Merdeka.com - Saat persediaan alat pelindung seperti sarung tangan dan masker menipis di rumah sakit karena pasien Covid-19 yang terus bertambah, bantuan datang dari pihak yang tidak diduga. Seniman tato ramai-ramai menyumbang stok alat pelindung milik mereka untuk para tenaga medis yang bekerja di rumah sakit.

Seperti yang dilakukan oleh Michelle Myles, pemilik Daredevil Tattoo di New York City. Untuk diketahui, New York menjadi wilayah utama penyebaran virus corona di AS dengan jumlah terkonfirmasi positif paling banyak. Selama pandemi corona berlangsung, para seniman tato dengan inisiatif sendiri menutup studio mereka.

"Tato benar-benar memahami perlunya alat pelindung. Selama ini bekerja dengan kesadaran akan potensi patogen yang ditularkan melalui darah dan kontaminasi silang, dan karenanya kami melakukan banyak tindakan pencegahan dalam pekerjaan kami sehari-hari," kata Michelle Myles, seperti dikutip dari CNN, Senin (30/3).

Myles mengaku telah menutup tokonya sejak 13 Maret lalu untuk melindungi pelanggan dan artis yang bekerja dengannya. Kondisi itu yang terjadi pada sebagian besar toko dan studio di seluruh negeri. Pekerjaan ini memerlukan kontak yang sangat dekat antara seniman dan pelanggan, dan hal itu tidak mungkin dilakukan saat wabah corona berlangsung.

Sementara itu di Minneapolis, Minnesota, Awen Briem, yang memiliki studio Art With a Point, menyumbangkan persediaan sarung tangan, masker, dan alas kaki.

"Kami para profesional yang mendukung para profesional lain. Kami semua memiliki minat dalam kesehatan dan keselamatan komunitas kami. Saya pikir ada empati yang luar biasa di sana karena kami memiliki pemahaman tentang apa yang terjadi."

Sumbangkan Semua Stok

Karri Henning, pemilik Cloud Nine Southside Tattoo & Body Piercing Studio di Birmingham, Alabama, memahami hubungan ini karena dia telah bekerja di sektor kesehatan publik dalam pencegahan HIV dan hepatitis B.

Seorang praktisi perawat dari unit gawat darurat terdekat baru-baru ini menghubunginya karena mereka sudah kehabisan persediaan. "Aku punya beberapa masker dan barang untuknya. Dan aku berkata, 'Bagaimana dengan pakaian isolasi ini?' Dan dia berkata, "Ya Tuhan, aku bahkan tidak berpikir tentang kalian yang memilikinya. Sempurna," tuturnya.

Sama seperti para koleganya, Henning sama sekali tidak peduli tentang biaya membagikan pasokan medisnya. "Secara keuangan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan nyawa orang-orang yang dipertaruhkan. Jauh lebih berharga jika digunakan oleh seseorang yang benar-benar membutuhkannya," tukasnya.

Rob Massimiano, presiden Aliansi Tato Profesional, senang melihat aksi bantuan dari para pemilik studio tato dan berharap itu menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.

"Aku bangga pada teman-temanku. Ini tindakan tanpa pamrih, karena ketika tiba saatnya untuk membuka kembali, mereka harus membeli persediaan baru. Sangat mengharukan melihat orang-orang maju dan melakukan hal yang benar."

Aksi yang sama juga dilakukan Buddy Wheeler, pemilik dua toko Tattoo Charlie di Kentucky. Dia menyumbangkan semua persediaan perlengkapan medisnya dari satu toko ke rumah sakit di Louisville dan persediaan toko lainnya ke rumah sakit di Lexington.

"Kedua rumah sakit itu sangat berterima kasih dan ramah. Sebenarnya, saya mendapat telepon pagi ini dari rumah sakit Baptis di Lexington berterima kasih kepada saya lagi karena membawa perbekalan dan menyumbangkannya kemarin. Senang rasanya membantu seperti itu," ujarnya.