Asosiasi PKL: Pemerintah Daerah Hanya Bisa Mengusir Tanpa Memberikan Solusi
Merdeka.com - Pedagang Kaki Lima (PKL) masih banyak berdiri di trotoar kawasan Jakarta hingga saat ini. Situasi tersebut membuat para pejalan kaki tidak dapat leluasa berjalan di trotoar, karena terhalang gerobak para pedagang itu.
Beberapa hari yang lalu, Pemrov DKI Jakarta sudah membuat kebijakan untuk merevitalisasikan pedagang yang berjualan di atas trotoar.
Menurut Hari Nugroho selaku Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, PKL dilarang mengotori trotoar yang sudah direvitalisasikan nantinya. PKL yang nantinya akan digusur sudah dipersiapkan tempat untuk para pedagang.
Dalam berita sebelumnya, para pedagang kawasan stasiun Tebet, menyetujui kebijakan revitalisasi trotoar dari pedagang kaki lima oleh Pemrov DKI. Salah satu pedagang di stasiun Tebet, sudah memutuskan jika terjadi pergusuran, akan pulang ke kampung halaman.
Adapun Ketua Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia, Hoiza Siregar menanggapi kebijakan Pemrov merevitalisasikan trotoar dari pedagang.
"Seharusnya pedagang kaki lima, mendapat tempat atau lokasi binaan, sekarang yang menempati lokasi binaan, kebanyakan pedagang baru yang mampu bayar lapak," kata Hoiza Siregar saat dihubungi merdeka.com, Rabu (28/8).
Hoiza mengatakan saat ini pedagang kaki lima yang sudah lama berjualan tidak mendapat lapak yang layak. Menurutnya, justru pedagang baru yang mampu membayar pajak, yang dapat fasilitas.
Hoiza juga menjelaskan lokasi binaan adalah tempat di mana para pedagang dengan aman (tanpa gangguan) untuk mencari nafkah.
"Pihak Pemerintah Daerah hanya bisa mengusir, tanpa memberikan solusi," tegasnya.
Saat ini PKL yang sudah di usir oleh Pemrov DKI dari trotoar belum mendapatkan solusi bagaimana kelanjutan untuk berjualan lagi. Sehingga, hal itu yang menyebabkan PKL masih banyak ditemui di trotoar.
"Pemda harus bisa serius menempatkan PKL ketempat dagang yang ada pembelinya," ujar dia.
Hoiza memberikan solusi kepada Pemrov DKI Jakarta, Para PKL dipindahkan ke tempat yang banyak pembelinya, "PKL di trotoar kebanyakan sudah memiliki pelanggan tersendiri," pungkasnya.
Selain itu, adanya pelatihan dan pendampingan sangat mempengaruhi untuk para PKL, karena jika terjadi pergusuran, PKL tetap bisa mencari nafkah.
Menurut Hoiza, solusi terbaik untuk para PKL di trotoar adalah Pemrov memberikan tempat yang layak serta pelatihan dan pembinaan supaya PKL dapat mencari nafkah dengan aman.
"Ya Pemprov jangan cuma formalitas saja menangani PKL, perlu juga diajak asosiasi, bicara sama-sama gimana cara mengatasinya," tutupnya.
Reporter Magang: Chicilia Inge
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Desakan tiga mantan pimpinan KPK itu disampaikan dengan menyurati Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP mengingatkan Kapolri banyak suara dari rakyat yang juga berharap agar Polri tetap netral di Pemilu 2024 ini.
Baca SelengkapnyaKorlantas menjelaskan persiapan mudik balik Lebaran 2024 mencapai 98 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Koalisi Masyarakat Sipil menilai Pemberian gelar jenderal kehormatan kepada Prabowo Subianto merupakan langkah keliru
Baca SelengkapnyaImbauan itu sesuai dengan perintah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Baca SelengkapnyaKomisi III DPR mendesak agar perkara tersebut segera dibereskan agar KPK kembali mendapat kepercayaan publik.
Baca SelengkapnyaTKN menilai sulit mencari sosok yang sepadan untuk menggantikan Prabowo menjadi Menhan
Baca SelengkapnyaJokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaKapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.
Baca Selengkapnya