Tarik Ulur Fraksi di DPRD DKI Sahkan Anggaran TGUPP
Merdeka.com - DPRD DKI Jakarta memangkas jumlah anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) dari 67 menjadi 50 anggota. Sebagian anggota legislatif berbeda pandangan segala hal terkait TGUPP.
Fraksi PDIP dan PSI menilai jumlah anggota terlalu banyak, tugas yang dianggap melebihi satuan kerja perangkat daerah (SKPD), membebankan APBD karena tidak ada tolak ukur kinerja. Anggota TGUPP juga disarankan menggunakan dana operasional Gubernur.
"Di dalam operasional kami dengar bahwa TGUPP ini lampaui memberi masuk-masukan. Berhak panggil SKPD-SKPD. Apa yang kami usulkan supaya anggaran TGUPP dihapus," kata Pantas Nainggolan dari Fraksi PDIP, Selasa (10/12).
Gerindra dan PAN Dukung Anggaran untuk TGUPP
Penilaian PDIP dan PSI rupanya tidak sejalan dengan fraksi Gerindra, PAN. Dua partai tersebut sepakat perlu ada evaluasi mengenai tolak ukur kinerja TGUPP.
Namun, Lukmanul Hakim dari fraksi PAN mengimbau tidak perlu ada reaksi keras terhadap eksistensi TGUPP. Sebab menurutnya tim tersebut masih diperlukan untuk pembangunan ibu kota.
Selain itu, menurutnya anggaran senilai Rp 19 miliar untuk gaji anggota TGUPP masih rasional.
"Sesungguhnya menyangkut TGUPP menurut saya dari PAN kinerjanya TGUPP saya melihat gajinya enggak gede gede amat. Kinerjanya mungkin dievaluasi lebih maksimal untuk bantu kepala daerah," kata Lukman, Selasa (10/12).
Banggar Sahkan Anggaran TGUPP
Kendati beragam pendapat pro dan kontra mengenai TGUPP, Pimpinan DPRD, Prasetyo Edi Marsudi mengambil jalan tengah dengan mengurangi jumlah anggota TGUPP menjadi 50 orang saja. Sementara untuk anggaran yang dibutuhkan belum diketahui besarannya. Sebab nilainya disesuaikan dengan 17 anggota yang dicoret.
"Dengan mengucapkan bismillah, TGUPP saya putuskan 50 orang," kata Prasetyo sambil mengetuk palu.
Dia juga mengingatkan agar Pemprov DKI Jakarta dapat memperhatikan anggota TGUPP yang rangkap jabatan.
Sebelumnya, anggota TGUPP Achmad Haryadi disebut sebagai anggota dewan pengawas tujuh rumah sakit di Jakarta. Hal tersebut terungkap saat rapat Komisi E DPRD DKI bersama Dinas Kesehatan.
Tim Dewas itu ditanggung bersama-sama, 7 RS pembinaan dan pengawasannya dalam satu tim itu untuk 7 RS," kata Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Khafifah Any saat rapat di gedung DPRD DKI Jakarta, Minggu (8/12).
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mendorong Heru Budi untuk turun langsung ke masyarakat supaya tak tidak terlalu kaku
Baca SelengkapnyaSikap tegas mendorong hak angket di DPR agar pelaksanaan pemilu serentak pada 14 Febuari lalu dapat terang benderang.
Baca SelengkapnyaPDIP melayangkan gugatan atas putusan KPU RI terkait hasil Pilpres 2024 ke PTUN.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pupuk Kaltim sejak 2018 terus mengukur implementasi tata kelola perusahaan sesuai prinsip GCG dengan evaluasi dan asesmen berdasarkan CGPI.
Baca SelengkapnyaHasil suara sah ini diketahui setelah adanya rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, paslon 02 itu juga harus diakui memiliki dua titik noda soal etik.
Baca SelengkapnyaSejumlah personel keamanan gabungan disiagakan untuk menjaga ketat KPU dan DPR jelang pengumuman hasil Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPenghitungan ulang dilakukan setelah Bawaslu menjatuhkan saksi akibat kelalaian anggota KPPS membuka kotak suara sebelum jadwal pleno rekapitulasi.
Baca SelengkapnyaWawan berharap ke depannya pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di desanya bisa tercapai.
Baca Selengkapnya