Gara-gara cinta segitiga, pengusaha konveksi digorok

Merdeka.com - Pembunuhan Martini (37), seorang pengusaha konveksi akhirnya terungkap. Motifnya adalah sakit hati dan cinta segitiga. Kekasih korban, Daniel (38) merasa cemburu karena korban memiliki kekasih lain. Pelaku bahkan mengaku pernah melihat korban berjalan dengan pria lain.

"Daniel punya hubungan dengan Martini, tersangka merasa sakit hati karena korban mempunyai hubungan dengan pria lain," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Suntana dalam jumpa pers di Mapolres Jakarta Barat, Sabtu (15/9).

Suntana menambahkan, kedua pelaku memang sudah berencana melakukan aksi pembunuhan tersebut. "Pembunuhan korban telah direncanakan, tersangka Daniel menjanjikan uang imbalan sebesar Rp. 30 juta," ujarnya.

Isa (54) yang melakukan aksi pembunuhan tersebut mengajak korban untuk bertemu di kamar 312 Hotel Transit Tomang, Jakarta Barat. Pelaku mengajak bertemu korban untuk melakukan ritual totok aura. Di kamar hotel, membunuh korban dengan cara menggorok leher korban. Sebelum digorok, tubuh korban dililit dengan kain merah putih. Pelaku mengatakan kepada korban, pelilitan tubuh itu sebagai bagian dari ritual.

Di Mapolres Metro Jakarta Barat, pelaku mengaku sudah berhubungan dengan korban selama 1 tahun 7 bulan. Belakangan, pelaku merasa sakit hati karena sering dihina korban, dan terakhir diusir dari rumah korban.

Kedua pelaku dijerat dengan pasal 340 KUHP dan 365 KUHP dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara.

Dari tangan tersangka, 1 golok, 1 gulung tali rafia, 1 potong lakban, 1 pasang sepatu warna hitam, 1 potong celana panjang abu-abu, 2 buah bantal warna putih dengan bercak darah, 1 tas wanita warna abu-abu, 1 kain warna merah ada noda darah, 1 handuk warna putih dengan noda darah, 1 unit mobil Daihatsu Xenia no polisi B 1359 BOK, dan 1 potong baju warna putik bermotif kembang-kembang penuh dengan darah.