Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Trump minta Korsel bayar AS bila ingin dilindungi dari ancaman Korut

Trump minta Korsel bayar AS bila ingin dilindungi dari ancaman Korut Bakal Calon Presiden AS Donald Trump. ©gawker

Merdeka.com - Bakal calon presiden asal Partai Republik, Donald Trump menilai Korea Selatan harus membayar mahal untuk mendapat perlindungan militer Amerika Serikat di Semenanjung Korea. Pernyataan kontroversial itu disampaikan Trump sehari usai Korea Utara sukses melakukan uji coba nuklir.

"Kita tidak dibayar sepeser pun, dan tidak mendapatkan apa pun untuk aksi tentara kita di Korsel, padahal secara teknis Seoul masih siaga perang dengan Korut. Washington terus menyiagakan pasukan di Semenanjung Korea sejak 1991," kata Trump dalam siaran televisi, seperti dikutip dari Channel News Asia, kamis (7/1).

Sesuai perjanjian dua tahun lalu, Korsel setuju menanggung USD 867 juta atau sekitar 40 persen dari total keseluruhan kebutuhan pangkalan AS di negaranya. Jumlah itu disepakati meningkat setiap tahunnya seiring pertumbuhan inflasi.

Kendati begitu, menurut bakal calon presiden terkuat partai Republik ini, masih membayar terlalu murah untuk bantuan militer dari AS.

"Korsel adalah mesin uang, sedangkan mereka selama ini membayar kita dengan kacang yang tidak ada harganya," kata Trump.

Capres berlatar pengusaha properti ini mengatakan seandainya dia terpilih nanti, pihak Korsel wajib membayar lebih dari nilai yang telah disepakati supaya 28 ribu tentara AS terus bersiaga di Semenanjung Korea.

Lebih jauh, Trump menyinggung China agar bertanggung jawab atas uji coba nukli di Korea Utara demi meredam ketegangan dunia.

"Bila tidak, kita harus berani untuk menggertak mereka (China) melalui perdangangan," tegasnya.

"China bisa mampus hanya dalam dua menit oleh AS. Kita punya pengaruh yang luar biasa terhadap mereka, tapi sayangnya kita tidak tahu cara menggunakannya," imbuhnya.

(mdk/ard)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bagi-Bagi Bantuan Pangan di Tangsel, Jokowi Sebut Harga Beras Naik karena Perubahan Iklim

Bagi-Bagi Bantuan Pangan di Tangsel, Jokowi Sebut Harga Beras Naik karena Perubahan Iklim

Jokowi menyebut, perubahan iklim membuat gagal panen.

Baca Selengkapnya
Beras Langka, Jokowi Perintahkan Bapanas Tambah Stok Beras Kemasan 5 Kg

Beras Langka, Jokowi Perintahkan Bapanas Tambah Stok Beras Kemasan 5 Kg

Presiden Jokowi perintahkan Bapanas stok beras kemasan 5 kg di ritel modern tersedia.

Baca Selengkapnya
Putin Ungkap Alasan Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024

Putin Ungkap Alasan Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024

Putin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jokowi: ASN, TNI, Polri dan BIN Harus Netral

Jokowi: ASN, TNI, Polri dan BIN Harus Netral

Netralitas di Pemilu 2024 tujuannya untuk menjaga kedaulatan rakyat.

Baca Selengkapnya
Jokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat

Jokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat

Presiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat

Baca Selengkapnya
Begini Penampakan Tanah Jatah Pensiun Presiden Jokowi, Punya Harga Gak Main-main

Begini Penampakan Tanah Jatah Pensiun Presiden Jokowi, Punya Harga Gak Main-main

Presiden Jokowi akan dapat tanah pensiun seusai masa jabatannya usai. Seperti apa penampakan calon tanah Jokowi tersebut?

Baca Selengkapnya
Jokowi Serahkan Bantuan Pangan di Maros

Jokowi Serahkan Bantuan Pangan di Maros

Bantuan tersebut sebagai upaya menghadapi kenaikan harga beras.

Baca Selengkapnya
Jika Jadi Presiden, Anies Bakal Dorong Pengesahan RUU Pendanaan Partai Politik

Jika Jadi Presiden, Anies Bakal Dorong Pengesahan RUU Pendanaan Partai Politik

Anies juga berjanji memberikan hadiah atau reward kepada masyarakat berperan dalam memburu koruptor.

Baca Selengkapnya
Masuk Tahun Politik, Pengusaha Korsel Pilih 'Wait and See' Buat  Investasi di IKN

Masuk Tahun Politik, Pengusaha Korsel Pilih 'Wait and See' Buat Investasi di IKN

Hal ini tidak lepas proses pemilihan presiden-wakil presiden Indonesia pada 14 Februari 2024.

Baca Selengkapnya