Indonesia masuk deretan 8 lokasi buangan sampah negara-negara barat
Merdeka.com - Pernah terpikir ke mana perginya sampah-sampah yang dihasilkan oleh industri dan rumah tangga modern di seluruh dunia? Beberapa negara maju memang sudah menerapkan sistem pengolahan sampah yang canggih, namun hal ini jelas tidak mampu menyelesaikan permasalahan sampah hingga 100 persen.
Tahukah kamu, sejumlah besar sampah yang dihasilkan negara maju 'diekspor' ke negara lain? Umumnya sampah-sampah ini dibuang secara ilegal ke negara-negara berkembang, antara lain Indonesia.
Nah, berikut ini Merdeka.com bakal menampilkan 8 dari sekian banyak negara yang jadi 'tong sampah' negara-negara barat, dirangkum dari When on Earth.
China
Meskipun China merupakan salah satu negara penghasil limbah elektronik terbesar di Asia, sebagian besar limbah tersebut dikirim kembali ke China. Umur ekonomis barang-barang elektronik buatan China yang pendek menjadikan komoditi ekspor tersebut segera kembali ke Tiongkok sebagai e-waste alias limbah elektronik.
Sekitar 70 persen limbah elektronik dari seluruh dunia berakhir di China. Hal ini menimbulkan permasalahan sampah yang mengkhawatirkan, terutama karena sebagian besar limbah elektronik tersebut didaur ulang dengan proses ilegal di daerah-daerah kumuh.
Salah satu daerah kumuh yang menjadi tempat pembuangan limbah elektronik terbesar di China adalah Guiyu. Jalan-jalan di daerah itu penuh tertimbun sampah. Sekitar 80 persen anak-anak di Guiyu mengalami keracunan timbal. Selain itu tingkat keguguran pada ibu hamil di daerah ini juga cukup tinggi.
Photo source: baselactionnetwork
Nigeria
Diperkirakan 15 kontainer barang elektronik bekas tiba di Nigeria setiap harinya. Barang-barang bekas ini tiba di kota pelabuhan Lagos yang juga berfungsi sebagai pasar gelap untuk barang-barang elektronik. Sayangnya, sebagian besar barang elektronik yang didatangkan dari negara-negara industri ini sudah rusak parah sehingga harus berakhir di tempat pembuangan sampah. Hal ini diperparah dengan tingginya produksi limbah rumah tangga di Nigeria.
Dilansir The Economist, Lagos menampung sekitar 10.000 ton sampah setiap harinya. Hanya 13 persen yang bisa didaur ulang. Namun hal ini tak dapat menghentikan warga Lagos dan daerah sekitarnya untuk terjun ke tempat-tempat pembuangan sampah dan mengeruk rezeki dari sisa-sisa limbah elektronik. Hal ini bisa menimbulkan masalah kesehatan yang serius bagi warga.
Pemerintah Nigeri mencoba menyiasatinya dengan sistem manajemen sampah waste-to energy (WTE). Gas metan yang meruap dari sampah busuk di TPA-TPA akan diolah menjadi energi pembangkit listrik. Jika rencana ini berhasil, dalam 5 tahun warga Nigeria bisa menikmati 25 MW listrik dengan bahan bakar limbah.Â
Photo source: Sunday Alamba
Ghana
Rasanya tak salah kalau kita menyebut Ghana sebagai tempat pembuangan sampah dunia. Pasalnya, sampah elektronik dari sebagian besar negara di dunia berakhir di sini. Agbogbloshie, daerah lahan basah di negara ini menjadi salah satu tempat pembuangan limbah elektronik terbesar di dunia.
Jutaan ton limbah elektronik yang 'diimpor' secara resmi maupun ilegal ditampung di Agbogbloshie setiap tahunnya. Basel Action Network, sebuah organisasi non-pemerintah di Seattle sampai menyebut daerah ini sebagai 'tempat pembuangan digital'.
Limbah elektronik yang menggunung ini juga menjadi mata pencaharian utama warga Ghana. Ribuan warga dari seluruh Ghana mengadu nasib di tempat-tempat pembuangan sampah Agbogbloshie. Yang mereka incar adalah tembaga yang diproses dari alat-alat eletronik bekas. Sayangnya, proses daur ulang untuk mendapatkan tembaga tersebut dilakukan dengan cara yang tidak aman, sehingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan bagi para pekerja.
Photo source: ISF Euskadi
India
Kalau Ghana adalah tempat pembuangan sampah dunia, maka India adalah tempat pembuangan sampah Eropa. Sebagian besar limbah metal, tekstil, dan ban bekas dari negara-negara Eropa berakhir di India. Lebih dari separuhnya merupakan sampah yang didatangkan secara ilegal. Sayangnya, sistem pengolahan sampah India yang masih tradisional menjadikan sebagian besar limbah 'kiriman' itu tak terolah. Limbah-limbah tersebut berakhir di tempat pembakaran. Sementara sisanya mengendap di tempat pembuangan sampah, menghasilkan polusi yang meyumbang berbagai masalah kesehatan bagi warga di sekitarnya.
India juga menjadi lokasi pembuangan bangkai kapal dunia. Dermaga Alang yang ada di negara itu merupakan rumah bagi kapal-kapal rusak yang didatangkan dari seluruh dunia. Di sana, kapal-kapal tersebut dibongkar secara manual oleh ratusan buruh kasar.
