5 Ritual memanggil hujan terunik di dunia
Merdeka.com - Musim kemarau yang panjang terkadang membuat para petani dan masyarakat mengalami kesusahan. Banyak gagal panen menyebabkan mereka kesusahan pangan. Akhirnya muncul berbagai tradisi memanggil hujan.
Tradisi itu dilakukan dengan cara unik dan berbau mistis. Semua dilakukan dengan harapan hujan datang dan membawa berkah. Simak ritual memanggil hujan yang unik berikut ini.
Teru teru Bozu, Jepang
Jika Anda melihat kartun Jepang, Anda tentu sudah tidak asing dengan boneka ini.Boneka yang disebut Teru teru Bozu ini terbuat dari kertas atau kain putih yang digantung di jendela. Jimat tersebut diyakini bisa mendatangkan hujan atau membuat cuaca menjadi cerah. Jika ingin hujan, gantungkan boneka ini secara terbalik dengan posisi kepala di bawah. Sedangkan untuk meminta hujan turun digantung seperti biasa.
Rain dance, Amerika
The Native American rain dance merupakan suatu ritual di bagian barat daya Amerika karena selama musim panas di sana akan mengalami musim kering yang panjang. Rain dance dilakukan oleh pria dan wanita. Mereka melaksanakan ritual tersebut pada pertengahan hingga akhir Agustus, di mana waktu tersebut adalah bulan yang terkering. Mereka memakai kostum khusus dan mulai menari dengan harapan hujan turun sesuai kebutuhan.
Rocket festival, Thailand
Sebenarnya ritual ini juga dilakukan etnis Lao di Laos. Mendekati datangnya musim hujan mereka menggelar ritual Rocket festival dengan tujuan untuk memanggil hujan. Perayaan dilakukan dengan tari-tarian dan musik tradisional. Yang paling dinanti adalah peluncuran roket yang terbuat dari bambu. Konon peluncuran roket ke angkasa dapat membujuk Phaya Taen, dewa hujan agar menurunkan hujan tepat waktu.
Manten kucing, Tulungagung
Tradisi ini dilakukan oleh warga desa Palem, Tulungagung, saat musim kemarau atau kesulitan air. Rtual tersebut bukan menikahkan kucing layaknya manusia. Namun warga hanya memandikan sepasang kucing di sebuah coban yang bernama Coban Kromo. Secara simbolis, kucing itu dijodohkan di sana.
Cowongan, Banyumas
Ritual ini dilakukan untuk meminta air hujan. Menurut kepercayaan masyarakat Banyumas, permintaan hujan dilakukan melalui Cowongan dengan bantuan bidadari. Maka dari itu ritual tersebut dilakukan oleh wanita saja. Musim kemarau sering dikhawatirkan karena mengakibatkan gagal panen. Para warga menyiapkan properti seperti siwur (gayung dari tempurung kelapa). Kemudian mereka membaca mantra. Bagaimana dengan di tempat Anda, apakah ada ritual seperti di atas?
Baca juga:Nang Tani, hantu penunggu pohon pisang asal ThailandPernikahan hantu, tradisi unik perkawinan mayat di China
(mdk/vic)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengulik Tradisi Ruwatan, Ritual Buang Sial dan Penyucian Diri ala Masyarakat Jawa
Masyarakat Jawa masih rutin melaksanakan tradisi tersebut sebagai bentuk penyucian diri.
Baca SelengkapnyaMengenal Mandi Gading, Upacara Ritual Meminta Hujan dari Masyarakat Gunung Kerinci
Bukan hanya gunungnya saja yang menyimpan misteri dan legenda, namun masyarakatnya juga memiliki ritual yang begitu unik.
Baca SelengkapnyaMencicipi Kue Ka Khas Pulau Seribu, Hanya Ada saat Ritual Nelayan Pulang Melaut
Kelezatan kue ka hadir berbarengan dengan dalamnya makna yang dipercaya oleh masyarakat sekitar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengenal Tradisi Adang yang Sakral, Ritual Memasak Warga Serang Sambut Hari Besar Keagamaan
Kabupaten Serang memiliki kearifan lokal yang hampir punah bernama Adang.
Baca SelengkapnyaDalamnya Makna Tradisi Hajat Uar, Cara Orang Sumedang Memahami Alam Pasca Bencana
Ini merupakan bentuk ikhtiar warga Sumedang setelah terjadi bencana gempa beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaMengenal Basuluak, Ritual Berdiam Diri saat Bulan Ramadan dari Minang yang Kini Mulai Ditinggalkan
Ritual jemaah penganut Tarekat Naqsyabandiah di Ranah Minang ini menghabiskan waktu di Bulan Ramadan dengan berzikir dan berdoa kepada Allah.
Baca SelengkapnyaTewaskan Tetangga yang Punya Ilmu Kebal, Kakak Beradik Ritual Tancapkan Pedang di Tanah
Sadar lawannya memiliki ilmu kebal, pelaku IM akhirnya menancapkan pedangnya di tanah.
Baca SelengkapnyaBegini Awal Mula Tradisi Mudik Jelang Lebaran di Indonesia, Sudah Ada Sejak Kerajaaan Majapahit
Tradisi ini telah menjadi fenomena sosial yang besar di Indonesia, di mana jutaan orang memilih untuk meninggalkan kota.
Baca SelengkapnyaHasilkan Empat Nada, Begini Uniknya Tradisi Menumbuk Padi oleh Ibu-ibu di Kampung Urug Bogor
Tradisi menumbuk padi di Kampung Adat Urug benar-benar unik
Baca Selengkapnya