Telegram serius pindahkan server ke Iran
Merdeka.com - Pemilik aplikasi pesan pendek, Telegram, dikabarkan sudah sepakat memindahkan pusat operasi mereka ke Iran. Bahkan konon mereka sudah memasang sejumlah server di Negeri Syiah itu.
Dilansir dari laman kantor berita ISNA, Minggu (30/7), Menteri Komunikasi Iran, Mahmoud Vaezi, menyatakan langsung kalau Telegram bersedia mematuhi persyaratan mereka tetapkan.
"Sebagai hasil dari pertemuan dengan manajer Telegram, beberapa server mereka sudah dipindahkan ke negara kami," kata Vaezi.
Pada 22 Juli lalu, Direktur Operasional Telegram, Pavel Durov, menyatakan tidak akan memindahkan server mereka ke Iran. Namun, Iran berkeras jika Telegram ingin beroperasi, mereka mesti memindahkan server.
Kebijakan pemerintah Iran soal dunia maya memang tidak ramah. Apalagi soal media sosial. Beberapa aplikasi, seperti Facebook dan Twitter, serta lainnya diblokir. Namun, beberapa pejabat tinggi negara diperbolehkan mengaksesnya. Sedangkan buat rakyat, mereka bermain media sosial melalui proxy khusus atau jejaring pribadi virtual (VPN).
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Yordania menyatakan keadaan darurat, menurut TV berita Al-Mamlaka milik negara. Negara itu juga menutup wilayah udaranya untuk penerbangan.
Baca SelengkapnyaPemerintah akui memiliki hubungan baik dengan Iran tapi tak pernah impor BBM dari negara Timur Tengah tersebut.
Baca SelengkapnyaKementerian Luar Negeri juga meminta para WNI segera menghubungi maskapai masing-masing untuk mendapatkan informasi terkini terkait penerbangan mereka.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
AS Minta Iran Izinkan Israel Balas Serangan Secara Simbolis Agar Tel Aviv Tidak Malu
Baca SelengkapnyaIsrael menyerang pangkalan udara militer utama milik Iran
Baca SelengkapnyaIran berjanji membalas Israel yang menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah.
Baca SelengkapnyaProgram itu diyakini bisa mengurangi dampak perang Iran vs Israel
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaPasca serangan balasan Iran ke Israel beberapa waktu, nilai tukar dolar terus menguat dan sebaliknya sejumlah negara mengalami pelemahan mata uangnya.
Baca Selengkapnya