PSI Nilai Penanganan Banjir di Jakarta Belum Ada Kemajuan
Merdeka.com - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Fraksi PSI, Justin Adrian Untayana mengatakan, penanganan banjir yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI di bawah komando Gubernur Anies Baswedan tidak pernah ada kemajuan yang berarti.
"Seperti yang sudah sering saya katakan selama tiga tahun terakhir bahwa penanganan permasalahan banjir di Jakarta di masa Bapak Anies tidak akan pernah mengalami kemajuan yang berarti," kata Justin dalam rilis resminya, Rabu (5/10).
Dia mengungkapkan, banjir lokal yang diakibatkan oleh curah hujan kemarin, menunjukkan Jakarta bermasalah dalam hal tampung-alir air dalam rangka menghadapi curah hujan.
"Karena buruknya tata kota dan jenis tanah DKI yang minim daya serap, maka mengandalkan serapan air ke tanah semata jelas tidak memungkinkan karena kecepatan dan kapasitas serapnya tentu sulit untuk dapat mengimbangi curah hujan yang cenderung naik, akibatnya genangan atau luapan adalah konsekuensi logisnya," jelasnya.
Lebih lanjut, Justin menegaskan, dirinya tidak setuju bila Pemprov DKI Jakarta membanggakan kecepatan surut air yang tergenang.
"Saya tidak setuju kalau kecepatan surut seolah menjadi target atau prestasi yang dibanggakan karena genangan yang tingginya hanya 50cm selama beberapa menit sekalipun sudah bisa merusak kendaraan-kendaraan warga, atau memasuki rumah-rumah warga, bahkan membasahi karpet rumah ibadah di tempat-tempat tertentu sehingga genangan juga menimbulkan kerugian materiil terhadap masyarakat DKI," ujarnya.
Dia menyarankan, media utama pengendalian banjir adalah normalisasi untuk sungai-sungai utama dan pengembangan jaringan mikro atau saluran-saluran air beserta rehabilitasi dan perluasannya.
"Air hujan harus dialirkan secepatnya ke laut untuk mengimbangi durasi dan curah hujan yang tinggi dan sebagai media pendukung atau supporting barulah embung, sumur resapan, dll diharapkan turut menangkap air untuk mengurangi beban tampung-alir air di sungai dan jaringan mikro. Tapi, itupun belum termasuk perluasan pipanisasi air bersih yang selama 5 tahun seolah stagnan di rasio 60persen, karena ekploitasi air tanah dalam dapat mengakibatkan penurunan permukaan tanah dan secara otomatis dapat menambah titik banjir di Jakarta," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPBD melaporkan sejumlah wilayah terdampak banjir akibat hujan lebat yang mengguyur Ibu Kota semalam.
Baca SelengkapnyaAncaman banjir masih terus membayangi Ibu Kota Jakarta, terlebih ketika musim penghujan tiba.
Baca SelengkapnyaHujan deras yang melanda Kota Depok menyebabkan banjir di sejumlah titik
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta akan memantau faktor terjadinya banjir dan kesiapan pompa saat dibutuhkan.
Baca SelengkapnyaSebanyak 57 RT yang juga sempat teredam banjir kini air sudah surut dan mereka mulai membersihkan rumah.
Baca SelengkapnyaJokowi menuturkan penebangan pohon di hulu sungai membuat bencana banjir terjadi.
Baca SelengkapnyaHujan lebat mengguyur DKI Jakarta menyebabkan puluhan TPS terdampak banjir.
Baca SelengkapnyaDubai dilanda banjir akibat hujan deras yang memicu banjir langka di kota tersebut.
Baca SelengkapnyaBanjir Braga, Kecamatan Sumurbandung akibat tanggul jebol dari Sungai Cikapundung.
Baca Selengkapnya