Photo source: Greenpeace India
Pantai Gading
Sekitar 500 ton limbah beracun dari berbagai negara dibuang di Pantai Gading. Sampah-sampah ini didatangkan dari Eropa dengan tanker dan truk. Sampah-sampah tersebut kemudian dikirim ke 14 lokasi pembuangan di kota Abidjan pada malam hari dan diproses secara manual untuk mendapatkan logam bernilai ekonomis seperti tembaga dan timah.
Yang bikin miris, lokasi pembuangan sampah di sana berdekatan dengan sumber air dan lahan pertanian. Tak hanya polusi udara akut, sumber bahan pangan yang ditanam di lahan-lahan sekitar Pantai Gading juga tercemar limbah berbahaya. Akibatnya puluhan ribu warga yang tinggal di sekitarnya mengalami masalah kesehatan serius.
Gangguan kesehatan juga dialami oleh para pekerja yang melakukan proses daur ulang limbah elektronik. Umumnya mereka mengalami masalah pernapasan, insomnia, dan gangguan pola makan.
Photo source: De Groene Amsterdammer
Vietnam
Pertumbuhan industri elektronik di Vietnam telah memicu permasalahan limbah elektronik yang cukup mengkhawatirkan. Masalahnya, sejumlah perusahaan di Vietnam telah melakukan tindakan ilegal dengan mengimpor 'bangkai' elektronik seperti laptop rusak, monitor, chip elektronik, dan charger bekas. Vietnam setidaknya telah mendatangkan 340 ton sampah elektronik dari negara-negara barat.
Negara ini bahkan punya 'desa sampah' yang menjadi tempat pembuangan akhir bagi limbah dari Eropa dan Asia. Dilansir VietNamNet Bridge (19/2), desa di Vietnam menuai reputasi sebagai 'tempat pembuangan sampah dunia'.
Khoai juga dikenal sebagai 'desanya para milyuner sampah'. Pasalnya tak sedikit warga Khoai yang memperoleh harta berlimpah dengan memulung dan daur ulang sampah. Di sini, sampah-sampah tersebut akan didaur ulang menjadi produk baru dan dipasarkan kembali ke pasar-pasar tradisional.
Photo source: Warwick Pearse
Swedia
Bukan cuma negara-negara berkembang yang menjadi tempat pembuangan sampah negara maju seperti Amerika Serikat. Swedia, salah satu negara makmur di Eropa pun 'mengimpor' sampah dari negara lain. Uniknya, Swedia bersedia menerima buangan dari negara lain karena mereka kekurangan sampah.
Swedia punya sistem pengolahan sampah berbasis waste-to-energy (WTE) yang sangat rapi. Sampah di negara ini diolah menjadi sumber energi untuk pembangkit listrik dan pemanas di rumah-rumah penduduk.
Masalahnya, warga Swedia sendiri sudah melakukan pengelolaan sampah yang sangat baik. Dari keseluruhan limbah rumah tangga yang dihasilkan, hanya 1 persen yang berakhir di tempat pembuangan sampah. Karena itulah, Swedia harus mendatangkan sampah dari Norwegia, Irlandia, Italia, dan Inggris untuk bahan baku pembangkit listrik.
Photo source: Vattenfall
Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang menjadi 'tong sampah' bagi negara-negara barat. Meskipun sistem pengolahan sampah dan undang-undang mengenai sampah di negara kita tergolong baik di mata dunia, hal ini tidak mampu menyelesaikan permasalahan sampah yang semakin gawat dari hari ke hari.'Ekspor' sampah ke Indonesia merupakan tindakan yang legal selama mengikuti peraturan yang berlaku. Masalahnya, penyelundupan sampah berbahaya dan limbah-limbah ilegal masih terus berlanjut. Pada tahun 2012 saja, pemerintah kita harus mengirim kembali 1800 ton sampah ilegal ke negara-negara Eropa seperti Inggris.
Hal ini makin diperburuk dengan manajemen limbah rumah tangga yang masih belum teratur. Kurangnya kesadaran warga dalam membuang dan memproses limbah menjadikan sampah di setiap kota semakin menggunung dan memicu berbagai permasalahan lingkungan.Itulah beberapa negara yang menjadi tempat pembuangan sampah negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penampakan Daerah Paling Kotor di Jepang Banyak Sampah Di mana-mana, 'Orang Jepang Aja Ogah Ke Sini'
Begini penampakan daerah terkotor di Jepang sampai ditemukan banyak sampah sepanjang jalan.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaPeringkat Paspor Indonesia di Urutan Ke-66 Dunia, Kalah dari Timor Leste, Malaysia dan Thailand
Dalam indeks tersebut menampilkan pemegang paspor Indonesia bisa bebas masuk visa ke 78 negara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Indonesia Bakal Impor 2.350 Ekor Sapi Asal Australia
Daging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia
Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca SelengkapnyaWarga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'
Masyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaTak Banyak yang Tahu, Cara Simpel Ini Ampuh Cegah Koper Hilang Saat Bepergian
Potensi kehilangan koper atau bahkan isi koper sangat mungkin terjadi dalam perjalanan apapun.
Baca SelengkapnyaKalahkan Thailand dan Indonesia, Negara Ini Jadi Paling Populer di Asia Tenggara
Sepanjang tahun 2023 jumlah turis asing yang datang ke negara ini mencapai 29 juta kunjungan.
Baca Selengkapnya9 Negara yang Memiliki Air Terjun Tertinggi di Dunia
Air terjun merupakan bentuk keajaiban dan keindahan alam yang patut untuk dilihat. Yuk, simak daftar air terjun tertinggi di dunia!
Baca Selengkapnya