Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peretas China Disebut Targetkan Vaksin Covid-19 yang Dikembangkan Tiga Perusahaan AS

Peretas China Disebut Targetkan Vaksin Covid-19 yang Dikembangkan Tiga Perusahaan AS Peretasan rekam medis. ©2016 Merdeka.com

Merdeka.com - Peretas yang dikaitkan dengan pemerintah China menargetkan perusahaan bioteknologi Moderna Inc, pengembang penelitian vaksin virus corona terkemuka yang berbasis di Amerika Serikat (AS), bertujuan mencuri data penting. Demikian kata pejabat keamanan AS yang menelusuri agenda peretasan China.

Pekan lalu, Departemen Kehakiman menerbitkan surat dakwaan terhadap dua warga negara China yang dituduh memata-matai AS, termasuk tiga target di AS yang tak disebutkan terkait penelitian medis untuk memberantas pandemi Covid-19.

Dilansir Reuters, Jumat (31/7), surat dakwaan menyatakan peretas China tersebut "melakukan pengintaian" terhadap jaringan komputer perusahaan biotek Massachusetts yang diketahui sedang mengembangkan vaksin virus corona pada Januari.

Moderna, yang berbasis di Massachusetts dan mengumumkan kandidat vaksin Covid-19 pada Januari, mengkonfirmasi kepada Reuters bahwa perusahaan telah melakukan kontak dengan FBI dan diinformasikan terkait "kegiatan pengintaian informasi" yang dicurigai oleh kelompok peretasan yang disebutkan dalam dakwaan pekan lalu.

Kegiatan pengintaian dapat mencakup berbagai tindakan, termasuk menyelidiki situs web publik untuk mencari akun penting setelah memasuki jaringan, kata para pakar keamanan dunia maya.

"Moderna masih sangat waspada terhadap ancaman keamanan siber potensial, mempertahankan tim internal, layanan dukungan eksternal dan hubungan kerja yang baik dengan otoritas luar untuk terus menilai ancaman dan melindungi informasi berharga kami," kata juru bicara Ray Jordan, menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.

Pejabat keamanan AS, yang berbicara dengan syarat anonim, tidak memberikan perincian lebih lanjut. FBI dan Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS menolak untuk mengungkapkan identitas perusahaan yang menjadi target para peretas China.

Kandidat vaksin Moderna didukung pemerintah Presiden Donald Trump untuk memerangi pandemi. Pemerintah federal mendukung pengembangan vaksin dengan menggelontorkan hampir setengah miliar dolar dan membantu Moderna meluncurkan uji klinis hingga 30.000 orang mulai bulan ini.

China juga tengah berupaya mengembangkan vaksin, menyatukan seluruh sektor negara, militer dan swasta untuk memerangi penyakit yang telah menewaskan lebih dari 660.000 orang di seluruh dunia.

Bantahan China

Dalam dakwaan 7 Juli yang dirilis pekan lalu, menuding dua peretas China, Li Xiaoyu dan Dong Jiazhi, telah melakukan peretasan selama sepuluh tahun dan yang paling baru ini menargetkan kelompok penelitian medis Covid-19.

Jaksa penuntut mengatakan Li dan Dong bertindak sebagai kontraktor untuk Kementerian Keamanan Negara China, sebuah badan intelijen negara. Pesan yang tersisa dengan beberapa akun yang terdaftar di bawah nama digital alias Li, oro0lxy, tidak dikembalikan. Rincian kontak untuk Dong tidak tersedia.

Kedutaan Besar China di Washington mengarahkan Reuters pada komentar Kementerian Luar Negeri China baru-baru ini yang mengatakan: “China telah lama menjadi korban utama dari pencurian dan penyerangan dunia maya” dan para pejabatnya “dengan tegas menentang dan melawan” kegiatan semacam itu.

Pemerintah China telah secara konsisten membantah peran dalam insiden peretasan di seluruh dunia. Juru bicara kedutaan tidak menjawab pertanyaan spesifik yang dikirim melalui surel.

