Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Candi Kidal, Bukti Cinta Agung Raja Anusapati pada Ken Dedes

Candi Kidal, Bukti Cinta Agung Raja Anusapati pada Ken Dedes Candi Kidal, Malang, Jawa Timur. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Candi Kidal di Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang merupakan candi pemujaan tertua di Jawa Timur. Pasalnya, pemerintahan Airlangga (11-12 M) dari Kerajaan Kahuripan dan raja-raja Kerajaan Kediri (12-13 M) hanya meninggalkan Candi Belahan dan Jalatunda yang merupakan petirtaan atau pemandian.

Candi Kidal dibangun pada 1248 M, tepatnya setelah upacara pemakaman 'Cradha' untuk Raja Anusapati dari Kerajaan Singasari. Pembangunan candi ini bertujuan untuk mendarmakan Raja Anusapati supaya mendapat kemuliaan sebagai Syiwa Mahadewa, seperti dilansir candi.perpusnas.go.id.

Perpaduan Corak

Pada Candi Kidal ditemui perpaduan corak candi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pasalnya, candi ini bangun pada masa transisi dari zaman keemasan pemerintahan kerajaan-kerajaan Jawa Tengah ke kerajaan-kerajaan Jawa Timur.

Seluruh bangunan candi terbuat dari batu andesit dan berdimensi geometris vertikal. Di sekeliling halaman candi terdapat susunan batu yang berfungsi sebagai pagar. Tubuh candi berdiri di atas kaki candi setinggi sekitar 2 meter.Bangunan Candi

Di depan pintu dibuat tangga batu yang menjadi akses mencapai selasar. Menariknya, anak tangga dibuat tipis-tipis sehingga dari kejauhan tampak bukan seperti tangga masuk yang sesungguhnya. Tangga batu ini tidak dilengkapi pipi tangga berbentuk ukel, sebagaimana yang banyak dijumpai di candi lainnya.

Namun di kiri-kanan anak tangga pertama terdapat tembok rendah berbentuk siku yang menutup sisi samping dan sebagian sisi depan kaki tangga. Tembok rendah atau yang biasa disebut badug semacam ini tidak terdapat di candi lain.

Pintu Candi Kidal menghadap ke barat, dilengkapi bilik penampil dengan hiasan kalamakara (kepala Kala) di atas ambangnya. Hiasan kepala kala ini tampak menyeramkan dengan mata melotot, mulut terbuka serta dua taring besar dan bengkok. Keberadaan dua taring pada kepala kala ini merupakan ciri khas candi Jawa Timuran.

Di sudut kiri dan kanan terdapat jari tangan dengan mudra (sikap) mengancam. Hal ini menambah kesan seram makhluk penjaga bangunan suci candi. Di kiri dan kanan pintu terdapat relung kecil tempat meletakkan arca yang dilengkapi dengan bentuk atap di bagian atasnya. Di atas ambang relung-relung ini juga terdapat hiasan kalamakara.

Atap dan Tubuh Candi

Atap Candi Kidal berbentuk kotak bersusun tiga, semakin ke atas semakin mengecil. Puncaknya tidak runcing, melainkan persegi dengan permukaan cukup luas. Sekeliling tepi masing-masing lapisan dihiasi dengan ukiran bunga dan sulur-suluran. Konon dulu di setiap sudut lapisan atap candi dipasang berlian kecil.

Sekeliling kaki candi dihiasi dengan pahatan bermotif medalion berjajar yang diselingi bingkai bermotif bunga dan sulur-suluran. Di kiri dan kanan pangkal tangga dan di setiap sudut yang menonjol ke luar terdapat patung binatang yang mirip singa. Patung ini posisinya duduk seperti manusia dengan satu tangan terangkat ke atas. Patung-patung ini terlihat seolah sedang menyangga pelipit atas kaki candi yang menonjol keluar dari selasar.

Tubuh candi cukup ramping sehingga selasar di kaki candi tampak cukup lebar. Pada tubuh candi terdapat ruangan yang tidak terlalu luas. Saat ini ruangan tersebut kosong. Dinding candi juga dihiasi dengan pahatan bermotif medalion. Pada dinding di sisi samping dan belakang terdapat relung tempat meletakkan arca. Relung-relung tersebut dilengkapi dengan bentuk atap dan hiasan kalamakara di atas ambangnya. Namun, tak ada satupun arca yang masih ada di Candi Kidal. Konon, arca Syiwa yang saat ini tersimpan di Museum Leiden Belada dulunya berasal dari Candi Kidal.

Mitos Garudheya

Di seputar kaki Candi Kidal tertuang lengkap mitos Garudheya. Dalam kesusastraan Jawa kuno, mitos Garudheya sangat terkenal di kalangan masyarakat. Garudheya ialah seekor garuda yang berhasil membebaskan ibunya dari perbudakan dengan tebusan air suci amerta (air kehidupan).

