Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemprov DKI ngotot Pembangunan Jaya harus miliki saham Palyja

Pemprov DKI ngotot Pembangunan Jaya harus miliki saham Palyja Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. ©2012 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkeras PT Pembangunan Jaya harus memiliki bagian saham di PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja). Meski begitu, niat itu masih terganjal lantaran perusahaan Suez Environnement sebagai pemilik saham malah ingin menjualnya ke perusahaan Manila Water.

Menurut penjelasan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Pembangunan Jaya harus masuk sebagai pemegang saham supaya komposisi kepemilikan saham seimbang dengan dua perusahaan lainnya, yakni PAM Jaya dan Suez Environnment. Dia tidak ingin saham sebesar 51 persen di Palyja hanya dikuasai oleh Manila Water.

"Kita inginnya bagi tiga, kita ingin Pembangunan Jaya masuk. Tapi katanya Manila Water tidak ingin. Kalau dia 51 persen dia bisa kuasai semua kan? Oke, kalau gitu kita akan bicara sama Astratel, mau enggak dia bagi sahamnya kepada kita. Supaya ada tiga pihak lah. Berimbang," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (19/4).

Pagi tadi, Ahok didatangi oleh perwakilan Suez Environnment, buat memberikan pandangan soal penjualan 51 persen saham di perusahaan PAM Jaya. Tetapi, Ahok kukuh tidak menyetujui penjualan saham ke Manila Water. Apalagi tanpa melakukan rebalancing (pengkajian kembali) kontrak dengan pihak PAM Jaya.

"Kami tidak mungkin menyetujui Anda menjual ke Manila Water karena Anda tidak mau lakukan rebalancing. Sedangkan Aetra saja sudah mau kan? Kalau dia tidak mau seperti itu, ya kita tidak usah negosiasi," ujar Ahok.

Menurutnya, rebalancing itu dilakukan agar Internal Rate Return (tingkat pengembalian investasi) dan urusan lainnya tidak melebihi batas, yakni sekitar 14-15 persen. Sedangkan, IRR Suez saat ini mencapai 22 persen, sehingga kemungkinan Pemprov DKI akan membayar Rp 10 Triliun.

"Jangan sampai nanti sudah selesai kontrak, kita mesti bayar Suez sampai Rp 10 triliun, itu kan lucu. Sekarang mana ada bisnis yang fair? Kamu kasih tahu saya negara mana ada bisnis yang seperti ini kontraknya," lanjut Ahok.

Namun demikian, ada tiga opsi diajukan oleh mantan Bupati Belitung Timur ini. Pertama yakni melakukan rebalancing kontrak kerja, meski pihak Suez Environnment merasa keberatan. Atau pilihan kedua, yakni melakukan arbritase ke Singapura sebagai tempat penyelesaian sengketa internasional. Tetapi, lanjut Ahok, jika sampai Pemprov DKI kalah dalam arbitrase di Singapura, maka tetap memaksa menguasai PAM Jaya.

"Kalau sampai saya kalah sama arbitrasi, saya bilang, saya dudukin kamu punya perusahaan. Saya kerja saja terus. Ngomong kasarnya begitu. Kita pakai saja terus air kamu. Kamu tuntut, tuntut saja di Singapura. Kalau kami kalah, memang kamu bisa eksekusi? Biarin saja," ucap Ahok.

Ahok melanjutkan, jika dua pilihan sebelumnya tidak efektif juga, maka dia bakal melakukan langkah ekstrem. Yakni dengan menasionalisasi alias mengambil alih paksa saham, dengan menyita semua aset yang dimiliki oleh Suez Environnment.

(mdk/has)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hari Kedua di Sumut, Jokowi Tinjau RSUD Hingga Cek Stok Beras
Hari Kedua di Sumut, Jokowi Tinjau RSUD Hingga Cek Stok Beras

Jokowi direncanakan mengecek bahan pokok di Pasar Gelugur Rantauprapat, serta meninjau persediaan beras.

Baca Selengkapnya
Ahok Beberkan Alasan Turun Gunung Dukung Ganjar-Mahfud
Ahok Beberkan Alasan Turun Gunung Dukung Ganjar-Mahfud

Eks Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membeberkan alasannya mendukung pasangan calon nomor urut 03 Ganjar Pranowo- Mahfud Md.

Baca Selengkapnya
Kisah Jokowi dan Ahok yang Kini Pisah Jalan
Kisah Jokowi dan Ahok yang Kini Pisah Jalan

Alasan Ahok mengundurkan diri dari jabatan Komisaris Utama PT Pertamina agar fokus kampanye mendukung Ganjar-Mahfud dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Kepemilikan 9 Senjata Api Ilegal dan Ribuan Peluru, Dito Mahendra Minta Dibebaskan
Kasus Kepemilikan 9 Senjata Api Ilegal dan Ribuan Peluru, Dito Mahendra Minta Dibebaskan

Jaksa juga membeberkan sebanyak 2.157 butir peluru juga ditemukan dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya
Jokowi Puji MA Berhasil Tangani 99,47% Perkara Sepanjang 2023: Perkembangan yang Sangat Bagus
Jokowi Puji MA Berhasil Tangani 99,47% Perkara Sepanjang 2023: Perkembangan yang Sangat Bagus

"Saya memperoleh laporan di tahun 2023 Mahkamah Agung berhasil memutus hingga 99,47 persen perkara."

Baca Selengkapnya
Kejagung Buka Suara Terkait Sosok HL, Pemilik Rumah di PIK Digeledah Dalam Kasus Korupsi Timah
Kejagung Buka Suara Terkait Sosok HL, Pemilik Rumah di PIK Digeledah Dalam Kasus Korupsi Timah

Kejagung menyatakan banyak pihak yang keliru terkait sosok HL yang rumahnya digeledah penyidik.

Baca Selengkapnya
Ahok Mundur dari Komut Pertamina, Hasto PDIP: Spirit Kedepankan Etika
Ahok Mundur dari Komut Pertamina, Hasto PDIP: Spirit Kedepankan Etika

Hasto menyebut, mundurnya Ahok dari komisaris utama Pertamina merupakan gerakan etika.

Baca Selengkapnya
Kompak! Presiden Jokowi, Wapres Ma’ruf & Sejumlah Menteri Lapor SPT Pajak Bersama di Istana
Kompak! Presiden Jokowi, Wapres Ma’ruf & Sejumlah Menteri Lapor SPT Pajak Bersama di Istana

Penyampaian SPT tahunan yang terlambat akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda, yakni Rp 100 ribu

Baca Selengkapnya
PDIP Tepis Isu Ahok jadi Kuda Putih: Justru Mengejutkan Pak Jokowi
PDIP Tepis Isu Ahok jadi Kuda Putih: Justru Mengejutkan Pak Jokowi

Ahok mengundurkan diri sebagai Komut PT Pertamina (Persero)

Baca Selengkapnya