Ahli Beberkan Syarat Agar Sumur Resapan di Jakarta Berfungsi Optimal
Merdeka.com - Permasalahan sumur resapan di ibu kota Jakarta tak kunjung selesai. Ada yang sedang mulai dibenahi. Sedangkan beberapa masih terbengkalai begitu saja. Keberadaan sumur resapan di trotoar jalan ini tentu membahayakan para pengguna jalan.
Salah satu yang sudah dibenahi adalah di daerah Jalan Lebak Bulus III, Jakarta Selatan. Sumur-sumur resapan ini berada di jalan yang menurun. Ada sekitar 23 sumur resapan. 8 sumur terletak sebelum Gereja Sumber Kasih dan sisanya terletak di depan gereja tersebut.
Pakar Teknologi Lingkungan Universitas Indonesia, Firdaus Ali menilai kemampuan daratan Jakarta menyerap air tidak dapat dioptimalkan, meski pemerintah Pemprov DKI membangun sumur resapan. Menurut Firdaus, ada tiga hal yang membuat sumur resapan atau biopori berfungsi optimal.
Pertama karakteristik tanah. Firdaus mengatakan, jika karakteristik tanah cenderung lempung, akan sangat kecil fungsi tanah menyerap air.
"(Tanah) lempung relatif kecil permeabilitas untuk bisa meneruskan atau meresapan air ketimbang tanah yang berpasir (sandy)," ucap Firdaus kepada merdeka.com, dikutip pada Minggu (5/12).
Kedua elevasi muka air tanah. Menurut dia, semakin tinggi elevasi (posisi ketinggian) muka air tanah semakin sulit untuk menerima dan meresapkan air.
Terakhir kondisi saturasi air tanah. Firdaus mengatakan, pada musim hujan tanah cenderung jenuh air sehingga efektifitasnya dalam membantu meresapkan air mengecil.
Dari tiga hal tersebut, Firdaus berpendapat bahwa karakterisitik tanah di DKI bervariasi. Menurut dia, karena struktur geologi tanah didominasi oleh endapan sedimen dan berada di daerah pesisir sehingga memberikan tantangan tidak sederhana.
Sebagai contoh, Firdaus menyebutkan di wilayah selatan, tanah cenderung lempung sehingga agak kecil kemampuan resapannya jika dikaitkan dengan upaya menghilangkan genangan dalam waktu cepat. Kemudian, di belahan tengah menuju utara cenderung berpasir sehingga relatif lebih bisa meresapkan air hujan.
"Tapi celakanya elevasi muka tanahnya tinggi yang berakibat sulit diharapkan bisa meresapkan air dalam jumlah besar," tutup dia.
Pemprov DKI Tetap Bangun Sumur Resapan Meski Anggaran 2022 Dicoret DPRD
Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Dudi Gardesi menyatakan pihaknya akan tetap melanjutkan pembangunan sumur resapan pada tahun 2022 meski tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Kata dia, dalam pembangunan tersebut rencananya dilakukan berdasarkan kebutuhan setiap wilayah yang memerlukan sumur resapan.
"Nanti kita lihat kasus per kasus, karena memang ada genangan-genangan yang mungkin masih sering terjadi, intensitasnya masih kerap walaupun sudah ditanam, nanti ditambahkan," kata Dudi saat dikonfirmasi, Jumat (3/12).
Dudi menyatakan nantinya pembangunan sumur resapan pun tak dapat dilakukan secara masif seperti saat ini. Lanjut dia, sumur resapan yang akan dibangun jauh dari jumlah yang ditentukan jika menggunakan anggaran APBD DKI.
"Ya kalau ini janji tahun 2021 tanpa pihak ketiga, itu paling banyak 2 ribuan, paling banyak. Tapi upaya itu tetap ada," ucapnya.
Sebelumnya, DPRD DKI Jakarta mencoret anggaran program penanganan banjir Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berupa pembuatan sumur resapan vertikal pada 2022.
Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Nasdem, Nova Paloh mengungkapkan bahwa Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengusulkan anggaran pembangunan sumur resapan sebesar Rp 330 miliar pada KUA-PPAS 2022.
Namun alokasi tersebut dihapus saat pembahasan Rapat Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta pada Rabu (24/11/2021) lalu.
"Di-nol-kan (anggaran sumur resapan) dari forum Banggar kemarin. Jadinya tidak ada kegiatan lagi untuk sumur resapan," ujar Nova dikutip dari Antara, Jakarta, Rabu (1/12/2021).
Nova menjelaskan, anggaran sumur resapan telah dipangkas lebih dari separuh sehingga tersisa Rp 120 miliar saat pembahasan di Komisi D DPRD DKI sebelum dibawa ke Rapat Banggar.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada sejumlah catatan yang membuat penyemprotan air ke jalan tak sepenuhnya efektif mengurangi polusi udara.
Baca SelengkapnyaMasalah polusi udara semakin mengkhawatirkan. Khususnya di Jakarta. Berikut dampak polusi udara pada kesehatan anak yang perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaPengelolaan sampah secara berkelanjutan masih perlu menjadi perhatian serius di Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di tengah paparan polusi udara, kita masih punya harapan untuk meminimalisir dampaknya dan mencegah situasi menjadi lebih kritis.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta akan memantau faktor terjadinya banjir dan kesiapan pompa saat dibutuhkan.
Baca SelengkapnyaWarga Cisuru, Cilegon, Banten kerap mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih
Baca SelengkapnyaPrihasto juga meninjau instalasi pompa hidran hasil kolaborasi TNI, Pemkab Banyumas dan Kementan di Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, bendungan dan Instalasi Pengolahan Air itu memiliki banyak manfaat untuk masyarakat.
Baca SelengkapnyaAirlangga menyalurkan hak pilihnya di TPS 05 yang berlokasi di SMKN 6, Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,
Baca Selengkapnya