Merdeka.com - Miris, para pemuda di Jepang tengah menghadapi ancaman menjadi perjaka dan perawan tua. Untuk menghindari hal ini, mereka lantas memilih kousai zero nichikon atau menikah tanpa berpacaran.

Menurut laporan Matome Naver, sekitar 60 persen wanita dan 76 persen laki-laki berusia 20 tahunan di Jepang tak memiliki kehidupan asmara. Namun 80 persen lajang masih mendambakan pernikahan. Namun dengan sedikitnya waktu dan kesempatan untuk mencari cinta, keinginan ini tentunya sulit untuk diwujudkan. Akhirnya, banyak lajang di Jepang yang lebih memilih untuk menikahi teman atau kerabat.

Kousai zero nichikon dianggap sebagai solusi praktis untuk mendapatkan pasangan di zaman modern. Dengan begini, mereka bisa menghemat waktu dan uang yang harus dikeluarkan untuk berpacaran atau melakukan kencan buta. Selain itu, para lajang di Jepang yakin hubungan semacam ini lebih minim risiko patah hati.