Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Senjata AS Banjiri Toko-Toko Senapan di Afghanistan

Senjata AS Banjiri Toko-Toko Senapan di Afghanistan Gaya pejuang Taliban dan alutsista hasil rampasan. ©JAVED TANVEER/AFP

Merdeka.com - Dalam kekacauan penarikan militer Amerika dan pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban pada Agustus lalu, ribuan senjata buatan Ameirka dan peralatan militer disita kelompok militan tersebut ketika pangkalan-pangkalan militer pemerintah menyerah atau diserbu.

Dengan berkuasanya Taliban, semakin banyak senjata dan peralatan militer Amerika sekarang dijual secara terbuka di toko-toko oleh pedagang senjata Afghanistan yang membeli senjata dari tentara pemerintah dan pejuang Taliban, termasuk membayar amunisi dan material lainnya, menurut pedagang senjata di Provinsi Kandahar di selatan Afghanistan.

Dalam sejumlah wawancara, dikutip dari The New York Times, Kamis (7/10), tiga pedagang senjata di Kandahar mengatakan puluhan orang Afghanistan mendirikan toko senjata di wilayah tersebut, menjual pistol buatan Amerika, senapan, granat, teropong, dan lainnya. Peralatan militer itu awalnya diberikan kepada pasukan keamanan Afghanistan yang dilatih dan dibantu AS.

Selama pemberontakan, Taliban dengan giat mencari senjata dan peralatan yang dipasok Amerika. Tapi sekarang banyak senjata yang dijual kepada pengusaha Afghanistan karena permintaan Taliban semakin menurun dengan berakhirnya pertempuran, menurut para pedagang senjata. Mereka mengatakan banyak pedagang senjata menyelundupkan senjata-senjata tersebut ke Pakistan, di mana permintaan senjata Amerika cukup besar.

Selama bertahun-tahun, AS menyiapkan militer Afghanistan dengan serangkaian besar senjata dan kendaraan, termasuk senapan karabin M4, roket, pesawat penyerang ringan A-29, Humvees, amunisi dalam jumlah besar untuk senapan serbu dan senapan mesin, menurut laporan terbaru Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afghanistan. Untuk dua tahun fiskal sebelumnya yang berakhir pada Juni, jumlah anggaran yang dihabiskan untuk militer Afghanistan totalnya sebesar USD 2,6 miliar.

Pada Senin, Pentagon mengakui senjata yang dipasok AS dalam jumlah besar masih ada di Afghanistan.

“Sejak 2005, militer AS telah memberikan pasukan pertahanan nasional dan pasukan keamanan Afghanistan ribuan senjata kecil, mulai dari pistol sampai senapan mesin medium,” jelas juru bicara Departemen Pertahanan AS, Mayor Rob Lodewick kepada The New York Times.

Setelah runtuhnya pemerintah Afghanistan pada Agustus, Mayor Lodewick mengatakan, “kami mengakui bahwa sejumlah besar senjata-senjata ini kemungkinan sekarang di tangan Taliban.”

Dalam kesaksian di kongres pekan lalu, Menteri Pertahanan Lloyd J Austin mengatakan, persenjataan yang lebih canggih yang digunakan pasukan Amerika di Afghanistan ditarik ketika pasukan terakhir meninggalkan negara itu pada akhir Agustus. Pejabat Pentagon menyampaikan, persenjataan canggih yang diberikan untuk pasukan keamanan Afghanistan, seperti helikopter dan pesawat, telah dirusak sebelum Amerika meninggalkan negara tersebut.

Bantahan Taliban

Namun Taliban membantah senjata-senjata itu kini dipasarkan.

Dalam wawancara dengan The New York Times, seorang juru bicara Taliban, Bilal Karimi, mengatakan senjata tidak untuk dijual.

“Saya sangat membantah hal ini; para pejuang kami tidak seceroboh itu,” ujarnya.

“Bahkan satu orang pun tidak bisa menjual sebiji peluru di pasar atau menyelundupkannya.”

Dia menambahkan, senjata buatan Amerika yang sebelumnya direbut selama perang semua terdaftar, terverifikasi, dan semua disimpan dan diamankan pihaknya untuk tentara di masa yang akan datang.

Namun demikian, tokoh Taliban lainnya mengonfirmasi banyak senjata Amerika yang dipasarkan.

