Seruan Global Memerangi Kebencian di Dunia Maya Itu Datang dari Selandia Baru
Merdeka.com - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyerukan aksi nyata untuk memerangi ekstremisme di dunia maya setelah peristiwa penembakan di dua masjid di Kota Christchurch yang menewaskan 51 orang Maret lalu.
Ardern meminta situs jejaring sosial terbesar Facebook untuk melakukan tindakan yang lebih guna memerangi konten ekstremis dan kekerasan.
Ardern akan berada di Prancis bersama Presiden Emmanuel Macron untuk menandatangani kesepakatan yang diberi tajuk 'Seruan Christchurch' untuk meminta Facebook menguji perangkat lunak yang bisa mencegah konten kekerasan dan saling berbagi data lebih banyak dengan pemerintah untuk membantu memberantas materi buruk di dunia maya.
Ardern menjadi alasan berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi Paris bersama Presiden Macron yang akan digelar Rabu besok. Para peserta nantinya akan diminta berkomitmen dengan 'Seruan Chiristchurh' yang bertujuan memberantas konten teroris dan kekerasan di Internet.
Ardern menuturkan pembantaian di Christchurch menegaskan 'tren baru dalam tindak kejahatan para ekstremis'.
"Serangan itu dirancang untuk disiarkan di Internet. Keseluruhan kejadian ditayangkan secara langsung. Skala dari video yang mengerikan ini sungguh luar biasa," kata dia dalam tulisan opininya di koran the New York Times.
©REUTERS/Jorge SilvaArdern mengatakan Facebook menghapus 1,5 juta salinan video itu dalam waktu 24 jam setelah serangan, tapi dia masih menemukannya secara tidak sengaja ketika video itu diputar otomatis di tapak waktu media sosial.
Sejak serangan itu Ardern mengkritik keras Facebook karena tidak berbuat banyak untuk memerangi konten ekstremisme.
Tapi meski kalangan pembuat kebijakan sepakat harus ada tindakan yang dilakukan, tapi mereka masih belum seragam tentang apa yang mesti dilakukan. Dari London hingga New Delhi, jajaran pemerintah merumuskan undang-undang untuk penggunaan Internet, namun di sejumlah kasus langkah itu juga memicu tindakan berlebihan yang bisa mengekang kebebasan berekspresi.
Ardern beralasan koordinasi global dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini. Penandatanganan Seruan Christchurch ini akan dilaksanakan para rapat para menteri dari tujuh negara pekan ini di Paris.
Perwakilan dari Facebook, Google, Microsoft, dan Twitter juga termasuk yang diundang untuk menghadiri KTT ini. Facebook, Google, dan Microsoft, berjanji mereka akan menandatangani kesepakatan itu. Twitter masih menolak berkomentar.
Sejumlah negara juga diharapkan akan menandatangani kesepakatan tak mengikat ini, termasuk Inggris, Kanada, Yordania, Senegal, Indonesia, Australia, Norwegia, dan Irlandia. Amerika Serikat yang selama ini selalu menolak kebijakan soal Internet ini karena khawatir mencederai kebebasan berekspresi menjadi negara yang tidak diharapkan akan menandatangani kesepakatan ini.
Menurut dua pejabat senior Selandir Baru, kesepakatan itu tidak berisi aturan atau kebijakan yang harus dilakukan. Setiap negara dan perusahaan dibebaskan untuk memutuskan apa yang terbaik bagi negara masing-masing.
Perusahaan media sosial akan mendapat tugas berat untuk menentukan konten seperti apa yang memuat kekerasan atau ekstremisme karena selama ini hal itu belum pernah dibahas atau disepakati.
"Kami akan menyebarkan berbagai komitmen para pemimpin dunia untuk mengurangi penyebaran terorisme dan ekstremisme daring," kata Nick Clegg, wakil presiden Facebook untuk isu global dalam pernyataannya. "Ini adalah isu yang rumit dan kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan para pemimpin dunia dalam pertemuan minggu depan dan setelah itu merumuskan kerangka kerja untuk menetapkan aturan supaya orang tetap terlindungi dari kekerasan."
Sejak peristiwa Christchurch, Ardern sudah berupaya membangun kesadaran global untuk memerangi kekerasan dan ekstremisme di media sosial. Awal bulan ini dia mengatakan ingin melihat 'tindakan yang lebih jauh dari sekadar kebijakan melalui aturan pemerintah.'
"Banyak sekali yang ingin kita lakukan untuk mencegah agar jejaring media sosial ini tidak dipakai untuk menyebarkan kekerasan ekstremisme," kata Ardern.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
4 Februari Hari Ulang Tahun Facebook, Ini Sejarah dan Perkembangannya
Facebook menjadi jejaring sosial terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaMedia Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaJokowi Puji BRI: Sekarang Agen BRILink Ambil Alih Peran Rentenir
Kepala Negara mengapresiasi langkah digitalisasi yang berhasil menyentuh masyarakat kecil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ternyata Ini Biang Kerok Instagram dan Facebook 'Down' di Dunia, Termasuk Indonesia
Instagram dan Facebook mengalami gangguan akses layanan atau down di sejumlah negara di dunia.
Baca SelengkapnyaTerobosan Baru, Pemerintah Kembangkan Platform untuk Cari Jemaah Haji Hilang dan Tersesat
Pencarian jemaah dilakukan berbasis sinyal ponsel.
Baca SelengkapnyaJokowi Tekan Aturan Percepatan Transformasi Digital, Begini Isinya
Pertimbangan penerbitan perpres itu untuk mendorong terwujudnya pelayanan publik berkualitas dan terpercaya.
Baca SelengkapnyaKata Bijak Soekarno tentang Perjuangan, Bakar Semangat Jiwa Muda di Bulan Kemerdekaan
Merdeka.com merangkum informasi tentang kata-kata bijak Soekarno tentang perjuangan yang perlu Anda ketahui.
Baca SelengkapnyaWanita ini Bisa Temui Presiden Jokowi Langsung Tanpa Disetop Paspampres
Ini sosok wanita yang bisa menemui Presiden Jokowi tanpa dicegah Paspampres. Tenyata punya jabatan penting di Istana.
Baca SelengkapnyaMasa Jabatan Segera Habis, Jokowi Instruksikan Pembangunan Portal Nasional Dipercepat
Pemerintah akan membuat portal nasional yang mengintegrasikan berbagai layanan.
Baca Selengkapnya