Ahok tak mau mafia tanah Cengkareng melenggang bebas, harus dipidana
Merdeka.com - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan adanya pembelian lahan milik sendiri yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Tanah tersebut dibeli dengan harga Rp 648 miliar, yang belakangan diketahui milik Dinas Kelautan, Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPKP).
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meyakini ada mafia tanah yang bermain di balik pembelian tersebut. Apalagi, diketahui ada dua bukti kepemilikan terhadap lahan yang sama, satu milik DPKP dan satu lagi milik Toeti Noeziar Soekarno, penjual lahan untuk rumah susun Cengkareng Barat.
Temuan tersebut membuat Basuki marah. Dia menyatakan tidak akan membiarkan pemalsu sertifikat bebas berkeliaran.
"Orang yang main kan enggak boleh dilepasin, harus dipenjara. Kalau sudah terima duit, harus dipidana," ujar Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota, Jl Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (28/6).
Meski demikian, dia menyerahkan sepenuhnya kepada Biro Hukum dan kejaksaan untuk membuktikan kepemilikan tanah tersebut. Ahok juga sudah menggandeng KPK untuk mengungkap keganjilan di balik pembelian lahan di Cengkareng.
"Betul, tapi posisinya digugat. Kalau kayak begitu biasanya kita akan beratkan kepada jaksa untuk menagih. Kerugian begitu," tandasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok menceritakan hanya Megawati yang mendukungnya sebagai Cagub DKI.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahja Purnama alias Ahok meluruskan dirinya bukanlah orang yang menolak pembangunan IKN yang telah dicanangkan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaNamun baginya, keadilan dan kebenaran lah yang membuatnya tetap pada pendiriannya tersebut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ahok berandai jika ditawari dan berkesempatan menempati jabatan di pemerintahan.
Baca SelengkapnyaEks Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membeberkan alasannya mendukung pasangan calon nomor urut 03 Ganjar Pranowo- Mahfud Md.
Baca SelengkapnyaAhok bakal fokus memenangkan Ganjar-Mahfud di Jakarta.
Baca SelengkapnyaMenurut Arsjad semua orang bebas dalam menyuarakan untuk mendukung siapa saja dengan cara yang berbeda-beda, termasuk Ahok.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman yakin rakyat lebih memihak Jokowi dibanding Ahok.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran membela Presiden Jokowi yang disebut Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak bisa bekerja.
Baca Selengkapnya