Terorisme Kulit Putih Sejalan dengan Kebangkitan ISIS
Merdeka.com - Banyak pakar terorisme memandang kesamaan yang mengkhawatirkan antara kebangkitan ISIS dan terorisme kulit putih, yang terlihat baru-baru ini dalam penembakan sadis di El Paso, Texas, Amerika Serikat.
"Paralelnya menakjubkan," kata Will McCants, seorang pakar terkemuka di bidang ini, dilansir dari laman New York Times, Selasa (6/8).
Pakar mengatakan, kesamaan ini tak bisa dianggap kebetulan. Terorisme nasionalis kulit putih mengikuti perkembangan yang sangat mirip dengan klaim jihad di bawah kepemimpinan ISIS, menjelaskan mengapa serangan tiba-tiba begitu sering dan mematikan.
Ada rekrutan pemula yang berkumpul di sudut-sudut gelap media sosial, bekerja sendiri menggerakkan radikalisme.
Perbedaan antara nasionalis kulit putih dan ISIS meluas. Sementara para pemimpin ISIS mengobarkan semangat pengikut mereka ke dalam pemerintahan yang berumur pendek, nasionalisme kulit putih yang baru tidak memiliki kepemimpinan formal sama sekali.
"Saya pikir banyak orang yang bekerja pada ekstremisme online melihat kesamaan ini," kata JM Berger, penulis buku "Extremism," dan seorang rekan dengan VOX-Pol, sebuah kelompok yang mempelajari ekstremisme secara daring, merujuk pada persamaan antara nasionalisme kulit putih dan ISIS.
Seperangkat perubahan global, terutama kemunculan media sosial, semakin memudahkan bagi setiap penyebab teroris yang terdesentralisasi menuju arah kekerasan yang kejam dan semakin tidak masuk akal.
"Secara struktural, tidak masalah apakah ekstremis itu adalah jihadis atau nasionalis kulit putih," kata Berger.
Nasionalisme kulit putih dalam segala bentuk telah meningkat selama beberapa tahun.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus pegawai KAI ini menjadi sorotan Densus 88 karena meski ISIS bubar, tapi pendukungnya masih ada
Baca SelengkapnyaDi tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaAksi terorisme memberi dampak buruk, maka setiap 21 Agustus ditetapkan Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaIslamophobia juga bisa disebabkan oleh propaganda media yang bertujuan membuat kerusakan.
Baca SelengkapnyaDi media sosial, muncul lelucon satir dengan narasi menjadi anggota KPPS setara dengan anggota Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Baca SelengkapnyaPolisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca Selengkapnya