Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Meratapi warga Kongo dihantui kejamnya peperangan

Meratapi warga Kongo dihantui kejamnya peperangan

Kongo

merdeka.com
Geser ke atas untuk membaca
Maverick tracker for readpage-cover
Meratapi warga Kongo dihantui kejamnya peperangan

Mave Grace (kanan) bersama sang adik yang baru berusia dua tahun, Racahele-Ngabausi di Kamp Pengungsi Internal, Bunia, Provinsi Ituri, Kongo pada 12 April 2018. Peristiwa mencekam itu masih teringat di benak Grace. Pada malam itu, para penyerang datang ke desanya dengan membawa parang. Dengan membabi buta, mereka menyerang siapa saja.

Meratapi warga Kongo dihantui kejamnya peperangan

Bahkan, Racahele yang baru berusia dua tahun tak terhindar dari kekerasan para penyerang sehingga mengalami luka di wajahnya.

Meratapi warga Kongo dihantui kejamnya peperangan

Lengan kiri Grace pun terpotong akibat tebasan parang. Hingga kini, luka tunggulnya masih belum sepenuhnya sembuh.

Meratapi warga Kongo dihantui kejamnya peperangan

Satu hal yang paling diingat Grace sebelum pingsan kala itu. Dia melihat para penyerang memotong perut ibunya yang hamil serta membunuh bayi di kandungannya.

Meratapi warga Kongo dihantui kejamnya peperangan

"Di sekitar kami, kami melihat mayat di mana-mana," kata Grace sambil menyipitkan mata ke matahari dengan memegangi lengan tangannya yang terpotong.

Meratapi warga Kongo dihantui kejamnya peperangan

Desa Grace adalah Tchee, yang terletak di wilayah timur Ituri, tempat perselisihan etnis antara para penggembala Hema dan petani Lendu. Sejak awal 2018, konflik tersebut telah mengorbankan banyak nyawa yang tak terhitung serta memaksa puluhan ribu orang melarikan diri.