Kisah RI, siswi SD yang diduga diperkosa hingga koma
Merdeka.com - Sudah 6 hari RI (11), anak dari pasangan pemulung S (54) dan A (50) tak sadarkan diri di ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUP Persahabatan, Jakarta Timur. RI dirawat karena mengalami kejang-kejang dan diketahui adanya kerusakan pada organ intim yang diduga akibat pemerkosaan.
Menurut A, ibu korban, putrinya adalah tipe anak yang periang dan bergaul pada teman-temannya. Namun beberapa minggu belakangan, sikap RI berubah menjadi pemurung.
"Dia itu baik-baik saja, tapi beberapa minggu lalu kalau ke sekolah itu gak berani sendirian. Maunya dianterin saya atau gak kakaknya, saya sih tidak curiga apa-apa," ujar A saat ditemui di RS Persahabatan, Jumat (4/1).
A mengatakan dia pernah memergoki RI di kamar mandi ketika anaknya itu malu menyuci celana dalamnya. A menambahkan saat itu dia tidak curiga, menurutnya kemungkinan anaknya sudah mulai beranjak dewasa.
"Waktu itu pernah di kamar mandi dia nyuci celana dalem nya pas pulang sekolah. Saya sih gak tahu apa-apa, dia bilang bu pintunya ditutup aku malu. Saya pikir mungkin dia udah mulai gede, jadi saya tutup pintunya," jelasnya.
Namun berdasarkan informasi dari teman sekolahnya, ada salah satu guru yang suka menciumi murid-murid di sekolah itu. "Teman-temannya cerita ada guru yang suka ciumin anak," ungkapnya.
A baru mengetahui dugaan anaknya telah diperkosa dari seorang dokter yang telah merawatnya di rumah sakit. Saat itu dokter yang akan memasukkan obat anti-kejang ke dalam dubur melihat terlihat bekas luka di sekitar alat kelamin RI.
"Dia bilang anak saya sudah hilang kesuciannya. Ada yang 'ngelakuin', sudah gitu katanya ada luka di dalam kemaluanya, mengalami bengkak juga," kisahnya.
Tetapi pihak RSUP Persahabatan belum dapat memastikan jika RI merupakan korban pemerkosaan. Menurut Direktur Medik dan Keperawatan RUSP Persahabatan dr Tri Hesty Widyastoety, hal ini harus dibuktikan dengan melakukan visum.
"Lukanya bisa saja akibat benda tumpul juga," ujar Hesty.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban sempat dibawa pihak sekolah ke puskesmas terdekat. Namun, karena kendala peralatan yang dianggap kurang lengkap.
Baca SelengkapnyaMeski hanya diurus sang ayah, bocah tersebut terlihat terawat.
Baca SelengkapnyaNamanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berkas perkara tiga tersangka anak di bawah umur dipercepat prosesnya guna mempercepat persidangan di peradilan.
Baca SelengkapnyaSejak ditemukan, korban menjalani pemulihan baik fisik maupun psikologinya.
Baca SelengkapnyaMeski kerap di-bully oleh temannya karena tak mau bolos sekolah, pria ini ungkap alasannya.
Baca SelengkapnyaLastri dibully karena dia tukang rongsokan. Lastri mencari rongsokan untuk menambah penghasilan keluarga.
Baca SelengkapnyaTanggung jawab itu dipikul Iki setelah ibunya sakit lalu meninggal dan ayahnya minggat dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaSosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan
Baca Selengkapnya