Musim panas ini, senjata AS dicuri dan dijual oleh pasukan keamanan Afghanistan, atau disita oleh Taliban saat mereka merundingkan penyerahan diri secara keseluruhan yang mana tentara dan polisi menyerahkan senjata dan peralatan tersebut dengan imbalan janji Taliban untuk menyelamatkan nyawa mereka. Ada juga seragam, senjata, dan perlengkapan ditinggalkan begitu saja oleh tentara dan polisi Afghanistan saat mereka melarikan diri.

Menurut beberapa pedagang, beberapa tentara dan polisi menjual senjata dan amunisi mereka sebelum mereka merundingkan penyerahan diri. Pedagang senjata akan membayar sekitar USD 1.200 untuk satu pistol Beretta M9 - jauh lebih mahal dibandingkan gaji bulanan seorang prajurit.

Para pedagang mengatakan, karabin M4 Amerika dijual sekitar USD 4.000, terutama jika dilengkapi dengan laser sight atau peluncur granat di bawah laras. Sebaliknya, senapan Kalashnikov dijual seharga sekitar USD 900, dan peluncur granat roket buatan Rusia seharga sekitar USD 1.100. Pistol yang dipasok pasukan NATO kepada petugas polisi Afghanistan dijual dengan harga sekitar USD 350. Hampir semua transaksi mereka dalam rupee Pakistan, dan dalam bentuk tunai.

Seorang pedagang senjata, Esmatullah, mengatakan dia membuka sebuah toko di Provinsi Kandahar sekitar delapan bulan lalu, setelah Taliban menguasai daerah tersebut. Sebelum itu, dia menjadi pedagang senjata keliling, mengunjungi pangkalan pemerintah untuk membeli senjata dan amunisi dari tentara dan polisi yang sangat membutuhkan uang tunai dan muak dengan pemerintah di Kabul yang mereka yakini telah meninggalkan mereka.

“Kami bertemu banyak tentara dan perwira pemerintah untuk membeli senjata dari mereka. Setelah itu kami akan membawa senjata-senjata itu ke Taliban dan menjualnya kepada mereka, atau kepada siapa pun yang mau memberi kami harga yang bagus,” kata Esmatullah.

Menurut pedagang senjata, Taliban mengizinkan pejuangnya menjual beberapa senjata kecil yang mereka sita dari pangkalan yang serbu atau yang menyerahkan diri. Sisa senjata yang disita diserahkan ke komandan Taliban, yang para pejuangnya menembakkan karabin serbu M4 buatan Amerika dan mengendarai Humvess Amerika ketika mereka berpencar ke seluruh negeri pada musim panas lalu.

Para pedagang mengatakan saat ini pelanggan mereka adalah para pengusaha Afghanistan dan warga biasa. Orang-orang ini membeli senjata tersebut untuk dijual lagi ke Pakistan, untuk pertahanan diri, maupun untuk menyelesaikan perselisihan pribadi atau suku yang sudah berlangsung lama.

“Senjata buatan Amerika permintaannya besar, karena bekerja sangat bagus dan orang-orang paham bagaimana menggunakannya,” jelas pedagang senjata kedua di Kandahar yang tidak mau disebutkan namanya karena takut Taliban akan menutup tokonya.

Pedagang ini mengatakan dia telah menjual puluhan pistol, senapan, amunisi, dan radio dua arah buatan Amerika sejak membuka tokonya sekitar dua bulan lalu.

Pedagang senjata ketiga di Kandahar, yang juga meminta tidak disebutkan namanya karena telah diperingatkan Taliban tidak berbicara kepada media, mengatakan pedagang telah menjual senjata sebesar senjata antipesawat ke Taliban musim panas ini. Sekarang dia menjual M4 buatan Amerika dan senapan mesin kaliber .50, serta senjata yang diproduksi oleh negara lain, termasuk peluncur roket dan senapan serbu Kalashnikov.

“Pilihan pertama adalah buatan Amerika walaupun sedikit lebih mahal daripada buatan Rusia,” ujarnya.

“Senjata ringan seperti pistol dan senapan sangat diminati, karena mudah diangkut dan dibawa.”

Mullah Basir Akhund, mantan komandan Taliban yang tinggal di Kandahar, mengatakan dia membantu para militan merundingkan penyerahan pasukan keamanan di provinsi tersebut. Taliban sering mengirim tetua desa atau tokoh tepercaya lainnya untuk merundingkan penyerahan. Akhund mengatakan, runtuhnya pangkalan-pangkalan pemerintah membuat daerah itu dibanjiri senjata buatan Amerika.

“Ada banyak toko dan penyelundup senjata yang berkeliaran di Kandahar akhir-akhir ini,” katanya.

