Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

5 Terobosan gila atasi macet Jakarta yang tak berhasil

5 Terobosan gila atasi macet Jakarta yang tak berhasil

Merdeka.com - Jakarta semakin hari semakin berubah bentuk. Semakin padat, macet, kumuh dan semrawut.

Bagaimana tidak, cukup banyak penduduk dari seluruh Indonesia bermigrasi ke Jakarta. Jakarta sebagai Ibu Kota dan pusat bisnis, membuat orang berbondong-bondong datang dengan harapan memperoleh kehidupan yang lebih baik karena secara finansial terjadi perubahan.

Perubahan yang paling dirasakan dari Jakarta adalah soal lalu lintasnya. Setiap tahun, jumlah kendaraan semakin bertambah dan tak pernah berkurang. Beban jalan tak sebanding dengan pertumbuhan jalan itu sendiri. Sekadar diketahui penambahan jalan di Jakarta hanya 0,1 persen pertahun, sementara satu harinya ribuan kendaraan lalu lalang.

Kendaraan itu bukan hanya milik warga Jakarta. Tapi tidak sadari salah satu penyumbang kemacetan adalah kendaraan pribadi yang datang dari beberapa daerah sekitar Jakarta, antara lain Depok, Tangerang, Bogor dan Bekasi.

Berbagai solusi coba dilakukan agar macet di Jakarta bisa berkurang. Misalnya dengan membangun jalan layang, underpass atau bus rapid transit (BRT) busway. Sayang, solusi itu pun tak mampu mengurai kemacetan.

Masyarakat beralasan, transportasi umum yang ada belum memadai. Dengan kondisi yang demikian, pemerintah serba bingung. Artinya sekalipun ada kebijakan tapi tidak didukung kesadaran masyarakat maka keberhasilannya akan sulit didapat.

Berikut ini beberapa jurus yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi macet di Jakarta tapi belum menunjukkan hasilnya.

Sistem 3 in 1

Sekitar tahun 2006-an, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan sistem 3 in 1 di beberapa ruas jalanan Ibu Kota. Sistem ini diberlakukan di ruas jalan protokol yang kerap kali mengalami kemacetan di jam-jam sibuk yakni pada pagi dan sore hari.Maksud sistem ini adalah, mobil pribadi yang melintas di jalan yang memberlakukan 3 in 1 tidak boleh berpenumpang hanya satu atau dua orang. Tapi harus lebih dari tiga orang.Bagi yang kebetulan melintas di daerah yang menerapkan 3 in 1 seperti di ruas Jalan MH Thamrin atau Senayan sendirian atau hanya berdua, maka mereka harus mencari penumpang tambahan. Nah, rupanya sistem ini dimanfaatkan warga kurang mampu untuk membantu mereka yang membutuhkan penumpang tambahan selama melintas di jalur 3 in 1.Mereka ini disebut sebagai joki 3 in 1. Biasanya mereka diberi upah Rp 5.000 sampai Rp 15.000.Seiring berjalannya waktu, kini sistem itu tak mampu mengurangi kemacetan. Seperti di jalur MH Thamrin, kemacetan tetap saja terjadi di jam-jam sibuk terutama jam pulang kerja.

Bangun underpass dan flyover

Pemprov DKI juga membangun jalan layang (flyover) atau jalan terowongan (underpass) dengan harapan memecah titik konsentrasi macet terutama di persimpangan. Seperti di perempatan Jalan Mampang, perempatan Kuningan, dan underpass Casablanca.Sayang pembangunan dengan nilai triliunan itu nyatanya tak membuat kemacetan teratasi. Volume kendaraan lebih menggila dibandingkan penambahan badan jalan itu sendiri.Kini, flyover Kuningan, flyover Mampang, dan underpass Casablanca padat kendaraan. Pemandangan itu terjadi saban hari kerja.

Pembangunan busway

Gubernur Sutiyoso kesal melihat kemacetan Jakarta yang semakin menjadi-jadi. Dia akhirnya memilih membangun proyek bus rapid transit (BRT) TransJakarta. Jalur ini dibangun dengan mengambil sisi kanan badan jalan.Hingga kini 12 koridor telah dibangun. Pembangunan jalur ini kebanyakan di kawasan yang bersinggungan dengan kemacetan di jalur arteri.Nyatanya, keberadaan bus ini juga tak bisa mengurai kemacetan. Yang terjadi malah, kendaraan pribadi menerabas jalur khusus bus berbahan bakar gas ini karena tak bisa bergerak ketika melintas di jalan regular yang padat kendaraan.

