Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mimpi Bung Karno, Patung Banteng di Sudut Monas

Mimpi Bung Karno, Patung Banteng di Sudut Monas Monas. panoramio.com

Merdeka.com - Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah menyatakan Monumen Nasional (Monas) belum pernah diresmikan oleh presiden siapapun. Alasannya karena proses pembangunan Monas hingga saat ini belum selesai, termasuk keinginan Bung Karno soal patung banteng.

"Monas itu belum pernah selesai, dan dari presiden pertama sampai sekarang belum pernah ada yang meresmikan Monas, mungkin kalau proyek ini nanti selesai, satu dua tahun, mungkin tiga tahun, bisa diresmikan oleh presiden," katanya seperti dilansir dari Antara, Sabtu (25/1).

Dia menyebutkan Presiden pertama Indonesia, Soekarno yang menginisiasi pembangunan monumen untuk menggambarkan idealisme bangsa Indonesia itu menginginkan adanya patung banteng di setiap sudut tugu Monas.

"Bung Karno ingin, di setiap sudut Monas, ini ada banteng, ini belum terlaksana, dan belum ada catatan di sejarah kita Monas ini diresmikan oleh presiden, belum ada, jadi pembangunan nya memang belum selesai, dan pada 2019 kami garap sisi selatan," ujarnya.

Revitalisasi Monas kini, kata Saefullah, adalah karya pemenang sayembara yang diselenggarakan Pemprov DKI Jakarta pada akhir 2018 hingga awal 2019 yang disebutnya masih mengacu pada Keputusan Presiden (Keppres) 25 tahun 1995 yang disebutkannya akan dilaporkan pada presiden setelah revitalisasi rampung atau bukan sebelum revitalisasi dimulai.

"Setelah hasil sayembara selesai, Monas selesai sesuai dengan hasil sayembara, gubernur sebagai ketua badan pelaksana, sangat pantas dan wajib memberikan laporan formal tertulis pada presiden, dengan katakan 'pak Monas saya sudah selesaikan seperti ini apakah bapak berkenan meresmikan? atau ada saran apa ya kami pasti kerjakan," ucap Saefullah.

Rancangan Awal

Dihimpun dari berbagai sumber Antara, Monumen Nasional (Monas) diketahui memang cita-cita Soekarno yang ingin membangun sebuah monumen untuk mengingatkan rakyat pada perjuangan Indonesia mencapai kemerdekaannya. Walau awalnya dipendam, akhirnya pada 1954, mulai dilakukan upaya realisasi.

Di tahun tersebut, Soekarno melontarkan ide dan membentuk panitia yang lalu setahun kemudian menggelar sayembara desain monumen. Sebanyak 51 gambar usulan rencana desain masuk, namun tidak ada yang dinyatakan sebagai pemenang pertama. Yang ada hanya pemenang kedua, yakni karya arsitek F Silaban.

Kurang puas, pada 1960, panitia kembali menggelar sayembara. Kali ini sebanyak 136 karya usulan desain masuk. Namun meski pilihannya sudah naik 150 persen dari sebelumnya, Presiden Soekarno ternyata masih belum menemukan desain yang cocok, bahkan pada tahun itu hanya menghasilkan pemenang ke-3.

Akhirnya, Soekarno berinisiatif mengajak arsitek dan insinyur-insinyur terkemuka Indonesia saat itu, F Silaban, Soedarsono dan Rooseno berdiskusi. Dia memaparkan bentuk lingga dan yoni, yang merupakan perlambang khas kebudayaan Indonesia, sebagai bentuk dasar monumen berikut dengan patung-patung di sekitarnya yang menunjang fungsi dan tujuan dari Monas nantinya.

Dari paparan Soekarno, masing-masing insinyur memformulasikannya dalam bentuk karya desain. Kebetulan Soekarno merasa condong dengan karya Soedarsono.

Desain final atas karya Soedarsono pun dibuat. Monas dalam bentuk lingga dan yoni raksasa akan tepat berada di tengah eks lapangan Ikada. Di empat penjuru pintu masuknya akan dibuat patung-patung yang menggambarkan periode revolusi Indonesia.

Di utara Patung Diponegoro menunggang kuda (karya prof Cobertaldo, dipasang 1965)

Di pintu masuk Timur Laut Patung perebutan kekuasaan bumi pertiwi dari tangan Jepang

Di pintu masuk Tenggara Patung peristiwa 10 November 1945

Di pintu masuk Barat daya Kelompok patung pembentukan TNI

Di pintu masuk Barat Laut Patung kebulatan NKRI.

Begitulah rencana awalnya. Desain ini kemudian disetujui Soekarno.

