Pengguna media sosial kampanyekan gerakan damai Yahudi dan Arab

Merdeka.com - Di saat konflik Gaza memuncak dengan meningkatnya serangan roket dari kedua belah pihak antara Israel dan gerakan Hamas di Jalur Gaza, beberapa orang mulai mempromosikan persahabatan di media sosial dengan tanda pagar "Yahudi dan Arab menolak menjadi musuh". 

Situs berita asal Israel Ynet melaporkan sekitar 300 orang memprotes serangan roket ke Gaza dari pemerintah Israel pada Sabtu, 5 Juli, lalu di Kota Haifa, sambil berteriak dan membawa poster bertuliskan, "Yahudi dan Arab menolak menjadi musuh", seperti dilansir situs the Huffington Post, Selasa (15/7). 

Sekarang slogan itu telah menjadi sebuah kampanye internasional di media sosial dengan tanda pagar baik di laman Facebook dan Twitter. 

Beberapa foto memperlihatkan bagaimana banyak orang menderita akibat kekerasan sedang berlangsung di Gaza dan menuntut diakhirinya konflik, di mana orang-orang dari seluruh dunia mendukung mereka dalam solidaritas. 

Dari foto-foto beredar di media sosial terlihat bagaimana beberapa orang mengambil foto dengan menunjukkan tanda pagar itu, sementara lainnya memuji proses perdamaian dan mendorong pandangan reduktif terhadap konflik itu.

Mesir telah mengusulkan gencatan senjata antara Israel dan Hamas setelah sepekan serangan udara yang telah menewaskan setidaknya 200 warga Palestina, di mana sekitar tiga perempatnya adalah warga sipil, menurut BBC. 

Ini bukan pertama kalinya warga Israel dan Palestina telah menyatakan mereka tidak ingin menjadi musuh. Pada Agustus 2011, protes diam bagi korban tewas di Gaza telah mempersatukan orang sambil berteriak "Warga Yahudi dan Arab menolak untuk menjadi musuh," menurut situs the Real News. 

Bahkan jika gencatan senjata berhasil ditengahi, maka akan memakan waktu lebih banyak untuk menciptakan dan mempertahankan perdamaian yang nyata di Gaza. Kampanye "Warga Yahudi dan Arab menolak menjadi musuh" hanya salah satu cara untuk mempromosikan cara agar hidup berdampingan pada tingkat akar rumput.