Berjubel dalam Satu Angkot Demi Piknik di Tebet Eco Park
Merdeka.com - Rombongan serba ada. Julukan bagi Yatni (48) dan kawan-kawannya. Wanita asal Kota Serang Baru Cikarang ini rela berjubel dalam angkot. Demi bisa berpiknik di Tebet Eco Park, Jakarta Selatan.
Termos air panas, gelas plastik, kopi sachet, kue khas lebaran, kacang tanah, jadi bekal rombongan serba ada ini untuk bertamasya di Tebet Eco Park.
Mereka tidak sengaja untuk piknik ke Tebet Eco Park. Niat hati ingin ke Kota Tua. Namun rupanya, di sana sedang ada perbaikan jalan. Destinasi wisata terpaksa diubah.
"Jadinya ke Tebet Eco Park, di media sosial kan ramai tuh," kata Yatni saat berbincang kepada merdeka.com, Rabu (11/5).
Yatni dan 16 orang lainnya menggunakan transportasi KRL rute Cikarang-Jakarta Kota. Sepakat bertemu di Stasiun Tebet. Demi melanjutkan perjalanan bersama ke Tebet Eco Park.
Nensi, anggota kelompok piknik Yatni menimpali, begitu hebohnya di sepanjang perjalanan, mereka tidak cukup cepat masuk atau keluar dari gerbong kereta. Hasilnya, satu anggota mereka sempat tertinggal.
"Pintunya sudah keburu tutup, dia (menunjuk anggota kelompok) ketinggalan. Ini enggak bisa kebuka lagi, emang angkot, tapi kan sudah gede, bisa balik lagi," kata Nensi disambut gelak tawa kawan-kawannya.
Kehebohan Yatni rombongannya tidak hanya insiden tertinggal kereta, saat seluruh kelompok berkumpul di Stasiun Tebet, mereka tidak menggunakan ojek atau taksi online menuju Tebet Eco Park.
Sopir mikrolet di Stasiun Tebet, menggiring mereka untuk naik. Tanpa basa-basi se-17 orang berjejalan dalam satu angkot. "Sampai sopirnya enggak muat duduk," kata teman Yatni sambil tertawa.
"Dan itu bukan charter, abangnya sampai minta nomor telepon kalau kita pulang biar dijemput lagi," imbuhnya.
Yatni kemudian menimpali, keberadaan Tebet Eco Park di tengah kota urban merupakan hal bagus. Sebab, menurutnya, meski ada beberapa ruang terbuka hijau di Jakarta, namun tidak luas seperti di Tebet Eco Park.
Hal penting menurut Nensi yang menjadi unggulan Tebet Eco Park adalah adanya fasilitas lengkap, seperti musala, toilet, dan arena bermain anak.
Satu harapan Nensi, dan kawan-kawan, akses piknik alam di tengah kota seperti ini tetap gratis. "Semoga terus gratis," harap dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usai purna tugasnya di tubuh militer tanah air, Mbah Wo memilih tak berdiam diri.
Baca SelengkapnyaAksinya pun banjir sorotan hingga gelak tawa dari warganet.
Baca SelengkapnyaSaat pembangunan waduk terjadi sebuah insiden jebolnya tanggul pembantu yang memakan korban hingga 127 orang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terdapat beberapa makanan dan minuman yang terletak di sebelahnya. Jumlah makanan yang dibawanya pun tidak sedikit.
Baca SelengkapnyaLembah Tepus punya air yang super jernih dan dikelilingi bukit hijau
Baca SelengkapnyaIni merupakan jejak kaki manusia tertua dan paling awet yang pernah ditemukan.
Baca SelengkapnyaDari berjualan di kawasan wisata, dia bisa meraup omzet Rp 3 juta per hari.
Baca SelengkapnyaTempat wisata ekstrem, menyediakan meja makan kayu yang menggantung di sisi air terjun yang tinggi.
Baca SelengkapnyaSeorang warganet mengabadikan keseruan itu dari jendela kamar kosnya.
Baca Selengkapnya