Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pentolan KKK membunuh 3 pegiat hak sipil AS wafat di penjara

Pentolan KKK membunuh 3 pegiat hak sipil AS wafat di penjara Edgar Ray Killen. ©Getty Images/Marianne Todd

Merdeka.com - Edgar Ray Killen, seorang mantan ketua organisasi ekstremis sayap kanan Ku Klux Klan (KKK) di Amerika Serikat, meninggal dunia dalam usia 92 tahun. Dia mengembuskan napas terakhir di penjara saat menjalani hukuman lantaran terbukti memerintahkan pembunuhan tiga pegiat hak sipil di AS pada 1964 silam.

Dilansir dari laman The Guardian, Minggu (14/1), Killen dikabarkan tutup usia pada Kamis lalu pukul 09.00 waktu setempat. Menurut sipir LP Parchman, Negara Bagian Mississippi, Killen meninggal dengan wajar dan tidak mengalami sakit atau karena sebab lain.

Pengadilan Neshoba County baru menjatuhkan putusan bersalah terhadap Killen, atas pembunuhan terhadap tiga pegiat hak sipil AS pada 21 Juni 2005 lalu. Saat divonis, usia Killen sudah menginjak 80 tahun.

Menurut juri, Killen bersalah atas pembunuhan terhadap James Chaney, Michael Schwerner, dan Andrew Goodman pada 1964. Atas perbuatannya, dia dijatuhi tiga hukuman berbeda masing-masing 20 tahun penjara.

Ketiga pegiat hak sipil tewas saat itu masih berusia 20-an tahun. Mereka tergabung dalam gerakan 'Freedom Summer', yakni melakukan advokasi terhadap etnis kulit hitam dan minoritas lainnya supaya mendapat hak memilih dan berpartisipasi dalam politik AS, serta kesetaraan dalam struktur masyarakat.

Saat kejadian, James, Michael, dan Andrew sedang mengusut dugaan pembakaran terhadap gereja jemaat kulit hitam di Philadelphia, oleh ekstremis sayap kanan kulit putih. Ketika berkendara dengan mobil, mereka dicegat oleh sheriff setempat dan sempat ditahan. Mereka dibebaskan tak lama kemudian, tetapi sheriff terlebih dulu memberi tahu anggota KKK.

Setelah ketiga pemuda itu pergi, mereka dicegat oleh gerombolan KKK, kemudian dianiaya hingga tewas. Karena tidak kunjung muncul, rekan-rekan mereka sesama pegiat hak sipil melapor kalau ketiganya hilang. Pemerintah AS sampai mengutus agen Biro Penyelidik Federal (FBI) ke Mississippi buat mencari tiga sekawan itu.

Gubernur Mississippi saat itu menyangkal ketiganya hilang. Bahkan Senator Jim Eastland yang mendukung kebijakan pemisahan ras meyakinkan Presiden Lyndon Johnson kalau hal itu dilakukan cuma buat menarik perhatian massa.

Tak lama kemudian, penyelidikan FBI membuahkan hasil. Ternyata ketiganya dibunuh dan jasad mereka ditemukan di sebuah lahan pertambangan. Sedangkan mobil mereka tumpangi sengaja ditenggelamkan di danau setempat buat menghilangkan jejak.

Sejumlah pelaku, termasuk beberapa polisi setempat, ditangkap dan divonis penjara. Kejadian itu membikin desakan gerakan kesetaraan ras dan hak sipil di AS semakin menguat, hingga akhirnya Undang-Undang Hak Sipil disahkan. Peristiwa itu juga diabadikan melalui layar lebar dengan judul 'Mississippi Burning' pada 1988, dibintangi aktor Gene Hackman dan Willem Dafoe.

(mdk/ary)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Panglima TNI Ditelepon Pimpinan Militer Amerika Serikat, Bahas Apa?
Panglima TNI Ditelepon Pimpinan Militer Amerika Serikat, Bahas Apa?

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menerima panggilan telepon dari Ketua Gabungan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Amerika Serikat Jenderal Charles Q. Brown.

Baca Selengkapnya
Kisah Arek Suroboyo Sang Juragan Nasi Pecel di Amerika, Pernah Jadi Tukang Cuci Piring hingga Diludahi Orang
Kisah Arek Suroboyo Sang Juragan Nasi Pecel di Amerika, Pernah Jadi Tukang Cuci Piring hingga Diludahi Orang

Pasutri ini merasakan kehidupan berat sebagai kaum minoritas. Sang istri pernah diludahi orang karena memakai jilbab

Baca Selengkapnya
Sejarah 22 Maret 1933: Pembukaan Dachau sebagai Kamp Konsentrasi Nazi yang Pertama
Sejarah 22 Maret 1933: Pembukaan Dachau sebagai Kamp Konsentrasi Nazi yang Pertama

Dachau awalnya merupakan kamp tahanan politik, namun akhirnya berkembang menjadi kamp kematian di mana ribuan orang Yahudi meninggal.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran
Jadikan Perbedaan Kekuatan Cegah Masuknya Paham Radikal Intoleran

Masyarakat jangan mudah terpapar informasi hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memicu konflik.

Baca Selengkapnya
Nahas, 3 Emak-Emak di Garut Tertabrak saat Menyeberang Sepulang Pengajian
Nahas, 3 Emak-Emak di Garut Tertabrak saat Menyeberang Sepulang Pengajian

Tiga orang emak-emak di Garut Jawa Barat tertabrak mobil saat menyeberang usai menghadiri kegiatan pengajian

Baca Selengkapnya
Tak Lagi Jadi Ekskul Wajib, Ini Sejarah Gerakan Pramuka di Indonesia yang Sempat Jadi Polemik
Tak Lagi Jadi Ekskul Wajib, Ini Sejarah Gerakan Pramuka di Indonesia yang Sempat Jadi Polemik

Keberadaan organisasi kepanduan di Indonesia sudah lahir sejak tahun 1912

Baca Selengkapnya
Jejak Nazi Jerman di Bumi Sumatra, Tenggelamnya Kapal Van Imhoff hingga Republik Nias Merdeka
Jejak Nazi Jerman di Bumi Sumatra, Tenggelamnya Kapal Van Imhoff hingga Republik Nias Merdeka

Banyak orang yang tak tahu jika jejak Nazi Jerman pernah menduduki wilayah Bumi Sumatra tepatnya di Pulau Nias.

Baca Selengkapnya
Kronologi Kebakaran Yang Tewaskan Tujuh Orang di Mampang
Kronologi Kebakaran Yang Tewaskan Tujuh Orang di Mampang

Polisi masih mendalami kebakaran yang menewaskan tujuh orang di Mampang Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya
Pria Bangkalan Ini Diterima Lemhanas tanpa Tes, Kini Perwira Tinggi TNI AD Dipercaya Jadi Kaskostrad
Pria Bangkalan Ini Diterima Lemhanas tanpa Tes, Kini Perwira Tinggi TNI AD Dipercaya Jadi Kaskostrad

Namanya dikenal banyak orang berkat misi mengejar sisa-sisa anggota Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) Poso, Ali Kalora cs

Baca Selengkapnya