Sistem contra flow (berlawanan arus)

Bukan hanya jalur regular yang mengalami macet. Di jalur tol dalam kota pun kemacetan sudah jadi pemandangan biasa. Khususnya jalur Cawang sampai Gatot Subroto.Untuk mengurai antrean kendaraan, Pemprov DKI Jakarta bekerjasama dengan Ditlantas Polda menerapkan sistem contra flow (lawan arus). Setiap pagi, sampai pukul 09.30 WIB jalur yang mengarah ke Cawang diambil satu jalur untuk kendaraan yang mengarah ke Gatot Subroto.Setelah lima bulan lebih diterapkan, nyatanya sistem itu tidak bisa mengurai kemacetan di jalur tol dalam kota.

Rekayasa lalu lintas

Polda Metro Jaya dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta melakukan rekayasa di Traffic Light (TL) di simpangan Kuningan, TL Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.Sistem ini mulai diberlakukan sejak Juni lalu. Rekayasa lalu lintas berlaku di jam-jam sibuk pagi hari sejak pukul 06.30 WIB sampai pukul 9.30 WIB.Skema rekayasa lalu lintas yang dilakukan di sekitar TL Santa, kendaraan yang datang dari arah Jalan Wijaya dan akan menuju ke Kapten Tendean, maka tidak bisa langsung berbelok ke kanan seperti sebelum-sebelumnya. Seluruh kendaraan dari arah Jalan Wijaya harus berbelok ke kiri terlebih dulu, lalu berputar balik di TL Santa lalu lurus kembali ke Tendean.Setelah TL Santa, rencananya rekayasa lalu lintas juga akan dilakukan di TL Mampang.Nyatanya, sistem ini tidak bisa mengurai kemacetan di kawasan itu.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kapolda Metro Jaya Akui Belum Temukan Cara 'Ampuh' Atasi Macet Jakarta
Kapolda Metro Jaya Akui Belum Temukan Cara 'Ampuh' Atasi Macet Jakarta

"Kami dan Pemda belum menemukan formula yang tepat bagaimana mengatasi kemacetan," kata Karyoto

Baca Selengkapnya
Jakarta Dikepung Macet Panjang Jelang Tengah Malam, Ini Titik-Titiknya
Jakarta Dikepung Macet Panjang Jelang Tengah Malam, Ini Titik-Titiknya

Jakarta dikepung kemacetan panjang jelang Rabu tengah malam.

Baca Selengkapnya
Jakarta Macet Parah Jelang Tengah Malam, Ternyata Penyebabnya Karena Hal Ini
Jakarta Macet Parah Jelang Tengah Malam, Ternyata Penyebabnya Karena Hal Ini

Jakarta Macet Parah Jelang Tengah Malam, Ternyata Penyebabnya Karena Hal Ini

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pegawai Lapas Jakarta Terlibat Kasus 52 Kg Sabu, Berhasil Digagalkan!
Pegawai Lapas Jakarta Terlibat Kasus 52 Kg Sabu, Berhasil Digagalkan!

Penangkapan dilakukan di dua lokasi berbeda, dimana salah satu tersangka ada pegawai Lapas.

Baca Selengkapnya
Catat, Ini Titik Rawan Macet di Jalan Arteri Saat Arus Balik ke Jakarta
Catat, Ini Titik Rawan Macet di Jalan Arteri Saat Arus Balik ke Jakarta

Kemacetan selama arus balik tidak hanya terjadi di jalan tol. Ternyata sejumlah ruas jalan arteri utama juga kerap menjadi titik rawan kemacetan.

Baca Selengkapnya
Kehabisan Bensin di Tengah Kemacetan Tol Pelabuhan Merak? Begini Solusinya
Kehabisan Bensin di Tengah Kemacetan Tol Pelabuhan Merak? Begini Solusinya

Upaya itu dilakukan untuk memastikan pasokan bahan bakar minyak (BBM) aman mengantisipasi kemacetan di Tol Jakarta-Merak.

Baca Selengkapnya
Cara Mengatasi Batuk Kering pada Anak, Mudah dan Efektif
Cara Mengatasi Batuk Kering pada Anak, Mudah dan Efektif

Merdeka.com merangkum 10 cara mengatasi batuk kering pada anak dengan aman dan efektif.

Baca Selengkapnya
Pemudik Terjebak Macet di Tol Jakarta-Merak Tak Perlu Khawatir Kehabisan Bensin, Pertamina Siapkan Solusi Ini
Pemudik Terjebak Macet di Tol Jakarta-Merak Tak Perlu Khawatir Kehabisan Bensin, Pertamina Siapkan Solusi Ini

Pemudik yang terjebak macet dipastikan bisa tetap mengisi BBM

Baca Selengkapnya
Ternyata Macet di Jakarta Lebih Awal saat Ramadan, Berikut Waktunya
Ternyata Macet di Jakarta Lebih Awal saat Ramadan, Berikut Waktunya

Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengelompokkan menjadi dua waktu macet di Jakarta yaitu pada pagi dan petang.

Baca Selengkapnya