Transaksi Langit Biru dilakukan secara manual
Merdeka.com - Koperasi Langit Biru yang belakangan ini sedang marak diperbincangkan awalnya bernama PT Trasindo Jaya Komara (TJK). Berdasarkan keterangan dari saksi-saksi yang telah diperiksa, seluruh transaksi dilakukan secara manual.
"Ini agak unik karena dari pemeriksaan manager keuangan, yang bersangkutan selama bekerja lebih dari satu setengah tahun tidak pernah menggunakan jasa bank-bank, mereka tidak pernah mengetahui ada rekening tertentu dari KLB (Koperasi Langit Biru)," ujar Kasat Reskrim Polres Tangerang Kabupaten Kompol Sintho Silitonga kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (6/6).
Lebih lanjut Sintho menerangkan, bahwa kegiatan operasional Langit Biru bersifat belanja. Perusahaan tersebut tidak menghasilkan keuntungan yang dicatat.
"Sesungguhnya kegiatan operasional KLB perputaran uang nasabah sifatnya adalah belanja, perusahaan itu tidak menghasilkan keuntungan yang dicatat. Ketika datang di pos-pos kasir saat ada yang menyetorkan uang lalu pada saat bersamaan ada yang mengambil bonus jadi bonus tersebut diambil dari dana nasabah yang hendak menginvestasikan modalnya," jelas Sintho.
Menurut Sintho, sisa uangnya akan dilaporkan ke Jaya Komara untuk kemudian disimpan oleh yang bersangkutan.
"Jadi intinya KLB ini menggunakan uang murni untuk belanja, belanja yang dimaksud itu mengeluarkan uang dari modal, mereka menghasilkan uang hanya dari investor baru," kata Sintho.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, sebanyak 140 ribu nasabah tergabung dalam koperasi yang berdiri sejak 2011 dengan nama PT Transindo Jaya Komara. Setelah Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam) membekukan perusahaan investasi itu, Koperasi Langit Biru mengalami kemacetan saat pencairan dana nasabah jatuh tempo.
Setelah tiga bulan tidak mendapat bonus yang dijanjikan, Sabtu, (2/6) sekitar 2 ribu orang mendatangi kantor Koperasi Langit Biru. Mereka menuntut pengembalian dana yang sudah mereka investasikan berikut bonusnya.
Sejumlah nasabah mengamuk dan merusak barang di kantor Koperasi Langit Biru. Tidak hanya itu, massa yang marah ikut menjarah barang berharga dan sembako yang ada di koperasi itu.
Semula pembagian keuntungan koperasi itu berjalan lancar. Tapi setelah bulan keenam, bonus keuntungan tersendat dan bahkan macet total. Ini membuat warga yang telah menanamkan modalnya menjadi khawatir.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikan kemudahan, nasabah BRI kini sudah bisa buka rekening di luar negeri.
Baca SelengkapnyaTernyata uang yang salah transfer dari orang lain harus dikembalikan ke pemiliknya karena jika tidak bisa dipidana dan denda Rp5 miliar.
Baca SelengkapnyaCara memantau transaksi Kartu Kredit BRI di BRImo. Ternyata gampang banget.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaSesaat setelah pensiun dini dari bank, orang tuanya sempat khawatir karena dia belum bekerja lagi dan bisnis yang dijalankan belum jelas nasibnya
Baca SelengkapnyaGanjar bicara memiliki program bernama Kredit Lapak, kredit murah khusus untuk para pedagang pasar saat menjabat Gubernur Jateng.
Baca SelengkapnyaLayanan Cash Management ini bisa diakses dengan mudah pada platform bisnis terintegrasi QLola by BRI.
Baca SelengkapnyaAbidin bercerita bisnis tanaman hiasnya di Jalan RM Harsono berkembang sejak ikut KUR BRI.
Baca Selengkapnya