“Orang-orang ini selalu ada di sana untuk membeli senjata, terutama selama masa transisi semacam ini di mana mudah untuk membeli senjata baru.”

Akhund mengaku baru-baru ini memperkenalkan pedagang senjata Pakistan ke pedagang senjata di Kandahar. Pedagang itu mengatakan kepadanya sedang mencari pistol, senapan, kacamata night vision, amunisi, dan perlengkapan militer lainnya yang disediakan AS.

Akhund mengatakan penyelundup Pakistan menjual mobil dari showroom di Pakistan. Tetapi bisnis orang itu yang paling menguntungkan berasal dari penjualan senjata buatan Amerika yang dibeli di Afghanistan.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bersenjata Lengkap, Begini Aksi Jenderal TNI Maruli Simanjuntak di Satgultor 81 Kopassus Taklukan Target Teror

Bersenjata Lengkap, Begini Aksi Jenderal TNI Maruli Simanjuntak di Satgultor 81 Kopassus Taklukan Target Teror

Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak terima Brevet Anti Teror Kehormatan. Begini aksinya bersenjata lengkap.

Baca Selengkapnya
Luar Biasa Kuat, Prajurit TNI ini Bikin Keok Petarung asal Amerika, Momennya Mendebarkan

Luar Biasa Kuat, Prajurit TNI ini Bikin Keok Petarung asal Amerika, Momennya Mendebarkan

Berikut prajurit TNI yang bikin keok petarung asal Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Hendak Ditangkap karena Miliki Senjata Rakitan, Pria di Kupang Bakar Diri dalam Rumah

Hendak Ditangkap karena Miliki Senjata Rakitan, Pria di Kupang Bakar Diri dalam Rumah

NS (40), buruh serabutan di Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, NTT, nekat melakukan aksi bakar diri saat akan ditangkap karena memiliki senjata api.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Banjir Surut, Stasiun Semarang Tawang Kembali Beroperasi

Banjir Surut, Stasiun Semarang Tawang Kembali Beroperasi

Sebelumnya sejumlah perjalanan kereta api mengalamai keterlambatan dan pengalihan akibat banjir tersebut.

Baca Selengkapnya
Sempat-sempatnya 2 Prajurit TNI Lakukan ini di Sela Latihan Menembak, Aksinya Benar-benar Tak Pernah Disangka

Sempat-sempatnya 2 Prajurit TNI Lakukan ini di Sela Latihan Menembak, Aksinya Benar-benar Tak Pernah Disangka

Aksinya pun banjir sorotan hingga gelak tawa dari warganet.

Baca Selengkapnya
KAI Batalkan Perjalanan Kereta Api Akibat Banjir Semarang, Ini Daftar Kereta Terdampak

KAI Batalkan Perjalanan Kereta Api Akibat Banjir Semarang, Ini Daftar Kereta Terdampak

Calon penumpang yang telah memiliki tiket, bisa melakukan pembatalan tiket di loket stasiun. Nantinya akan dikembalikan 100 persen di luar bea pesan.

Baca Selengkapnya
'Jebolan' Istana & Surakarta, Mayjen Widi Melesat Bakal Jadi Bintang Tiga Termuda di TNI AD

'Jebolan' Istana & Surakarta, Mayjen Widi Melesat Bakal Jadi Bintang Tiga Termuda di TNI AD

Mayjen Widi Prasetijono baru saja mendapatkan kenaikan pangkat sebagai letnan jenderal dan memakai bintang tiga di pundak. Ia akan menjadi bintang tiga termuda

Baca Selengkapnya
Terlibat Pencurian Ratusan Kendaraan Bermotor, Anggota TNI di Sidoarjo Ditangkap

Terlibat Pencurian Ratusan Kendaraan Bermotor, Anggota TNI di Sidoarjo Ditangkap

Terlibat Pencurian Ratusan Kendaraan di Jawa Timur, Anggota TNI di Sidoarjo Ditangkap

Baca Selengkapnya
15 Pasar Jalanan Tertua di Dunia, Ada yang Sudah Berdiri Ribuan Tahun Lalu

15 Pasar Jalanan Tertua di Dunia, Ada yang Sudah Berdiri Ribuan Tahun Lalu

Banyak sekali pasar jalanan di seluruh penjuru dunia yang sudah berdiri sejak ribuan tahun lalu. Yuk, simak pasar jalanan apa saja yang paling tua di dunia!

Baca Selengkapnya