Mengidentifikasi Kekerasan Ekonomi atau Financial Abuse dalam Hubungan
Merdeka.com - Ana membelikan jam tangan, motor, dan hadiah-hadiah mahal untuk pacarnya nyaris setiap bulan. Satu-satunya alasan Ana melakukan hal ini adalah karena dia takut sang pacar, Radit akan marah besar. Pasalnya, Radit sering ngambek, mengancam putus, atau bahkan membentak Ana jika suasana hatinya buruk. 'Hadiah-hadiah kecil' merupakan salah satu hal yang bisa membuatnya kembali bersikap normal.
Tika mengambil kartu kredit Ramon secara sepihak dan kerap melakukan pembelian hingga batas kredit. Tentu saja, Ramon yang harus membayar semua tagihannya. Ketika diingatkan oleh Ramon, Tika mengatakan kalau itu adalah hal yang sudah sewajarnya dilakukan seorang pria untuk kekasihnya. "Memangnya kamu nggak kepingin aku seneng?"
Dua skenario di atas termasuk bentuk kekerasan ekonomi atau financial abuse. Ini adalah jenis kekerasan dalam hubungan asmara yang ternyata sering terjadi.
Pengertian Kekerasan Ekonomi
Kekerasan ekonomi atau financial abuse adalah kondisi di mana seseorang dibatasi kebebasannya, diintimidasi, dan dikendalikan lewat hal-hal yang berhubungan dengan finansial. Misalnya istri yang tidak dinafkahi sebagai bentuk hukuman, tidak diberi akses terhadap rekening pribadinya dengan menahan kartu ATM atau menyita kartu kredit, atau dilarang untuk mencari nafkah untuk membatasi ruang gerak.
"Ini termasuk diperas, dipaksa untuk 'menafkahi', maupun desakan membelikan barang," ungkap Cantyo A. Dannisworo, Psikolog Klinis Yayasan Pulih dalam Campus Online Talkshow Series Relasi Asik Nggak Toksik seperti dilansir Liputan6.com (5/2/2021).
Bentuk-Bentuk Kekerasan Ekonomi atau Financial Abuse
©2015 Merdeka.com
Pada dasarnya, kekerasan ekonomi mencakup dua hal mendasar, yaitu melanggar wilayah pribadi pasangan dalam hal finansial dan menggunakan aspek finansial untuk mengintimidasi pasangan.
Dilansir BBC, sebagian besar korbannya adalah wanita. Walaupun begitu, tak sedikit pria yang terjebak dalam hubungan toksik berlatar kekerasan ekonomi. Terutama jika mereka memiliki penyakit atau menyandang disabilitas.
Selain yang sudah disebutkan sebelumnya, berikut ini beberapa contoh kekerasan ekonomi atau financial abuse.
- Mengambil keputusan finansial penting yang mempengaruhi keuangan suami-istri secara sepihak atau tanpa meminta pertimbangan pasangan.
- Menggunakan kartu kredit atau kartu debit pasangan tanpa izin.
- Mengendalikan akses terhadap keuangan pasangan melalui penahanan kartu kredit atau rekening.
- Mengambil penghasilan atau tabungan pasangan secara sepihak.
- Meminjam uang atas nama pasangan tanpa persetujuannya.
- Memaksa pasangan berhenti mencari penghasilan untuk membatasi ruang geraknya.
- Memaksa pasangan untuk melakukan pekerjaan rumah tanpa nafkah.
- Memaksa atau mengambil uang pasangan secara sepihak untuk melunasi utang pribadi.
Demikian beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang kekerasan ekonomi atau financial abuse.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penjelasan mengenai 10 jenis asuransi yang penting untuk dipahami.
Baca SelengkapnyaMasalah kesenjangan ini tidak hanya terjadi dalam aspek sosial masyarakat, tetapi juga berbagai aspek lainnya.
Baca SelengkapnyaMenurut Undang-Undang No.7 Tahun 2017 memaparkan bahwa asas pemilu adalah langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penting bagi setiap individu dan keluarga untuk memastikan mereka dilindungi secara memadai dengan asuransi jiwa seumur hidup.
Baca SelengkapnyaMenteri Bintang mengatakan perempuan adalah kekuatan bangsa yang akan menentukan pembangunan Indonesia di masa depan.
Baca SelengkapnyaSGIE adalah sebuah laporan yang mana dalam laporan tersebut menampilkan peringkat negara-negara yang menerapkan ekonomi syariah.
Baca SelengkapnyaSaat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaApa arti pemilu? Berikut penjelasannya secara rinci.
Baca SelengkapnyaPenting untuk menjalin hubungan yang baik dengan mertua.
Baca Selengkapnya