Waspada Gelombang Baru Covid, Ini Daftar Varian Virus Corona Paling Menular
Merdeka.com - Para ilmuwan ternama Inggris memperingatkan gelombang baru infeksi Covid-19 akan mulai melonjak karena dua varian Omicron. Pekan lalu, angka baru menunjukkan infeksi Covid di Inggris naik 43 persen dalam sepekan setelah perayaan platinum jubilee. Diyakini dua subvarian Omicron berada di balik lonjakan dadakan ini.
Di samping itu, sekitar 1,4 juta orang di Inggris tertular virus corona pada akhir pekan 11 Juni, naik dari sekitar 990.000 sepekan sebelumnya.
Peringatan ini sebelumnya telah disampaikan Profesor Christina Pagel dari University College London (UCL) pada Mei lalu.
"Gelombang baru sekarang dimulai," ujarnya saat itu dalam pemaparan Kelompok Penasihat Ilmiah Independen untuk Kedaruratan (SAGE).
"Kita akan mengalami gelombang baru infeksi bulan ini. Sekarang semoga tidak setinggi dua gelombang sebelumnya dan mungkin lebih rendah. Tapi kita tidak bisa mengandalkan itu dan bagaimanapun kita akan melihat lebih banyak orang terinfeksi," lanjutnya, dikutip dari laman The Independent, Selasa (28/6).
Berikut varian Covid-19 paling menular sejak pandemi pertama kali dimulai:
Virus asli
Virus corona baru SARS-CoV-2 pertama kali muncul di Wuhan, China pada 2019. Sampai Maret 2021, Covid-19 telah menyebar di seluruh dunia, menyebabkan lockdown nasional dan penutupan perbatasan.
Saat ini, ada sekitar 11 varian yang sedang dipantau, termasuk varian yang paling terkenal; Alpha dan Delta.
Tapi satu-satunya jenis virus corona yang ditetapkan sebagai varian yang mengkhawatirkan (variant of concern/VOC) berasal dai keluarga Omicron. Ini artinya virus semakin menular, bisa menyebabkan penyakit lebih parah.
Alpha
Varian Alpha pertama kali terdeteksi di Inggris dan ditetapkan sebagai VOC pada Desember 2020. Sampai Desember 2021, varian ini ditemukan di 192 lokasi di seluruh dunia.
Varian Alpha memiliki 17 mutasi dibandingkan dengan tipe yang ditemukan di Wuhan.
Varian ini 1,5 kali lebih menular daripada varian sebelumnya, dan risikonya menyebabkan kematian sekitar 1,6 kali lebih tinggi.
Delta
Varian ini pertama kali diidentifikasi di India pada akhir 2020, lalu menyebar ke seluruh dunia.
Menurut data yang dianalisis ONS (Badan Pusat Statistik Inggris), risiko kematian karena Covid-19 diperkirakan 67 persen lebih rendah setelah infeksi Omicron dibandingkan dengan Delta - artinya, Delta lebih mematikan.
Penelitian jurnal kedokteran The Lancet juga menemukan, varian Delta menyebabkan sistem kesehatan lebih terbebani dibandingkan Alpha. Dilaporkan orang-orang di Inggris berisiko dua kali lipat dirawat inap karena Delta daripada Alpha.
Omicron
Pertama kali terdeteksi di Afrika selatan pada November 2021 dan sekarang memiliki beberapa subvarian.
Pada pertengahan Mei, Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menaikkan klasifikasi varian Omicron BA.4 dan Omicron BA.5 menjadi varian mengkhawatirkan (VOC). Sebelum dua varian ini, ada juga BA.2 yang menjadi varian utama di Inggris.
Omicron lebih menular daripada varian Delta dan varian asli yang pertama kali terdeteksi di Wuhan.
Kemampuannya menembus kekebalan kemungkinan karena memiliki lebih dari 30 mutasi yang terdapat dalam protein mahkota virus yang menempel ke sel manusia.
Kendati demikian, varian ini secara umum lebih ringan daripada Delta, walaupun masih bisa menyebabkan infeksi parah dan bahkan kematian.
Para peneliti dari Imperial College London menemukan, risiko infeksi ulang Omicron 5,4 kali lebih besar daripada Delta.
Subvarian BA.4 dan BA.5 memiliki banyak persamaan dengan subvarian sebelumnya dan tetap lebih berbahaya Alpha dan Delta karena menyebabkan infeksi paru-paru, menurut penelitian dari Universitas Tokyo.
Sementara itu, Omicron asli yang sangat menular menargetkan jaringan saluran pernapasan bagian atas, sehingga infeksi cenderung lebih ringan pada kebanyakan orang.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaZubairi menyebut, EG.5 merupakan varian baru Covid-19 yang berkaitan erat dengan subvarian Omicron XBB.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaMeskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca Selengkapnya