Konon, relief mitos Garudheya dibuat untuk memenuhi amanat Anusapati yang ingin meruwat Ken Dedes, ibu yang sangat dicintainya. Cara membaca mitos Garudheya ini menggunakan teknik prasawiya atau berlawanan dengan arah jarum jam, yakni dimulai dari sisi selatan.Relief pertama menggambarkan seekor garuda menggendong tiga ekor ular besar.

Relief kedua melukiskan seekor garuda dengan kendi di atas kepalanya. Kemudian, relief ketiga ialah garuda menggendong seorang wanita. Di antara ketiga relief tersebut, relief kedua ialah yang paling indah dan utuh.

(mdk/rka)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Deretan Aktris Indonesia Ini Punya Kekasih Lebih Muda, Ada yang Pacaran Sama Anak Asuhnya Sendiri
Deretan Aktris Indonesia Ini Punya Kekasih Lebih Muda, Ada yang Pacaran Sama Anak Asuhnya Sendiri

Kisah Cinta Artis Tanah Air: Wanita yang Memiliki Pasangan Lebih Muda

Baca Selengkapnya
Mengenal Raden Adipati Djojoadiningrat, Suami RA Kartini Sekaligus Bupati Rembang ke-7
Mengenal Raden Adipati Djojoadiningrat, Suami RA Kartini Sekaligus Bupati Rembang ke-7

Sosok Raden Adipati Djojoadiningrat mampu meyakinkan Kartini untuk mewujudkan bersama mimpinya membangun kesetaraan bagi kaum perempuan.

Baca Selengkapnya
Cinta Sejati, Kuwu Ini Rela Tidur di Kuburan Sang Istri  'Ingin Cari Ketenangan'
Cinta Sejati, Kuwu Ini Rela Tidur di Kuburan Sang Istri 'Ingin Cari Ketenangan'

Seorang kuwu desa yang memiliki cinta begitu besar kepada mendiang istrinya. Pembuktian tak terduga bahkan telah dilakukannya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Detik-Detik Panca KDRT Istri Sebelum Bunuh 4 Anak di Jagakarsa, Sisiri Rambut Lalu Benturkan Kepala Korban ke Tembok
Detik-Detik Panca KDRT Istri Sebelum Bunuh 4 Anak di Jagakarsa, Sisiri Rambut Lalu Benturkan Kepala Korban ke Tembok

Detik-detik KDRT itu terekam dalam rekonstruksi kasus pembunuhan empat anak dilakukan ayahnya Panca.

Baca Selengkapnya
Pasangan Kekasih Konon Tak Boleh Berkunjung ke Candi Termegah di Jatim, Ini Kisah di Baliknya
Pasangan Kekasih Konon Tak Boleh Berkunjung ke Candi Termegah di Jatim, Ini Kisah di Baliknya

Di sisi lain, ada kepercayaan bahwa orang yang berkunjung ke sini bisa mendapatkan keberkahan

Baca Selengkapnya
Angger Dimas Ingin Sampaikan Pesan Ini jika Bertemu YA Tersangka Pembunuhan Dante
Angger Dimas Ingin Sampaikan Pesan Ini jika Bertemu YA Tersangka Pembunuhan Dante

Angger Dimas mengaku ingin menyampaikan pesan kepada YA tersangka pembunuhan berencana Dante.

Baca Selengkapnya
80 Kata-Kata Kecewa pada Keadaan, Bantu Luapkan Isi Hati
80 Kata-Kata Kecewa pada Keadaan, Bantu Luapkan Isi Hati

Kata-kata kecewa sering kali menjadi jendela yang membuka pandangan ke dalam perasaan yang sulit diungkapkan.

Baca Selengkapnya
Miliki Paras Yang Cantik, Ini Deretan  Artis yang Berhasil Memikat Hati Para Pria di Keluarga Cendana
Miliki Paras Yang Cantik, Ini Deretan Artis yang Berhasil Memikat Hati Para Pria di Keluarga Cendana

Selebritis Cantik di Lingkaran Keluarga Cendana, Ada yang Langgeng Bertahun-Tahun Hingga Kandas & Tak Direstui

Baca Selengkapnya
Anggota KPPS di Kendal Meninggal Dunia saat Penghitungan Suara
Anggota KPPS di Kendal Meninggal Dunia saat Penghitungan Suara

Sorang anggota KPPS di Kendal, Teguh Joko Pratikno (43) meninggal dunia saat penghitungan suara pada Rabu (14/2) sekitar pukul 23.30 WIB.

Baca Selengkapnya