Ramai Ajak Boikot Produk Prancis, Warganet Pakistan Malah Boikot Produk Sendiri
Merdeka.com - Prancis menjadi berita utama setelah memutuskan mendukung penerbitan ulang kartun Nabi Muhammad, yang dikecam negara-negara Muslim seluruh dunia.
Penerbitan kartun itu memicu sejumlah serangan kekerasan termasuk pemenggalan seorang guru di pinggiran kota Paris, Samuel Paty, setelah menunjukkan kartun Nabi Muhammad saat mengajar di kelas.
Serangan kembali terjadi pada 29 Oktober. Penyerang yang membawa pisau membunuh tiga orang di sebuah gereja di kota Nice. Walaupun polisi belum mengungkap motif pelaku, insiden itu terjadi menyusul dukungan Presiden Prancis Emmanuel Macron atas penerbitan ulang kartun kontroversial tersebut.
Pakistan dan Turki adalah negara yang paling depan menyerukan boikot produk Prancis.
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan juga mengkritik Macron karena sikapnya telah mendorong munculnya Islamofobia dengan menyerang Islam daripada teroris pelaku kekerasan.
Saat warganet dari negara Muslim ramai mengajak boikot di media sosial, warga Pakistan malah memboikot produk buatan negaranya sendiri.
Dikutip dari Eurasian Times, Selasa (3/11), biskuit merek Lu yang diserukan warganet untuk diboikot ternyata produk Pakistan, bukan buatan Prancis seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Lu memang terdaftar sebagai merek dagang Prancis. Tapi pada 2007, perusahaan Amerika, Kraft Foods, membelinya dari Prancis.
Pada 2012, Kraft Foods memutuskan memecah perusahaannya menjadi dua dan membentuk perusahaan baru Mondelez International, yang menangani seluruh bisnis biskuit dan coklat internasional.
©twitter.com/AwaisBa49992170Continental Biscuits Limited (CBL), sebuah perusahaan Pakistan, bergabung atau joint venture dengan Mondelez International dengan kepemilikan saham masing-masing 50,5 persen dan 49,5 persen.
Di tengah seruan boikot, perusahaan tersebut menerbitkan pernyataan mengklarifikasi bahwa perusahaannya dikelola dan dioperasikan di Pakistan dengan kepemilikan saham mayoritas dipegang Pakistan.
"Kami ingin dengan tegas menyatakan bahwa biskuit CBL dan LU - diproduksi di Pakistan - TIDAK BERHUBUNGAN dengan, dan TIDAK ADA KEPEMILIKAN oleh perusahaan Prancis ataupun Prancis," jelasnya dalam sebuah pernyataan di situsnya.
"CBL dengan keras mengutuk tindakan penistaan baru-baru ini di Prancis, terhadap Nabi Muhammad (SAW) yang kita cintai," tambah pernyataan itu.
"Jika masyarakat yang memboikot produk tersebut sedikit saja berusaha mencari tahu kebenarannya, mereka akan menyadari bahwa boikot akan menyakiti Pakistan, bukan Prancis," kata pendiri CBL, Hasan Ali Khan kepada BBC.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
MUI mendorong seluruh masyarakat untuk tetap beralih menggunakan produk dalam negeri yang tidak terafiliasi dengan Israel dan pendukungnya.
Baca SelengkapnyaSetiap hari ia menerima pesanan 100 toples jajanan khas Blitar.
Baca SelengkapnyaIa meminta presiden berikan pernyataan terbuka terkait boikot produk asing yang terkat konflik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
jemaah wanita terlihat mengenakan mukena dengan motif macan tutul yang mencolok.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang kata-kata ngabuburit lucu seputar Ramadan yang menghibur dan bikin ngakak.
Baca SelengkapnyaMajelis Ulama Indonesia (MUI) menyerukan umat Islam tidak membeli kurma yang diimpor dari Israel selama Ramadan 2024.
Baca SelengkapnyaMajelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau umat Islam untuk tetap memboikot produk-produk Israel selama Ramadan 2024.
Baca SelengkapnyaDaftar produk yang dikeluarkan YKMI tersebut menjadi rujukan untuk menjawab kebingungan masyarakat terhadap produk yang terafiliasi.
Baca SelengkapnyaJokowi juga memuji Kabupaten Bandung yang memiliki banyak produk lokal dan variasi kulinernya.
Baca Selengkapnya