, seperti tekwan hingga aneka macam kue yang disajikan oleh tuan rumah.
Baca SelengkapnyaMemesan 270 porsi sate dan es teh, Nara pun membagikan makanan dan minuman ini pada para penghuni panti.
Baca SelengkapnyaSejumlah negara ternyata sudah menerapkan kebijakan pemberian makan gratis untuk anak sekolah sejak tahun 1940-an.
Baca SelengkapnyaNilai tersebut di luar dari susu gratis yang juga dijanjikan akan dibagikan ke siswa
Baca SelengkapnyaDulu makanan ini merupakan kuliner khusus yang dihidangkan pada acara ritual atau menyambut tamu
Baca Selengkapnya