Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tingginya Angka Kematian di Wisma Atlet: Pasien Datang Sudah Kritis

Tingginya Angka Kematian di Wisma Atlet: Pasien Datang Sudah Kritis Antrean pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet. ©Instagram/arifin_orthodontist

Merdeka.com - Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet mencatat sejak beroprasi pada 23 Maret 2020 sampai dengan 6 Agustus 2021 sebanyak 573 pasien Covid-19 telah dinyatakan meninggal dunia.

Koordinator Operasional Rumah Sakit Darurat Covid-19 Kolonel CKM. dr. Stefanus Dony menjelaskan tingginya angka kematian di RSDC Wisma Atlet, mayoritas dialami pasien bergejala berat yang tidak dapatkan perawatan dari Rumah Sakit (RS) maupun keluarga.

"Karena banyak kasus berat, dateng berat, kritis, karena memang pasien datang sudah kritis, dan tidak mendapatkan perawatan di RS, maupun di rumah sendiri," ungkap Stefanus saat jumpa pers secara virtual, Jumat (6/8).

Walaupun angkat kematian cukup tinggi, namun Stefanus menyampaikan saat ini kuantitas pasien Covid-19 rawat inap di RSDC Wisma Atlet sudah kian menurun. Terlebih, pihaknya sedang melakukan sejumlah perluasan agar pelayanan kesehatan dapat tercukupi.

"Perluasan yang sedang berlangsung saat ini sedang berlangsung karena memang kita harapkan 2 minggu. Sebetulnya sudah dikebut 2 minggu ternyata jumlah pasien nurunnya lebih cepat lagi dari proses, lebih bagus lagi penerimaan pasien turun," terangnya.

Adapun perluasan yang sedang dilakukan yaitu menambah ruang ICU (Intensive Care Unit) yang semula hanya 39 menjadi 83 ruangan. Kemudian untuk HCU (High Care Unit) dipindahkan dari tower 6 sekarang menjadi tower 7 sehingga ruangan bertambah menjadi 162 dari 44 ruangan.

Kemudian, untuk ruangan NCU yang sebelumnya tidak ada telah ditambah sebanyak 143 ruangan di tower 4, 5, 6, dan 7. Yang juga dimana untuk tower 4 dikhususkan untuk observasi sama transit Instalasi Gawat Darurat (IGD).

"Observasi ini kita tambahkan observasi ini untuk pasien-pasien di ruangan-ruangan di kamar yang alami penurunan kondisi sehingga perlu pemantauan secara khusus bahkan perlu penggunaan oksigen atau mungkin perlu infus karena kalau di kamar-kamar kami sistemnya bukan kayak rumah sakit," paparnya

"Tapi di Wisma Atlet jumlah pengontrolan dengan jumlah SDM yang terbatas akan sulit. Sehingga kalau dengan ruangan yang kita kembangkan ini modelnya 1 ruangan nanti ada di gambar 1 ruangan ada beberapa pasien sehingga langsung dengan jumlah nakes yang terbatas kita bisa memantau terus menerus karena di sini ICU, NCU, MCU pun untuk nakesnya sendiri akan berbeda," tambahnya.

Dimana, Stefanus menyebutkan untuk ruangan ICU, dan MCU masing-masing akan ditangani 1 perawat untuk 1 pasien. Sedangkan ruangam NCU 1 perawat bisa menangani 3 pasien.

"Kemudian kita ada transit IGD. Karena kita tahu kemarin IGD kita hanya ada 24 tempat tidur sehingga banyak pasien yang ngantri di IGD. Kita pasang-pasang di selasar ini membuat sangat tidak nyaman bagi paisen sehingga kita kembangkan transit IGD," terangnya.

Transit IGD tersebut dimaksudkan agar pasien yang akan mendapatkan perawatan di RSDC Wiswa Atlet bisa dipantau terlebih dahulu, sebelum ditentukan apakah pasien tersebut bergaja ringan, berat atau tanpa gejala.

"Supaya kita bisa memantau dengan baik klaster-kkuster atau kriteria pasien-pasien yang memang ini menunggu ICU, ini menunggu HCU ini pasien bisa langsung ke kamar sehingga kita buat transit IGD," terangnya.

(mdk/rhm)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Geliat Pariwisata Sumut Kembali Meningkat, Wisman Terbanyak Berasal dari Wilayah ASEAN

Geliat Pariwisata Sumut Kembali Meningkat, Wisman Terbanyak Berasal dari Wilayah ASEAN

Geliat pariwisata di Sumut kembali meningkat pasca Pandemi COVID-19. Kebanyakan wisman berasal dari kawasan ASEAN

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Kemenkes Sebut Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.

Baca Selengkapnya
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Satu Keluarga Diduga Alami Keracunan AC Mobil saat Mudik, Ketahui Langkah Antisipasinya Sebelum Perjalanan Jauh

Satu Keluarga Diduga Alami Keracunan AC Mobil saat Mudik, Ketahui Langkah Antisipasinya Sebelum Perjalanan Jauh

Viral satu keluarga pemudik diduga alami keracunan AC mobil hingga sebabkan kematian.

Baca Selengkapnya
Jenis Semut Ini Mampu Menyembuhkan Diri dari Kematian dengan Liurnya

Jenis Semut Ini Mampu Menyembuhkan Diri dari Kematian dengan Liurnya

Penelitian terbaru mengungkapkan kehebatan alamiah semut ini dalam menangani risiko kematian yang diakibatkan oleh infeksi luka. Simak selengkapnya disini!.

Baca Selengkapnya
Sampah Sisa Perayaan Tahun Baru di Jakarta Capai 130 Ton, Terbesar setelah Pandemi Covid

Sampah Sisa Perayaan Tahun Baru di Jakarta Capai 130 Ton, Terbesar setelah Pandemi Covid

jumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.

Baca Selengkapnya
Pekan Ini, Polisi Gelar Rekonstruksi Kasus Kematian Dante Anak Tamara Tyasmara

Pekan Ini, Polisi Gelar Rekonstruksi Kasus Kematian Dante Anak Tamara Tyasmara

Ade enggan untuk membeberkan kapan jadwal pasti rekonstruksi tersebut bakal digelar gelar.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya