Pedagang Pasar Abang pesimis polisi mampu berantas preman
Merdeka.com - Polisi menggelar operasi cipta kondisi dan menangkap 48 preman di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Rata-rata mereka berprofesi sebagai juru parkir, tukang peras hingga timer, alias penghitung kendaraan umum yang mangkal di beberapa titik.
Polisi pun berjanji akan terus melakukan razia hingga Tanah Abang bersih dari preman. Namun sejumlah pedagang pesimis polisi mampu membersihkan preman yang sudah menggurita.
"Paling sementara dan hanya musiman saja. Nanti setelah satu atau dua bulan akan kembali seperti semula," ujar salah satu pemilik lapak kepada merdeka.com di Jalan Jati Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (2/8).
Pria tersebut menunjuk ke arah Jl Jatibaru di luar lapaknya. Tampak puluhan wanita pekerja seks komersial masih menjajakan diri.
"Lihat saja. Padahal ini masih bulan Ramadan nyatanya masih ada. Selain itu preman yang ditangkap paling juga sebentar keluar," sambungnya.
Beberapa pedagang menyampaikan nada serupa. Mereka yakin memberantas preman Tanah Abang tak semudah membalik telapak tangan.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kehadiran aparat untuk memberikan rasa aman kepada para pemudik yang meninggalkan rumahnya
Baca SelengkapnyaPedagang membongkar paksa pagar penutup perlintasan sebidang kereta api. Aksi itu mereka lakukan, karena penutupan akses membuat Pasar Rangkasbitung sepi.
Baca SelengkapnyaWanita ini perlihatkan kondisi pasar yang sangat sepi jelang Lebaran.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pihaknya tidak bisa bergerak sendiri tanpa adanya peran serta masyarakat.
Baca SelengkapnyaPolisi mendatangi pasar untuk memantau harga pangan dan mencegah peredaran uang palsu
Baca SelengkapnyaWalaupun sepi pengunjung, para pedagang pasar memilih bertahan tetap berjualan
Baca SelengkapnyaMotif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaPolisi menggelar patroli dengan menyasar sejumlah tempat
Baca SelengkapnyaKendaraan didominasi para pemudik hendak balik ke kota asalnya. Tingginya volume kendaraan juga dipicu banyaknya wisatawan.
Baca Selengkapnya