Akui bertemu Taufik, Heru bersumpah tak bahas suap raperda reklamasi
Merdeka.com - Nama Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, terdengar di persidangan kasus dugaan suap pembahasan raperda reklamasi, kemarin. Nama Heru pertama kalinya disebut JPU saat melontarkan pertanyaan pada Gubernur Basuki alias Ahok yang menjadi saksi untuk terdakwa Ariesman.
Heru yang didaulat Ahok menjadi cawagubnya di Pilgub DKI nanti mengakui pernah bertemu dengan Wakil Ketua DPRD DKI, M Taufik. Ajakan bertemu itu melalui telepon saat dirinya sedang mengikuti pendidikan.
"Beliau telepon minta ketemu, ngobrol soal Kamal Muara, sheet pile, NCICD. Saya jelaskan soal perencanaan dan tata ruang," kata Heru saat dihubungi wartawan, Selasa (26/7).
Pertemuan itu dilakukan pada bulan Maret, namun lupa tepatnya kapan. Pertemuan dilakukan di Plaza Indonesia, Grand Hyatt, tak lama hanya 10 menit saja.
"Soal program NCICD, dia (Taufik) bilang warga resah. Demi tuhan enggak ada cerita (raperda reklamasi), orang pesan pisang goreng enggak habis," jelasnya.
Pembicaraan itu dianggapnya tak terlalu penting. Sehingga tak disampaikan ke Ahok sebagai gubernur. "Karena bukan domain saya," tegasnya.
Meski demikian, Heru mengakui dalam pertemuan yang singkat itu Taufik sempat curhat soal pembahasan raperda reklamasi. Dalam pembicaraan itu, Taufik ngeluh besarnya kontribusi tambahan pengembang yang diusulkan DKI mencapai 15 persen.
"Saya anggap itu hanya obrolan biasa. Enggak ada substansi yang dalam. Dia sepintas curhat saja. Dia bilang di dewan sedang dibahas soal 15 persen itu. Ya kita serahkan ke Balegda," tambahnya.
Dia menegaskan tak ada soal suap yang dibahas dalam pertemuan itu. Dia menampik sempat mengucap tak melapor ke Ahok karena tak mau menyeret mantan bupati Belitung Timur itu.
"Enggak. Saya enggak tahu, saya enggak ngomong begitu. Lapor sudah ada berita saya izin mohon maaf beliau," pungkasnya.
Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum KPK bertanya kepada Ahok, apakah dirinya mengetahui pertemuan antara Heru dan Taufik adalah untuk membahas besaran kontribusi tambahan kepada pengembang reklamasi teluk Jakarta. Ahok mengaku tidak tahu.
"Tidak tahu pak. Terakhir setelah kasus ini muncul di sidang, Pak Heru memang datang ketemu saya," kata Ahok di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jalan Bungur Besar, Jakarta, Senin (25/7).
Menurut Ahok, usai bertemu Taufik, Heru langsung menemuinya dan meminta maaf. Akan tetapi, Heru menutup rapat-rapat pembahasan yang dilakukannya dengan wakil DPRD DKI itu.
"Dia laporkan, Pak, saya mohon maaf, saya memang ada ketemu Pak Taufik di luar. Terus saya bilang, 'Masalah apa?'. (Heru menjawab) 'Sebaiknya Bapak enggak usah tahu saja lah, Pak. Karena ini sudah jadi masalah.'," ujar Ahok menirukan ucapan Heru.
"Dia enggak mau ngomong. Dia ada pertemuan, dia bilang, 'Saya tidak mau libatkan Bapak.'," sambung Ahok.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Muhaimin atau Cak Imin pada siang harinya juga mencuitkan soal slepet.
Baca SelengkapnyaHeru menyatakan, telah memantau penanganan banjir di Hek Kramat Jati. Dia mengeklaim, saat ini banjir sudah terkendali.
Baca SelengkapnyaSebuah mobil tiba-tiba menabrak bagian tembok hingga menerobos ke dalam kamar miliknya. Namun ia nampak heran bukannya kaget.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Meski membawa para suster, Atta dan Aurel Hermansyah kompak mengurus putri-putrinya sendiri saat berada di dekat Ka'bah.
Baca SelengkapnyaIsi pesannya aykni agar tak melakukan pelanggaran hingga hidup bermewah-mewahan.
Baca SelengkapnyaTernyata, memotret orang lain yang sedang tertidur diam-diam sebagai bahan lucu-lucuan bisa dipidana sampai 12 tahun.
Baca SelengkapnyaHasbi yang diduga mengampanyekan Cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaAnies menjamin, bersama Cak Imin membuka dialog. Termasuk membuka ruang orang-orang yang kontra kepada dirinya untuk berdialog.
Baca Selengkapnya"Iya, iya (akan diusut dugaan tindak pidananya)," kata Bagja
Baca Selengkapnya