Pembangunan Monas dimulai 17 Agustus 1961. Monas dirancang untuk mampu bertahan hingga 1.000 tahun. Pondasi Monas menghabiskan 3.500 meter kubik beton cor dan masih ditambah 445 ton besi dan baja.

Marmer dindingnya diimpor dari Italia. Puncak lidah api yang terbuat dari 14,5 ton perunggu dengan bersepuh emas seberat 35 kg.

Monas tahap pertama, selesai dibangun 9 Agustus 1965 dengan menghabiskan dana Rp5,88 miliar (nilai saat itu).

Rezim berganti, pembangunan Monas dilanjutkan oleh Orde Baru. Pembangunan tahap II ini rampung pada 1979. Namun desain awal sekitar Monas tak lagi dilanjutkan.

Belakangan Gubernur DKI pada 2005, Sutiyoso merombak pelataran Monas dengan air mancur menari. Sementara rencana awal patung-patung Monas seperti impian Bung Karno, tak lagi terwujudkan.

(mdk/fik)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rumah Kuno di Salatiga Ini Jadi Saksi Bisu Pertemuan Pertama Presiden Soekarno dengan Istri Keempatnya, Begini Penampakannya

Rumah Kuno di Salatiga Ini Jadi Saksi Bisu Pertemuan Pertama Presiden Soekarno dengan Istri Keempatnya, Begini Penampakannya

Warga setempat mengaku pernah melihat sesosok menyerupai Bung Karno di rumah tersebut

Baca Selengkapnya
Momen Jokowi Pantau Calon Kantor Presiden di IKN, Baru Rampung 74%

Momen Jokowi Pantau Calon Kantor Presiden di IKN, Baru Rampung 74%

Kini fokus pembangunan pada pemasangan baja serta bilah-bilah sayap Garuda yang menjadi bagian penting dari konstruksi.

Baca Selengkapnya
Kunjungi Sumbu Kebangsaan IKN, Presiden Jokowi Lakukan Penanaman Pohon Bersama

Kunjungi Sumbu Kebangsaan IKN, Presiden Jokowi Lakukan Penanaman Pohon Bersama

Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke IKN guna meninjau kembali progres pembangunan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Ajak Istri Pindah ke IKN Juli 2024: Saya Mau Duluan Sebelum Presiden

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Ajak Istri Pindah ke IKN Juli 2024: Saya Mau Duluan Sebelum Presiden

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono harus semakin intensif melakukan peninjauan pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya
Momen Lawas Presiden Soeharto Meresmikan Pabrik, Tak Tanggung-tanggung Jumlahnya 275 Pabrik

Momen Lawas Presiden Soeharto Meresmikan Pabrik, Tak Tanggung-tanggung Jumlahnya 275 Pabrik

Presiden ke-2 RI resmikan 275 pabrik di 21 provinsi secara serentak.

Baca Selengkapnya
Budiman Sudjatmiko: IKN Jangan Ditarik ke Politik, Ini Amanat Sejak Presiden Soekarno

Budiman Sudjatmiko: IKN Jangan Ditarik ke Politik, Ini Amanat Sejak Presiden Soekarno

Budiman mengingatkan IKN merupakan sebuah antisipasi Indonesia terhadap pemerataan pertumbuhan dan kemajuan bangsa.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Mayjen Kunto Arief Wibowo, Mayor Jenderal TNI yang Punya Garis Keturunan Bangsawan

Mengenal Sosok Mayjen Kunto Arief Wibowo, Mayor Jenderal TNI yang Punya Garis Keturunan Bangsawan

Selain dikenal sebagai putra dari Wakil Presiden Indonesia ke-6 Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Mayjen Kunto Arief Wibowo rupanya punya garis keturunan keluar

Baca Selengkapnya
Potret Lawas Presiden Soeharto Mendapat Pangkat Jenderal Besar Bintang 5, Didampingi Sosok Jenderal Bintang 4

Potret Lawas Presiden Soeharto Mendapat Pangkat Jenderal Besar Bintang 5, Didampingi Sosok Jenderal Bintang 4

Sesaat setelah diberi pangkat, Soeharto mengabadikan momen dengan sosok jenderal bintang 4.

Baca Selengkapnya
Sosok Yusof Ishak, Presiden Pertama Singapura yang Menjabat hingga Akhir Hayatnya, Ternyata Keturunan Minangkabau

Sosok Yusof Ishak, Presiden Pertama Singapura yang Menjabat hingga Akhir Hayatnya, Ternyata Keturunan Minangkabau

Dalam sejarah berdirinya negara Singapura, sosok presiden pertama yang menjabat adalah keturunan Indonesia.

Baca Selengkapnya