Dua perusahaan riset medis tanpa nama lainnya yang disebutkan dalam dakwaan Departemen Kehakiman digambarkan sebagai perusahaan bioteknologi yang berbasis di California dan Maryland. Jaksa mengatakan para peretas “mencari celah keamanan” dan “melakukan pengintaian” terhadap perusahaan tersebut.

Catatan pengadilan menggambarkan perusahaan California itu melakukan penelitian obat antivirus dan memperkirakan perusahaan Maryland secara terbuka mengumumkan upaya untuk mengembangkan vaksin pada bulan Januari. Dua perusahaan cocok dengan deskripsi tersebut: Gilead Sciences Inc dan Novavax Inc.

Juru bicara Gilead, Chris Ridley mengatakan perusahaan itu tidak mengomentari masalah keamanan siber. Novavax tidak akan mengomentari kegiatan keamanan siber spesifik tetapi mengatakan: "Tim keamanan siber kami telah diberitahu tentang dugaan ancaman asing yang diidentifikasi dalam berita."

Seorang konsultan keamanan yang akrab dengan banyak penyelidikan peretasan yang melibatkan perusahaan biotek utama selama setahun terakhir mengatakan kelompok peretasan China yang diyakini secara luas terkait dengan Kementerian Keamanan Negara China adalah salah satu kekuatan utama yang menargetkan penelitian Covid-19, secara global. Ini cocok dengan deskripsi peretas yang didakwa, sebagai kontraktor MSS.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata Ini Penyebab Maraknya PHK di Perusahaan Teknologi Meski Pandemi Covid-19 Sudah Berlalu
Ternyata Ini Penyebab Maraknya PHK di Perusahaan Teknologi Meski Pandemi Covid-19 Sudah Berlalu

Dia menyadari, Meta dan banyak perusahaan teknologi lainnya telah mempekerjakan terlalu banyak orang.

Baca Selengkapnya
Disinyalir Ada Efek Samping Pendarahan Otak, Sudah 70 Juta Vaksin AstraZeneca Disuntikkan ke Rakyat Indonesia
Disinyalir Ada Efek Samping Pendarahan Otak, Sudah 70 Juta Vaksin AstraZeneca Disuntikkan ke Rakyat Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan peringkat keempat terbesar di dunia yang melakukan vaksinasi COVID-19.

Baca Selengkapnya
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya

Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
40 Persen Kucing dan Anjing di Indonesia Sudah Vaksinasi Rabies
40 Persen Kucing dan Anjing di Indonesia Sudah Vaksinasi Rabies

Jumlah hewan kesayangan yang melimpah di Indonesia menimbulkan beragam permasalahan bagi para pemilik anabul dan hewan peliharaan.

Baca Selengkapnya
Dua Perusahaan Dapat Izin Penjamin dan Pengelola Aset Kripto di Indonesia, Industri Beri Tanggapan Begini
Dua Perusahaan Dapat Izin Penjamin dan Pengelola Aset Kripto di Indonesia, Industri Beri Tanggapan Begini

Per Januari 2024 terdapat 32 Calon Anggota Bursa yang terdiri dari 29 CPFAK dan 3 Non-CPFAK yang mendaftar di tahun 2023.

Baca Selengkapnya
BUMN Pertahanan: Perang di Beberapa Negara Buka Peluang Bisnis, tapi Rantai Pasok Terganggu
BUMN Pertahanan: Perang di Beberapa Negara Buka Peluang Bisnis, tapi Rantai Pasok Terganggu

Konflik bersenjata di beberapa wilayah dunia turut berpengaruh pada naiknya anggaran pertahanan sejumlah negara dari rata-rata 2 persen menjadi 3 persen.

Baca Selengkapnya
Menhan Prabowo Terima Kunjungan Menlu China Bahas Kerja Sama Pertahanan
Menhan Prabowo Terima Kunjungan Menlu China Bahas Kerja Sama Pertahanan

Menhan Prabowo Terima Kunjungan Menlu China Bahas Kerja Sama Pertahanan

Baca Selengkapnya