Siapa John Bolton, Penasihat Keamanan AS yang Dipecat Trump
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara tiba-tiba memecat Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton. Melalui akun Twitternya, Trump mengatakan tidak setuju dengan banyak saran yang diajukan Bolton.
"Saya telah memberi tahu John Bolton tadi malam bahwa jasanya sudah tidak dibutuhkan lagi oleh Gedung Putih," tulis Trump melalui Twitter pribadinya, Selasa (10/9) malam.
Dilansir dari laman Business Insider, Selasa (10/9), pemecatan Bolton terjadi setelah dirinya berdebat dengan Trump tentang rencana kontroversial untuk menjadi tuan rumah bagi pertemuan damai dengan Taliban. Sebelumnya, pertemuan yang akan membahas solusi untuk mengakhiri perang Afghanistan itu rencananya akan dilangsungkan di Camp David, wilayah khusus presiden AS yang terletak di Perbukitan Catoctin, Amerika Serikat.
Bolton sendiri telah lama dikenal di bidang keamanan AS. Dia sudah bekerja untuk kebijakan luar negeri dan masalah keamanan nasional sejak awal 1980, di bawah pemerintahan Reagan. Sejak saat itu pula, Bolton dikenal sebagai pengamat pertahanan yang skeptis terhadap birokrasi AS dan lembaga internasional.
©2019 AFP PhotoSelama bertahun-tahun bergelut di bidang keamanan, Bolton telah membuat beberapa keputusan kontroversial. Salah satunya mengadvokasi serangan militer pendahulu, terhadap Korea Utara dan Iran. Bolton juga pernah mendorong Rusia menyembunyikan Edward Snowden, mantan anggota CIA yang membocorkan informasi program mata-mata rahasia NSA.
Di era pemerintahan George W. Bush, Bolton pernah menjabat sebagai wakil menteri pengendali senjata. Ketika itu, Bolton berusaha meyakinkan bawa Irak memiliki senjata pemusnah massal. Pernyataan tersebut dibuat sebagai pembenaran agar pasukan AS bisa memasuki wilayah Irak.
Usai menjadi wakil menteri, Bolton kemudian menjabat sebagai duta besar AS untuk PBB. Selama masa jabatannya sebagai perwakilan AS di PBB, dia terus mendorong penegakan sanksi terhadap negara-negara yang dituduh memiliki atau mengembangkan senjata nuklir.
Dikutip dari Business Insider, Selasa (10/9), Bolton pernah mengklaim bahwa Kuba berkoordinasi dengan Libya dan Iran untuk mengembangkan senjata nuklir. Namun, klaim Bolton disebut tidak memiliki bukti pendukung.
Selama masa kepemimpinan Trump, sekitar 16 bulan sudah Bolton menduduki posisi sebagai penasihat keamanan nasional.
Reporter Magang: Anindya Wahyu Paramita
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Putin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga
Baca SelengkapnyaUcapan Joe Biden itu disampaikan melalui sepucuk surat diantarkan Dubes Amerika Serikat untuk ASEAN Yohannes Abraham.
Baca SelengkapnyaPernyataan ini disampaikan menjelang pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa bersama perwakilan Israel, Otoritas Palestina, dan negara-negara Arab.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Survei: 86% Pemilih Sebut Joe Biden Terlalu Tua untuk Kembali Maju Capres
Baca SelengkapnyaJutaan warga Gaza terancam kelaparan karena Israel melarang truk bantuan masuk ke wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaJokowi resmi menandatangani keputusan presiden (Keppres) tentang Pemberhentian Firli Bahuri sebagai Ketua sekaligus Anggota KPK pada 28 Desember lalu.
Baca SelengkapnyaBulan Desember mungkin bisa menjadi hari menyakitkan bagi Joe Bide, Presiden Amerika Serikat saat ini.
Baca SelengkapnyaStrategi besar negara tidak semuanya bisa dibuka, karena bukan toko kelontong.
Baca SelengkapnyaJoe Biden Sebut AS Tidak Akan Bantu Israel Balas Serangan Iran
Baca Selengkapnya