Putra mahkota Arab Saudi wafat di Swiss
Merdeka.com - Pangeran Nayef bin Abdulaziz al-Saud wafat di Kota Jenewa, Swiss tadi malam dalam usia 78. Dia merupakan putra mahkota Arab Saudi, calon pengganti Raja Abdullah bin Abdul Aziz, sejak Oktober 2011 lalu.
Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Minggu (17/6), Nayef sejak bulan lalu telah dirawat di Swiss karena komplikasi beberapa penyakit dalam. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Saudi, Usamah Nogali menyatakan jenazah pangeran telah dipulangkan dan tiba di Kota Jeddah hari ini.
Dalam sistem Kerajaan Saudi, putra mahkota tidak langsung diturunkan dari raja ke anak tertua. Penerus monarki Negeri Petro Dollar ini diurutkan sesuai garis keturunan saudara laki-laki pendiri kerajaan Saudi modern, yaitu Raja Ibnu Saud.
Pangeran ini berada di urutan ketiga dari tujuh bersaudara keturunan al Saud, dari perkawinan Raja Abdul Aziz dan selir favoritnya, Putri Hassa al-Sudairi. Status Nayef naik jadi putra mahkota karena dua kakaknya yang lebih berhak bertahta, mangkat lebih dulu, yaitu putra mahkota Pangeran Sultan (2005) dan Pangeran Salman (2011).
Nayef sejak muda telah berkarir di pemerintahan. Pada 1953, di usia 20 dia sudah dilantik menjadi Gubernur Provinsi Riyadh. Sejak itu, dia menjadi kandidat kuat pemimpin Saudi.
Dia dikenal berprestasi di bidang penanganan keamanan dalam negeri dan terorisme. Selama menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri sejak 1975, dia berhasil menggagalkan serangan Al-Qaidah, terutama yang paling bahaya pada 2003 dan 2006. Nayef bahkan sukses menekan sel kelompok radikal itu di wilayah Yaman.
Presiden Barack Hussein Obama telah menyampaikan bela sungkawa. Dia menilai Pangeran Nayef berjasa besar memperkuat kerjasama antiterorisme antara Amerika dan Arab Saudi. "Kemitraan kuat dan efektif kedua negara dalam memerangi terorisme, telah menyelamatkan nyawa rakyat Amerika dan Saudi tak terhitung jumlahnya," kata Obama.
Buat pemimpin redaksi harian Al-Riyadh, Turki Al-Sudairi, Pangeran Nayef patut dikenang karena berhasil menjaga stabilitas Saudi tanpa membuat negara itu menjadi tiran. "Dia berhasil menjaga keseimbangan hak warga dan ketertiban," kata Al-Sudairi.
Jenazah Nayef akan langsung dimakamkan di Kota Mekah nanti sore setelah salat asar. Hingga berita ini dilansir, belum diketahui siapa putra mahkota Saudi selanjutnya.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di bawah permukaan pasir, ada banyak air menggenang hingga emas dan berlian.
Baca SelengkapnyaHal tersebut diketahui dari kebiasaan warga setempat yang jarang berinteraksi satu sama lain.
Baca SelengkapnyaMeski terisi satu tahun sekali, namun deretan hotelnya nampak mewah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebanyak 320 peserta yang diumumkan lolos seleksi calon petugas PPIH Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaJenderal pensiunan Kopassus baru-baru ini bertemu dengan Menteri Pertahanan Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaSejumlah Negara Muslim Tetapkan Idulfitri Jatuh 10 April, Saudi akan Rayakan dengan Kembang Api dan Konser Musik
Baca SelengkapnyaAdapun kuota jemaah haji tahun 2024 ini mencapa 241 ribu orang.
Baca SelengkapnyaPemerintah Arab Saudi melarang keras jemaah haji maupun umrah membawa jimat.
Baca SelengkapnyaCara petani di Arab Saudi mengolah padang pasir jadi lahan pertanian.
Baca Selengkapnya