Tembus Pasar Eropa, Kopi Cigalontang Komodistas Tasikmalaya Ini Makin Diminati
Merdeka.com - Komoditas kopi di wilayah Puspamukti, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, terus menunjukkan peningkatan permintaan di tengah masa pandemi Covid-19 seperti sekarang.
Bahkan pesanannya tak hanya datang dari dalam negeri, melainkan sudah tembus hingga pasar kopi internasional.
Seperti melansir dari Liputan6 Jumat (04/6/2021), peningkatan produksi tersebut terjadi beberapa waktu belakangan, dengan target penjualan ekspor ke negara Eropa, salah satunya kota mode, Prancis. Berikut informasi selengkapnya.
11 Desa Penghasil Kopi Cigalontang
Kopi Cigalontang
©2021 Liputan6/ Merdeka.com
Menanggapi geliat kopi Cigalontang yang mendunia, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tasikmalaya Mohamad Zen mengatakan, kopi khas Kota Santri tersebut mampu bertahan di tengah kondisi yang goyah seperti sekarang.
Menurutnya, ada 11 desa di Cigalontang yang menghasilkan kopi berkualitas, salah satunya kopi arabika Java Sukapura yang diminati Eropa.
“Ada sekitar 11 desa yang menghasilkan kopi Cigalontang di sini hingga luasan perkebunan mencapai 6.200 hektare lebih," kata Zen, di sela-sela sambutan pemberian bantuan Gudang dan Rumah Jemur Kopi Cigalontang bantuan Bank Indonesia (BI) kemarin.
Dari jumlah tersebut, sekitar 5.871 hektare di antaranya merupakan kebun umum dengan rincian sekitar 3.273 hektare perkebunan rakyat, serta 1.807 hektare perkebunan besar negara.
“Khusus kopi dalam tiga tahun terakhir luasannya naik terus,” ujarnya.
Luas Lahan Kopi di Tasikmalaya
Untuk saat ini, total luasan lahan perkebunan kopi di wilayah Tasikmalaya telah mencapai 2905 hektare, dengan sekitar 1.533 hektare di antaranya merupakan lahan tanam dengan kategori belum menghasilkan, dan 1.275 hektare sudah mulai menghasilkan.
“Untuk jenis luwak hanya 97 hektare, namun sudah mampu menghasilkan kopi,” kata dia.
Ia pun terus meminta agar para petani di sana tak puas diri, dengan terus berinovasi lewat varian kopi ekspor Cigalontangnya guna kesejahteraan para petani.
“Kita jangan puas dulu, persaingan semakin ketat sehingga perlu strategi, teknik budaya sesuai standar teknis, hingga pengolahan pascapanennya,” pesan Zen kepada petani.
Kopi Dengan Sistem Produksi yang Berkualitas
Sementara itu, keunggulan kopi Cigalontang turut diapresiasi oleh Ketua Koperasi Classic Beans Hamzah Fauzi Nur Amin yang akan menampung kopi ekspor mereka.
Hamzah mengaku terkesan dengan pola tanam yang dilakukan petani kopi arabika Cigalontang. Ia memandang jika tekstur tanah di sana masih bagus, unsur hara Cigalontang pun masih belum begitu terganggu tanaman sayuran.
Kondisi itu dikatakannya turut mempengaruhi kualitas kopi yang ditanam, sehingga jadi lebih berkualitas dan unggul.
“Di sini juga pegunungannya masih terjaga dengan baik, jauh dari jangkauan area tanaman sayuran warga,” ujarnya.
Tiga Kali Ekspor
Pengelola sekaligus pemilik paguyuban kopi Sunda Hejo Kadungora Garut tersebut menyatakan untuk tahap awal petani kopi Cigalontang, sudah berhasil mengirimkan tiga kali produk ke luar negeri dengan total belasan ton.
“Tujuan awal mungkin kami sertakan untuk tujuan Prancis dulu, baru setelah itu ke negara lain,” kata dia.
Khusus untuk jenis arabika, potensinya amat menjanjikan karena menggunakan sistem produksi yang baik melalui pola tanam dan panen petani.
“Saya lihat daya dukung padanya juga sangat bagus, termasuk BI (Bank Indonesia),” kata dia.
Pria yang karib disapa Robert oleh kalangan pecinta Kopi di Jawa Barat itu menyatakan, geliat kopi internasional mulai tumbuh seiring membaiknya kondisi perekonomian dunia sejak awal pandemi Covid-19 satu tahun lalu.
“Harganya belum kembali normal, namun permintaan mulai naik meskipun masih belum ke kembali ke posisi semula,” kata dia.
Tetap Bertahan di Tengah Turunnya Harga Kopi Dunia
Sejak satu tahun belakangan, dirinya mengatakan rata-rata serapan kopi dunia turun hingga 30 persen. Tidak hanya soal jumlah pemesanan yang berkurang, namun harga kopi dunia juga ikut menukik.
“Biasanya setahun kami bisa kirim di atas 100 kontainer, sekarang kami menargetkan hingga 70 kontainer dulu, bahkan tahun lalu barang sempat tidak keluar (ekspor) sama sekali,” ujar dia yang telah melakukan ekspor sejak 2011 lalu tersebut.
Ia menambahkan, dibanding kopi dunia lainnya seperti Brasil, kopi arabika asal Indonesia dinilai memiliki rasa yang lebih beragam dan unik, sehingga memiliki pangsa pasar tersendiri.
“Mungkin juga sebagai negara kelautan dan negara vulkanis atau pegunungan sehingga soal rasa beragam dan unik,” kata dia.
Amerika dan Australia Juga Jadi Target Ekspor
Pada tahap awal pengiriman semester dua di tahun ini, kopi arabika Cigalontang akan melebarkan sayap ekspornya ke beberapa negara lainnya di Amerika dan Australia melalui Koperasi Classic Beans itu.
“Sebenarnya ada juga teman-teman di Inggris dan Jerman yang menjadi market kami, tapi mereka lebih suka membeli ke Swiss,” kata dia.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bangunan itu mulai digunakan untuk penggorengan maupun penggulingan kopi pada tahun 1928
Baca SelengkapnyaMasyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaBegini sikap Prabowo Subianto saat minum kopi di tengah kampanye di Medan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Merdeka.com merangkum informasi tentang cara membuat tas dari bungkus kopi yang mudah dan bermanfaat.
Baca SelengkapnyaKopi ini dulunya sempat menjadi sumber penghasilan andalan masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaKeberadaan gudang ini diketahui setelah sebelumnya dilakukan penggerebeken terkait produksi pil koplo di Bekasi.
Baca SelengkapnyaBerbagai kreasi kopi populer yang bisa dibuat sendiri di rumah.
Baca SelengkapnyaAreal panen kopi di Indonesia rata-rata seluas 1.25 juta ha/tahun.
Baca SelengkapnyaMinum kopi di pagi hari bisa berdampak buruk terutama pada kondisi perut kosong.
Baca Selengkapnya