Keluarga Sepelekan Wabah Corona? Ini 6 Saran Psikolog untuk Mengingatkan Mereka
Merdeka.com - Pada saat seluruh dunia diguncang pandemi virus covid-19 seperti ini, pasti masih ada saja orang-orang yang menganggapnya enteng. Bahkan mungkin keluarga atau orang-orang di sekitar kita sendiri yang menyepelekan wabah virus corona.
Jangankan menganggap serius, imbauan untuk jaga jarak dan karantina mandiri pun tak mereka indahkan. Padahal hal itu bisa membahayakan orang-orang tercinta, misalnya saja orangtua yang sudah memiliki penyakit bawaan atau kakek dan nenek yang kondisi tubuhnya sudah tak terlalu prima.
Lalu bagaimana caranya agar kita bisa mengingatkan orang-orang ini betapa pentingnya menghadapi wabah virus corona dengan serius? Berikut ini beberapa saran dari psikolog yang bisa Anda terapkan, seperti dilansir The Huffington Post.
1. Beberkan Fakta yang Ada tanpa Perlu Menghakimi
Jika Anda bermaksud mengingatkan orang terdekat, cobalah menggunakan fakta sebagai alat untuk berkomunikasi dan sebisa mungkin sampaikan tanpa bersikap menghakimi.
Shane G. Owens, psikolog dari Farmingdale State College (SUNY) menyarankan penggunaan kata 'aku' untuk menekankan maksud dengan cara yang lebih mudah diterima.
Contohnya, "Aku khawatir sama kesehatan Bapak/Ibu dan orang-orang yang kalian temuui."
Kalimat di atas lebih mudah diterima daripada yang satu ini, "Bapak/Ibu seharusnya nggak boleh gitu, nanti bisa ketularan dan nularin orang lain!"
2. Manfaatkan Hal atau Sosok yang Mereka Percayai
Orangtua atau kerabat mungkin bakal sulit menerima fakta-fakta yang Anda beberkan. Namun reaksi mereka bisa saja berbeda jika Anda menunjukkan video atau anjuran tertulis dari pemerintah.
Jika orang-orang terdekat Anda justru meragukan otoritas pemerintah, cobalah tunjukkan video atau anjuran dari tokoh agama yang mereka jadikan panutan.
3. Fokuskan kepada Hal-Hal yang Mereka Prioritaskan
Saat mencoba berkomunikasi dengan orang-orang terdekat Anda, psikiater Nikole Benders-Hadi menyarankan untuk fokus pada hal-hal yang mereka anggap penting.
"Tak ada orang yang suka didikte, jadi daripada memberi tahu bagaimana mereka harus mengubah perilaku, lebih baik fokus ke hal-hal yang mereka prioritaskan," katanya. "Mungkin mereka punya kekhawatiran terhadap anggota keluarga yang sakit autoimun, atau dampak jangka panjang pandemi ini terhadap kondisi finansial, atau hal lainnya."
4. Hubungkan dengan Fenomena Serupa di Masa Lalu
Bahkan generasi orangtua atau nenek kita pasti pernah menjadi saksi mata sebuah epidemi atau pandemi di masa lalu. Kaitkan penjelasan Anda tentang bahaya virus corona dengan pengalaman tersebut. Ingatkan kembali mereka seperti apa bahayanya jika krisis kesehatan seperti ini tidak ditangani dengan serius.
5. Akuilah Kalau Situasi Ini Juga Tidak Menyenangkan untuk Anda
Saat mengkomunikasikan pentingnya menanggapi wabah corona, Anda perlu mengakui dengan jujur kalau situasi ini juga menyulitkan bagi Anda. Mereka perlu tahu kalau Anda juga stres dan merasa keberatan dengan kebijakan ini. Intinya buat mereka mengerti kalau situasi ini berdampak besar bagi semua orang tanpa terkecuali.
6. Tetaplah Berpikir Realistis
Ada kalanya semua usaha kita untuk meyakinkan orang-orang tersayang tentang seriusnya pandemi corona tidak berbuah. Pada kondisi seperti ini kita harus tetap berpikir realistis.
Tak ada salahnya menetapkan batasan agar kedua belah pihak bisa 'sepakat untuk tidak sepakat' tanpa harus membahayakan siapapun. Misalnya dengan memutuskan untuk menerima kunjungan mereka terlebih dahulu atau menyampaikan keputusan Anda untuk tidak melakukan kontak fisik dengan mereka secara halus. Itulah saran yang disampaikan oleh terapis Marie Land.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tips Aman dari Covid-19 Saat Libur Natal dan Tahun Baru
Pakar mengungkap sejumlah kiat agar masyarakat dapat menjalani liburan Natal dan Tahun Baru dengan aman di tengah kasus Covid-19 yang meningkat.
Baca SelengkapnyaDikabarkan Meninggal, Ini Kondisi Dokter Lo Sebenarnya
Ia membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.
Baca SelengkapnyaSering Berkeringat di Malam Hari? Waspada, Bisa Jadi Tanda 5 Masalah Kesehatan Ini!
Nggak hanya karena keringat berlebih, ini beberapa masalah kesehatan yang bisa jadi penyebabnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mulai Siapkan Anak Berpuasa, Begini Tips dari Psikolog
Pada orangtua yang mulai mengenalkan dan mengajak puasa anak, terdapat sejumlah hal yang bisa diterapkan.
Baca SelengkapnyaTips Menjaga Kesehatan Pernapasan Anak di Tengah Kepungan Polusi Udara
Di tengah serbuan polusi udara seperti ini, penting untuk melindungi kesehatan anak.
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca SelengkapnyaSatu Keluarga Diduga Alami Keracunan AC Mobil saat Mudik, Ketahui Langkah Antisipasinya Sebelum Perjalanan Jauh
Viral satu keluarga pemudik diduga alami keracunan AC mobil hingga sebabkan kematian.
Baca SelengkapnyaDampak Anak Sering Tidur Larut Malam, Bisa Ganggu Perkembangan si Kecil
Anak yang sering tidur larut malam bisa mengalami berbagai masalah, mulai dari fisik, emosional, hingga akademik. Dampaknya pun bisa memengaruhi perkembangannya
Baca Selengkapnya6 Cara Mengatasi Telinga Tersumbat saat Flu, Efektif dan Aman Dilakukan
Telinga tersumbat dapat menyebabkan rasa pusing dan sakit kepala yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Baca Selengkapnya