Mengenal Social Distancing dan Bagaimana Pengaruhnya Tekan Penyebaran COVID-19
Merdeka.com - Sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan coronavirus atau COVID-19 sebagai pandemi, banyak negara yang kini telah mengambil langkah lockdown untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 semakin meluas di negaranya.
Demikian juga dengan WHO yang sudah memberikan instruksi untuk melakukan langkah-langkah pencegahan penyebaran pandemi COVID-19 ini semakin meluas, salah satunya dengan menerapkan langkah social distancing measure.
Di Indonesia, langkah social distancing ini juga sudah mulai digalakkan oleh pemerintah dan mulai banyak diterapkan oleh masyarakat. Sekarang ini masyarakat sudah mulai membatasi aktivitas di luar rumah sebagai upaya penekanan penyebaran virus COVID-19 ini.
Namun, tahukah Anda apa sebenarnya social distancing itu? Dan bagaimana pengaruhnya terhadap penyebaran virus COVID-19?
Berikut ulasannya, dilansir dari situs resmi John Hopkins University :
Apa itu Social Distancing?
Sumber: AFP Photo 2020 Merdeka.com
Social distancing adalah sebuah gerakan dari praktik kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk mencegah orang sakit melakukan kontak jarak dekat dengan orang sehat untuk mengurangi peluang penularan penyakit.
Social distancing ini dapat mencakup langkah-langkah dengan skala besar, seperti membatalkan acara kelompok atau menutup ruang publik, serta keputusan individu dalam menghindari keramaian.
Setelah WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi, tujuan diberlakukannya social distancing sekarang ini adalah untuk memperlambat penyebaran wabah untuk mengurangi kemungkinan lebih banyaknya orang yang terinfeksi COVID-19 dan juga untuk mengurangi beban pada sistem perawatan kesehatan dan para pekerja tenaga kesehatan.
Social distancing ini merupakan sebuah penggambaran dan upaya untuk "perataan kurva" penyebaran COVID-19 yang tadinya bergerak naik menjadi lebih landai, yang selama ini dinilai menjadi salah satu cara yang paling efektif memutus rantai penyebaran COVID-19 dan bisa membantu menekan angka penderita agar tenaga kesehatan bisa memberikan perawatan maksimal terhadap pasien yang terinfeksi sehingga meningkatkan angka harapan sembuh.
Bagaimana Sebenarnya Praktik Social Distancing?
Menurut CDC (The Centers for Disease Control and Prevention), social distancing berarti melakukan beberapa hal sebagai berikut ini:
Apakah Social Distancing Efektif Menekan Penyebaran Virus?
Sumber: liputan6.com 2020 Merdeka.com
Sebenarnya, social distancing ini sudah dilakukan dan direkomendasikan oleh para ahli kesehatan dunia sejak terjadinya pandemi influenza Spanyol tahun 1918. Dan sampai saat ini, langkah social distancing adalah cara yang paling sering dipikirkan sebagai cara untuk memperlambat penyebaran sebuah pandemi.
Para ahli kesehatan telah melihat pandemi sebelumnya dan menemukan bahwa penyebaran penyakit ini lebih banyak terjadi melalui pertemuan publik seperti konferensi dan festival.
Selain itu, pandemi tidak bisa dihentikan begitu pandemi terjadi, dan social distancing akan diberlakukan sedini mungkin untuk memperlambat penyebaran penyakit dan memberikan waktu pemulihan untuk daerah yang terkena pandemi tersebut dengan lebih baik.
Hal ini terbukti dalam kasus pandemi COVID-19 saat ini dimana para pakar kesehatan menyatakan ada perbedaan kondisi ketika wabah coronavirus mulai menyebar. Kota Guangzhou, yang menerapkan langkah-langkah social distancing sejak awal wabah, memiliki jumlah rawat inap yang jauh lebih rendah dari COVID-19 pada hari puncaknya daripada Kota Wuhan, yang memberlakukan tindakan social distancing sebulan setelah adanya wabah.
Adakah Cara Lain untuk Membatasi Penyebaran Virus?
Menurut CDC (The Centers for Disease Control and Prevention), langkah pencegahan dan penekanan penyebaran virus lainnya dapat dilakukan dengan dua hal berikut ini:
IsolasiHal ini dilakukan dengan memisah seseorang atau orang-orang yang dikenal atau diyakini secara wajar terinfeksi atau menular dari orang-orang yang tidak terinfeksi untuk mencegah penyebaran penyakit.
KarantinaKarantina dilakukan dengan pemisahan seseorang atau orang yang secara wajar diyakini telah terpapar penyakit COVID-19 tetapi belum bergejala dari orang lain yang belum terpapar untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit.
CDC (The Centers for Disease Control and Prevention) merekomendasikan periode untuk masa isolasi dan karantina pasien COVID-19 selama 14 hari untuk memantau gejala.
(mdk/far)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Diskriminasi sosial adalah suatu sikap membedakan secara sengaja terhadap orang atau golongan yang berhubungan latar belakang tertentu.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPerasaan cemas dan takut ketika menghadapi sesuatu normal terjadi. Namun, harus diperhatikan apabila ketakutan berlanjut.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tahanan digunduli guna pemeriksaan identitas, badan atau kondisi fisik dan menjaga atau memelihara kesehatan serta mengidentifikasi penyakit.
Baca SelengkapnyaPasangan yang bahagia dengan hubungan mereka tidak tergoda untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain.
Baca SelengkapnyaKondisi telinga berdarah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk cedera fisik, infeksi, atau gangguan dalam saluran pendengaran.
Baca SelengkapnyaSelesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaFakta sosial bersifat umum karena berlaku bagi seluruh anggota masyarakat atau kelompok tertentu.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca Selengkapnya