Politikus anti-Islam Belanda diadili karena menganjurkan rasisme
Merdeka.com - Geert Wilders, politikus Belanda berhaluan sayap kanan yang bebas lima tahun lalu karena pernyataan anti Islam, kembali masuk pengadilan. Wilders kali ini dinilai telah menyebar paham kebencian terhadap etnis minoritas Maroko di Negeri Kincir Angin.
Jaksa mengatakan Wilders melontarkan sebuah pilihan kepada para pendukungnya pada Maret 2014, "apakah mereka ingin lebih banyak atau lebih sedikit orang Maroko di Belanda?"
Kaliman Wilders itu memantik teriakan "Lebih sedikit !" secara berulang. Wilders merespon dengan, "Kami akan urus hal tersebut."
Diberitakan Al Jazeera, Jumat (18/3), politisi ini tengah mengahadapi tuduhan diskrimansi dan penebar paham kebencian terhadap mereka (orang Maroko), dimana terdapat 2 persen dari total 17 juta jumlah populasi warga Belanda.
Dalam siaran telivisi, Wilders mengibaratkan orang Maroko sebagai 'sampah'. Dia bisa dipenjarakan selama satu tahun dan dikenakan denda maksimal 7,400 euro (setara Rp 109,4 juta).
Wilders yang memegang kekuasaan selama satu dekade di partai Kebebasan menjadi seorang pemimpin populer. Namun, dia selalu menyangkal bila aksi kontroversialnya adalah sebuah kesalahan.
"Tidak ada yang akan membungkam saya. Tidak juga orang Maroko, Tidak ancaman teroris, maupun hakim, tidak seorang pun," tegasnya dalam akun Twitter minggu lalu.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga Muslim Bagi-Bagi Alquran Bahasa Belanda Setelah Insiden Bakar Kitab Suci
Bulan lalu, aktivis sayap kanan Belanda melakukan pembakaran Alquran.
Baca SelengkapnyaSosok Nyi Mas Gamparan, Panglima Muslimah Asal Serang yang Tolak Keberadaan Belanda di Banten
Wanita ini memimpin 30 perempuan dalam pertempuran melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaMomen Langka Tentara Belanda Berbaur dengan Warga Sukabumi Nonton Layar Tancap Tahun 1948, Rukun Walau Situasi Politik Tegang
Momen ini jadi yang langka di msasa penjajahan Belanda. Terlebih saat itu situasi politik tengah memanas
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menengok Tradisi Mudik di Turki dan Malaysia, Beda dengan Indonesia?
Turki merupakan salah satu negara yang masyarakatnya mayoritas muslim. Tradisi mudik di Turki untuk merayakan Idul Fitri yang biasa disebut 'Seker Bayram'.
Baca SelengkapnyaSosok Christiaan Snouck Hurgronje, Mata-Mata Pemerintah Hindia Belanda di Aceh
Ia cukup fasih dalam berbahasa Arab yang pada akhirnya menuntun dirinya bisa berkunjung ke Tanah Suci pada tahun 1885.
Baca SelengkapnyaPerangi Radikalisme dan Terorisme dengan Moderasi Beragama
Di tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaTempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku
Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaMengingat Kembali Jebolnya Tanggul Peninggalan Belanda Situ Gintung 15 Tahun Lalu, Telan Korban 100 Orang
Tanggul peninggalan Belanda ini jebol mengejutkan warga karena berlangsung pukul 04:00 WIB dini hari.
Baca Selengkapnya