Kisah Ajudan Presiden, Incar Gadis Austria Malah Ketemu Noni Belanda Kelahiran Klaten
Merdeka.com - Bagaimana Presiden Sukarno “mengisengi” ajudannya saat berobat di kota Wina.
Penulis: Hendi Jo
Suatu hari di awal tahun 1960-an, Presiden Sukarno bertolak menuju Wina, Austria. Maksud kunjungan tersebut adalah menemui Prof. Dr. K. Fellinger, seorang internist kawakan yang direkomendasikan oleh dr. R. Soeharto (dokter pribadi Presiden Sukarno) untuk mengobati penyakit kencing batu-nya sang presiden.
“Itu sangat penting dilakukan guna keperluan diagnostik dan terapi terhadap penyakit yang diderita Paduka Yang Mulia,” ungkap Soeharto dalam otobiografinya, Saksi Sejarah.
Proses terapi di Wina ternyata memerlukan waktu seminggu. Hal itu memberikan kesempatan kepada anggota rombongan presiden untuk bisa menikmati suasana ibu kota Austria tersebut. Salah satunya adalah Mayor KKo Bambang Widjanarko, ajudan Bung Karno.
Bung Karno 'Kerjai' Ajudan
Dalam suatu acara sarapan pagi, tiba-tiba Bung Karno menanyakan secara khusus kepada Mayor Bambang: apakah selama di Wina dia sudah berkunjung ke klab malam? Ketika dijawab “belum”, Bung Karno terlihat kaget.
“Mbang, malam ini saya perintahkan kamu pergi ke nightclub. Santailah sepuas hatimu!”
“Baik, Pak!”
“Tapi ada syaratnya, Mbang: pertama kamu harus mencari patner seorang gadis lokal, gadis Austria. Kedua, besok pagi kamu harus menceritakan seluruh pengalamanmu di waktu makan pagi seperti ini,” kata Bung Karno.
Mendengar perintah tersebut, kontan semua anggota rombongan lain tertawa. Mereka tahu, sang presiden sedang “ngerjain” ajudannya. Di tengah riuh-rendah suasana, tiba-tiba Dasaad nyeletuk.
“Pak, jika Bambang harus ke nightclub nanti malam dan harus menceritakan segala pengalamannya besok pagi, ia harus punya uang cukup…” kata sahabat Bung Karno yang dikenal sebagai pengusaha kaya itu.
“Baik, sebentar,” jawab Bung Karno. Dia kemudian berdiri dan masuk ke kamar tidur. Begitu keluar, dia langsung memanggil Bambang.
“Sini Mbang, ini untukmu guna ke nightclub nanti malam,” kata Bung Karno. Setelah menerima pemberian itu, Bambang pun mengucapkan terimakasih.
“Mbang, berapa dikasih Bapak?!” seru Dasaad sambil tersenyum.
“Lima puluh dollar, Pak.”
“Wah, itu kuraaaang…” ujar Dasaad.
“Betulkah Das?” tanya Bung Karno.
Dasaad kemudian menuturkan bahwa harga-harga di kota Wina memang cukup mahal. Sebagai contoh, harga satu botol champagne saja USD50. Jadi, kata Dasaad, jika Bung Karno memberikan uang segitu, hanya cukup untuk minum saja.
“Nah, kalau begitu, berilah dia tambahan yang cukup ya, Das,” kata Bung Karno, disambut tawa yang lain. Rupanya Dasaad pun telah menjadi “korban” keisengan Bung Karno.
Gadis Bule Kelahiran Klaten
Singkat kata, malam itu Bambang berhasil mendapatkan teman kencan seorang gadis bule yang mengaku sebagai warga negara Austria bernama Renata. Bukan main senangnya ajudan Bung Karno itu. Dia membayangkan besok pagi dia dapat bercerita dan yang paling penting adalah bisa memenuhi misi yang dimandatkan presidennya.
Sepanjang malam itu, Bambang dan Renata cepat akrab. Dalam bahasa Inggris, mereka lantas berbicara banyak soal kisah hidup mereka masing-masing. Renata berkisah bahwa dirinya dilahirkan di sebuah tempat bernama Clateen.
“Di mana itu?” tanya Bambang.
“Saya tidak tahu. Pokoknya sebuah tempat di Timur, tepatnya di Jawa,” jawab Renata.
“Ai, nanti dulu. Kamu bilang tadi di Jawa?”
“Ya, Jawa. Di manakah itu?”
“Oh Tuhan! Bambang berkata setengah berteriak, Jadi kamu adalah seorang gadis Belanda yang dilahirkan di Pulau Jawa. Itu termasuk Indonesia, negaraku dan kamu bukan lahir di Clateen tetapi Klaten di Jawa Tengah.”
Singkat cerita, keesokan harinya, kisah kencan semalam itu diceritakan dihadapan Bung Karno dan para koleganya. Begitu Bambang selesai bercerita, pecahlah tawa mereka. Bambang melihat Bung Karno bahkan sampai terpingkal-pingkal dan memerah wajahnya.
“Mbang…Mbang…Jadi kamu jauh-jauh dari tanah air mencari gadis lokal Austria yang didapat malah noni Belanda dari Klaten…” kata Bung Karno, seperti dikisahkan Bambang Widjanarko dalam otobiografinya, Sewindu Dekat Bung Karno.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenal Sosok Hadi Tjahjanto, Dulu Menteri ATR Kini Dilantik Jadi Menko Polhukam
Presiden Joko Widodo melantik dua menteri baru pada Rabu, 21 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden Singgung Jalan Solo-Purwodadi Rusak, Hasto: Bagus Jokowi Bantu Kepemimpinan Ganjar
Seharusnya jalan yang bergelombang memang semestinya dibeton.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Muncul Gerakan Salam Empat Jari, Ini Respons Anies
Calon Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan menanggapi isu salam empat jari hingga gerakan tak memilih pasangan Capres nomer 2, Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaCak Imin Minta Pendukung AMIN Tunggu Sampai Perhitungan Suara: Ancaman Kecurangan Makin Nyata
Calon Presiden (Capres) nomor urut dua, Prabowo Subianto mendapat informasi bahwa ada rencana untuk merusak surat-surat suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca SelengkapnyaHeboh Capres Prabowo Subianto Buka Baju di Atas Panggung Saat Konser Dewa19, Langsung Tos Tangan ke Ahmad Dhani
Calon presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto hadir dalam acara konser Dewa 19, ikut nyanyi di atas panggung dan membuka bajunya untuk dilempar ke penonton.
Baca SelengkapnyaBantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaKaesang soal Pose 2 Jari dari Mobil Kepresidenan Diduga Iriana: Dicek Lagi Kebenarannya
Para warga pun meneriakkan nama calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo.
Baca Selengkapnya