Remaja Pakistan Meninggal Dunia, Diduga Dianiaya Guru Karena Tak Bisa Hafalan
Merdeka.com - Hunain Bilal (17), seorang siswa di Kota Lahore, Pakistan, ditemukan pingsan setelah menerima pukulan keras dari gurunya. Meski sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawa Bilal tidak dapat diselamatkan.
Insiden yang mencoreng dunia pendidikan itu terjadi Kamis (5/9) lalu. Sesaat setelah kematian Bilal, tagar #JusticeForHunian menggema di jagad Twitter. Bahkan, gerakan dukungan untuk kasus Bilal tersebut sempat menduduki peringkat teratas Twitter.
Dilansir dari laman Sputnik, kasus kematian Bilal mulai mencuat ketika sepupunya, Rimsha Naeem membagikan cerita tentang penyiksaan Bilal di tangan sang guru.
"Sepupuku yang berusia 17 tahun, telah dipukul secara brutal oleh gurunya di sekolah hingga tewas," tulis Naeem dalam akun Twitter @badgirlrimi miliknya.
Lebih lanjut Naeem bercerita, bagaimana sang sepupu sempat mengalami kesulitan bernapas ketika 'dihukum'. Namun, bukannya berhenti guru tersebut justru menyebut keluhan Bilal sebagai 'drama' dan terus memukulnya.
Menurut Naeem, rekan sekolah Bilal sempat mencoba menghentikan aksi brutal guru yang diketahui bernama Kamran Hashmi itu. Naeem menjelaskan, Bilal ditampar berkali-kali dan kepalanya dibenturkan ke dinding.
Mendapat siksaan dari Hasmi, Bilal sempat menjerit hingga terjatuh ke lantai. "Setelah tidak berdaya, Bilal diseret ke kantor kepala sekolah," tulis Naeem.
Naeem menduga, Bilal telah meninggal dunia ketika dilarikan ke rumah sakit. Namun, pihak sekolah mengatakan saat itu tekanan darah Bilal rendah sehingga jatuh pingsan.
Dikutip dari laman Dawn, Bilal dihukum oleh gurunya karena gagal menghafalkan pelajarannya.
Insiden penganiayaan yang menyebabkan kematian itu menimbulkan kegaduhan di media sosial. Sputnik melaporkan, banyak warga Pakistan yang menuntut hukuman keras untuk tersangka yang telah diamankan pihak kepolisian.
Kisah malang Bilal sempat mendapat tanggapan dari Menteri Urusan Ekonomi Pakistan Hammad Azhar. Atas kasus yang menimpa remaja Lahore itu, Azhar mengucapkan keprihatinannya dan rasa bela sungkawa kepada keluarga korban.
Kepada Naeem sebagai perwakilan keluarga, Azhar berjanji untuk memantau pekembangan kasus ini secara khusus. Dirinya juga menjanjikan untuk mendorong tinjauan kembali undang-undang tentang hukuman fisik di sekolah.
Ayah Bilal telah mengajukan pengaduan resmi atas kasus yang menghilangkan nyawa anak laki-lakinya itu. Penyelidikan juga telah dilakukan polisi. Sang guru yang diduga sebagai pelaku telah didaftarkan berdasarkan Pasal 302 dan 34 KUHP Pakistan, tentang pembunuhan dan pengeroyokan.
Reporter Magang: Anindya Wahyu Paramita
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Munasir mengungkapkan bahwa ide untuk meminta buku kepada Gibran muncul secara spontan saat ia merespons tweet dari Gibran.
Baca SelengkapnyaPenyebab kebakaran hingga kini masih diselidiki polisi
Baca SelengkapnyaBerikut momen mantan Panglima TNI payungi anak buahnya saat hujan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kepala bayi terputus dan tertinggal dalam rahim sang ibu saat melahirkan di puskesmas Bangkalan.
Baca SelengkapnyaFadil berjanji, putra-putri dari sang Bhabinkamtibmas bisa melenggang masuk pendidikan Polri.
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.
Baca SelengkapnyaSimak kisah inspiratif Bintara Polri anak yatim, sampai bikin kagum dua jenderal polisi.
Baca SelengkapnyaKendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca SelengkapnyaTiga remaja sok jago di jalanan tak berkutik saat digelandang ke Polsek Cibinong hingga ibu mereka dipanggil
Baca Selengkapnya