Pil Covid-19 Buatan Merck Bikin Saham Moderna, Pfizer Tumbang
Merdeka.com - Hasil positif dari uji coba pil Covid-19 buatan perusahaan Merc & Co's (MRK.N) mengalami lonjakan harga saham sekaligus membuat saham-saham perusahaan pembuat vaksin bertumbangan.
Saham Merck naik 12,3 persen dan mencapai angka tertinggi sejak Februari 2020 setelah pil molnupiravir memperlihatkan data uji coba yang berhasil mengurangi risiko kematian atau rawat inap pasien Covid-19. Para ahli menilai kabar ini sebagai sesuatu yang sangat menggembirakan dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Di saat yang sama saham perusahaan pembuat vaksin seperti Moderna, Pfizer dan BioNTech SE bertumbangan. Sejumlah pengamat mengatakan obat minum yang bisa dikonsumsi di rumah mengubah persepsi publik tentang Covid-19.
"Kami melihat saham perusahaan vaksin seperti Moderna terpukul jika pasar menilai orang akan tidak lagi khawatir dengan Covid-19 dan tidak merasa harus divaksin jika ada obat pil yang bisa menyembuhkan Covid-19," ujar analis Michael Yee, seperti dilansir laman Reuters, Senin (4/10).
Saham Moderna anjlok 13 persen dalam perdagangan Jumat lalu, sementara Pfizer yang juga sedang mengembangkan pil Covid-19, jatuh 1,3 persen dan saham BioNTech di As turun 11 persen.
Saham perusahaan vaksin Covid-19 lainnya juga terpuruk. AstraZeneca turun 2 persen dan Novavax jatuh 16 persen.
"Kita melihat molnupiravir sebagai obat minum menjadi faktor yang mengubah keadaan, tidak hanya dalam paradigma Covid-19 tapi juga dalam hal potensi pencegahan," kata analis Piper Sandler, Christopher Raymond.
Merck yang saham sebelumnya mencapai 9 persen, memimpin dalam proses pengembangan obat oral pertama untuk Covid-19. Pesaingnya Pfizer dan perusahaan Swiss Roche Holding AG dan Atea Pharmaceuticals Inc kini tengah menggelar uji coba tahap akhir dari obat pil mereka. Saham Atea melonjak 19 persen.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus Covid-19 Meningkat di 21 Provinsi
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Kombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaPMI Manufaktur RI Bertengger di Level Ekspansif 30 Bulan Berturut-turut, Apindo: Jadi Momentum Keluarkan Kebijakan Pro Industri
Capaian PMI manufaktur tersebut menandakan Indonesia telah benar-benar keluar dari pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Harga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Harga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaBikin Ngakak! Kambing Putih Coba Seruduk Seorang Pria Berkali-kali
Seorang pria berbaju merah tampak hendak diseruduk kambing putih berkali-kali.
Baca SelengkapnyaKemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaBlak-blakan Menkes soal Kenaikan Kasus Covid-19 JN.1
Hingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnya