Jadi petinggi Hutama Karya, Wamen PU ngotot bangun 6 ruas tol?
Merdeka.com - Dengar pendapat (public hearing) yang digelar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) soal pembangunan enam ruas jalan tol diwarnai pro dan kontra dari para undangan yang hadir.
Sejumlah mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Transportasi (STMT) Trisakti bahkan mempertanyakan sikap Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Achmad Hermanto Dardak yang ngotot menginginkan pembangunan enam ruas jalan bebas hambatan itu.
"Apa karena bapak masih menjabat di Hutama Karya?" kata salah seorang mahasiswa STMT Trisakti saat dengar pendapat (public hearing) di Balai Kota Jakarta, Selasa (15/1).
Mahasiswa mengancam akan menggagalkan pembangunan enam ruas jalan tol tersebut jika tetap dilakukan. "Tolong ditegaskan forum ini untuk tawar menawar atau mendengar aspirasi publik soalnya dari tadi arahnya menyetujui," katanya.
Sementara itu, Achmad Hermanto Dardak tak menanggapi pertanyaan mahasiswa. Dia hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Enam ruas jalan tol itu akan dibangun di bawah konsorsium Jakarta Tollroad Development (JTD), yakni konsorsium dari PT Jakarta Propertindo, Pembangunan Jaya Group, PT Hutama Karya, PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP).
Penelusuran merdeka.com, di website www.hutama-karya.com, Achmad Hermanto Dardak saat ini masih menjabat sebagai Komisaris Utama di perusahaan BUMN yakni PT Hutama Karya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada bangunan megah nan mewah di perkampungan Madura. Bangunan berlantai dua itu menelan biaya hingga miliaran rupiah.
Baca SelengkapnyaOtorita IKN Nusantara akan membangun kawasan hijau atau lindung seluas 177 ribu hektare.
Baca SelengkapnyaSempat hidup di jalanan, kini pria ini mampu bangkit dari keterpurukan dan berhasil membangun usaha sablon.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Belasan tahun berada di bidang pelayanan, HKR yakin ekspansi bisnis ini positif.
Baca SelengkapnyaSeorang pembuat patung asal Cimahi memberikan patung gratis kepada Dedi Mulyadi, saat diberi uang Rp100 juta, pematung itu menolak.
Baca SelengkapnyaGurita Bisnis Konglomerat Indonesia yang Kehilangan Kekayaan Rp2 Miliar per Detik
Baca SelengkapnyaTampak beberapa gedung inti pemerintahan yang kian menunjukkan bentuknya.
Baca SelengkapnyaSule memiliki beberapa aset berupa tanah dan rumah. Dia berencana menambah usaha parkiran dan kontrakan.
Baca SelengkapnyaPembangunan rumah sakit ini juga dimanfaatkan sebagai fasilitas tanggap darurat, tanggap bencana alam dan tanggap pandemi.
Baca Selengkapnya