Perompak culik 12 awak kapal Swiss di perairan Nigeria
Merdeka.com - Perompak menculik 12 awak kapal niaga Swiss, MV Glarus di perairan Nigeria. Kapal tersebut mengangkut gandum dan berlayar dari Lagos menuju Delta Niger Selatan.
Pada saat itulah kapal tersebut dimasuki perompak, yang kemudian membawa turun 12 dari 19 awak.
Perusahaan pemilik kapal MV Glarus, Massoel Shipping mengatakan serangan itu terjadi di titik sekitar 45 mil laut di sebelah barat daya Pulau Bonny.
"Perusahaan sedang bekerja bersama pihak berwenang dan para ahli untuk membebaskan secara cepat dan aman para awak yang diculik, kata Massoel Shipping dalam pernyataan. Demikian dikutip dari Antara, Minggu (23/9).
Pernyataan itu tidak menyebutkan kewarganegaraan awak terculik.
Pembajakan dengan tuntutan tebusan kerap muncul di beberapa wilayah Nigeria. Sejumlah warga asing diculik dalam beberapa tahun belakangan di daerah Delta Niger.
Kementerian luar negeri Swiss mengatakan pihaknya telah mendapat kabar dari perusahaan tersebut bahwa tidak ada di antara para awak yang berasal dari Swiss.
Angkatan laut dan kepolisian laut Nigeria mengatakan tidak mengetahui penculikan itu dan akan melakukan penyelidikan.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaAda 33 orang yang berada di KM Parikudus terdiri dari 3 Anak Buah Kapal (ABK) dan 30 penumpang.
Baca SelengkapnyaDi sekeliling area tersebut nampak pegunungan hingga udara sejuk.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bea Cukai Riau kembali menangkap kapal pembawa pakai bekas impor yang masuk ke wilayah Indonesia
Baca SelengkapnyaKapal ini awet hingga lebih dari 15 tahun karena sebagian besar bahannya merupakan kayu jati
Baca SelengkapnyaSosok ini disebut-sebut mempopulerkan istilah Swiss Van Java di Garut. Siapakah dia?
Baca SelengkapnyaPencarian kembali dilanjutkan setelah cuaca mendukung pada Selasa (12/3) pagi.
Baca SelengkapnyaJutaan orang Amerika Serikat berlomba memiliki paspor dari negara lain demi menyelamatkan harta kekayaan mereka.
Baca SelengkapnyaCegah Kepadatan di Pelabuhan, Kemenhub Tambah Jumlah Perjalanan ke Jawa
Baca Selengkapnya