Pelaku mutilasi di Ancol sindikat narkoba internasional?

Merdeka.com - Polisi belum bisa mengungkapkan penemuan narkoba di kamar tersangka mutilasi Aliansia alias A Liong yang memutilasi temannya sendiri, Tonny Arifin Djomin. Diduga ada hubungan bisnis 'terlarang' antara keduanya namun hingga kini polisi belum menyimpulkan sejauh itu.

Dari pengakuan awal tersangka, Tonny dihabisi sebelum keduanya sempat berpesta narkoba. Dari berbagai barang haram yang ditemukan, polisi berkeyakinan Aliansia adalah pengedar, namun polisi hingga kini belum menetapkan status hukumnya.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Putut Eko Bayuseno menyebut bahwa anggotanya menemukan brankas berisi narkoba dan alat penghitung. Narkoba jenis Key 656 gram, narkoba jenis pil 140 butir, sabu 32,35 gram, dan serbuk putih yang belum disebutkan jenisnya.

Beberapa masih terlihat janggal ketika korban dan pelaku harusnya bisa berkomunikasi dengan baik, hingga mempunyai masalah ekonomi hutang sebesar Rp 200 juta. Jika ditelisik jumlah narkoba yang disita petugas juga bernilai lebih dari ratusan juta.

"Kita masih belum bisa lihat, kita masih periksa bergantian oleh Satuan Narkoba," kata Kasatreskrim, AKBP Daddy Hartadi saat dikonfirmasi merdeka.com, Jakarta, Senin (25/3).

Sebelumnya sang istri korban, Merlina Suparmin khawatir dengan Tony yang tak kunjung pulang. Merlina yang sudah mengetahui alamat tempat tinggal Aliansia di ruko Apartemen Mediterania Marina, Ancol, Jakarta Utara akhirnya melaporkan ke Polsek Penjaringan sehingga terkuaklah kasus mutilasi tersebut.

Namun hingga kini yang masih menjadi misteri, apakah kasus mutilasi tersebut murni karena hutang judi sepakbola atau dugaan urusan bisnis 'barang terlarang' jaringan internasional antar negara?