Wagub Djarot sebut ERP bikin jalan alternatif macet
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengaku pesimis dengan pemasangan sistem electronic road pricing (ERP), yang akan diterapkan programnya di beberapa jalan di Jakarta mulai tahun ini.
Menurutnya, penggunaan sistem ERP belum bisa dilakukan jika moda transportasi massal di ibu kota masih kurang kuantitas dan kualitas pelayanannya. Hal itu yang membuat dia tidak yakin jika penerapan ERP terlaksana dan dilakukan di sisa tahun 2015.
"Sebetulnya kalau ERP itu dipaksakan jelas untuk saat ini sulit. Kalau itu dilakukan, maka di jalan-jalan alternatif akan macet. Sudah dibicarakan beberapa kali di rapim mengenai dampaknya ini," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (17/6).
Djarot meyakini, jika ERP bisa diterapkan tahun ini, maka sistem tersebut belum akan berjalan secara sempurna, karena minimnya sarana dan prasarana pendukung yang telah tersedia di Ibu Kota. "ERP hanya memungkinkan untuk diterapkan ketika transportasi masal itu bagus. MRT ada, Transjakarta bagus, LRT berjalan seperti di Singapura," kata Djarot.
Diketahui, hingga pertengahan Juni ini, diketahui proses lelang untuk menentukan pemegang tender pengadaan barang dan operator ERP, belum juga kunjung dilakukan. Padahal, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah meminta agar proses lelang dan pembentukan BLUD ERP dilakukan sejak bulan lalu, hingga dapat diselesaikan pada Juni 2015.
Untuk itu, Ahok mengaku akan melakukan evaluasi pada kinerja jajarannya, yang memegang tanggung jawab mengenai program ERP di DKI Jakarta ini.
"Perlu ganti Kepala Dinas Perhubungan kali ya. Kita evaluasi, mau ganti orang saja," ujar Ahok.
ERP sendiri akan diterapkan di beberapa jalan di Jakarta, di mana kamera yang terpasang di gerbang ERP akan memindai OBU (On Board Unit) yang ada di kendaraan. Hingga 2015, uji coba sudah dilakukan Pemprov DKI Jakarta di dua ruas jalan, yakni Jalan Jenderal Sudirman dan HR Rasuna Said. Namun sampai saat ini belum ada kejelasan lebih lanjut mengenai program tersebut.
(mdk/efd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sistem e-Meterai Peruri Sempat Tak Bisa Diakses, Beberapa Warganet Mengeluh
Sistem e-Meterai Peruri yang sempat error sejak Senin, 19 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaPenerimaan Pajak hingga Pertengahan Maret Tembus Rp342,88 Triliun
Mayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaPerusahaan Software Asal Jerman SAP Diduga Suap Pejabat Indonesia
Departemen Kehakiman AS merilis laporan terbaru tentang dugaan skandal suap yang dilakukan perusahaan software asal Jerman, SAP.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ganjar Pranowo Setuju Alat Peraga Kampanye Ditertibkan
Pemerintah bisa menyediakan ruang agar alat peraga kampanye tidak merusak pemandangan.
Baca SelengkapnyaGibran sebut Bandung Kerap Dijadikan Percontohan Menjalankan Program Pemerintah Kota Solo
Gibran menilai banyak potensi yang ada di daerah berjuluk Parijs van Java tersebut bisa ditingkatkan dalam skala yang lebih luas.
Baca SelengkapnyaDorong Perusahaan Terapkan Sistem Pengupahan Berbasis Produktivitas, Kemnaker Gelar Bimtek
Bimtek ini diikuti 100 peserta yang terdiri atas Human Resources Development (HRD) Perusahaan di wilayah Kabupaten Mojokerto.
Baca SelengkapnyaAjengan Se-Cirebon Dukung Prabowo-Gibran, Tingkatkan Elektoral Target 60 Persen di Jabar
Bergabungnya para tokoh ini akan membawa dampak besar untuk meningkatkan elektoral.
Baca SelengkapnyaLKPP Bertekad Sejahterakan UMKK Jateng Lewat e-Katalog
Kepala LKPP Hendrar Prihadi menyebut alokasi anggaran pada rencana umum pengadaan barang dan jasa setiap tahunnya mencapai Rp1.200 triliun.
Baca SelengkapnyaIstri Nekat Bikin Usaha saat Suami di-PHK, Modal Rp50.000 dan Kini Punya 14 Karyawan dengan Omzet Rp150 Juta
Setelah di-PHK, suaminya mulai mencari peluang lain dengan bekerja di proyek. Namun sayangnya dia malah ditipu hingga harus mengorbankan motornya.
Baca Selengkapnya