Penelitian: Suntikan Dosis Ketiga Vaksin Covid-19 Tidak Perlu
Merdeka.com - Vaksin sudah cukup efektif dalam mencegah kasus Covid-19 yang parah sehingga masyarakat umum tidak perlu diberikan dosis ketiga. Demikian berdasarkan laporan The Lancet pada Senin.
Beberapa negara sudah mulai memberikan dosis ekstra karena khawatir dengan penyebaran varian Delta yang lebih berbahaya. WHO kemudian meminta sejumlah negara menunda suntikkan ketiga di tengah kekhawatiran menipisnya persediaan vaksin untuk negara miskin, di mana jutaan orang belum menerima suntikan dosis pertamanya.
Berdasarkan laporan baru para peneliti, termasuk dari WHO, menyimpulkan walaupun adanya ancaman dari varian Delta, "dosis tambahan untuk masyarakat umum tidak tepat di masa pandemi ini."
Penulis, yang meninjau studi observasi dan percobaan klinik, menemukan vaksin tetap sangat efektif melawan gejala parah dari Covid-19, seluruh varian virus termasuk Delta, meskipun memiliki keberhasilan rendah dalam mencegah kasus tanpa gejala.
"Secara keseluruhan, penelitianyang tersedia saat ini tidak memberikan bukti yang terpercaya mengenai penurunan perlindungan melawan penyakit parah, yang merupakan tujuan utama dari vaksinasi," jelas penulis utama Ana-Maria Henao-Restrepo, dari WHO, dikutip dari AFP, Selasa (14/9).
Dia menjelaskan dosis vaksin harus diprioritaskan untuk orang-orang di seluruh dunia yang masih menunggu untuk divaksinasi.
Negara seperti Prancis telah memberikan suntikan dosis ketiga untuk lansia dan orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya bermasalah. Sementara itu Israel memberikan dosis ketiga untuk anak-anak 12 tahun dan lansia setelah lima bulan menerima dosis kedua.
Belum lama ini, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta sejumlah negara menunda pemberian dosis ketiga sampai akhir tahun ini, mendesak seluruh negara untuk memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasi mereka di akhir bulan ini, dan setidaknya 40 persen di akhir tahun ini.
Penelitian The Lancet menyimpulkan varian yang sekarang belum cukup mengembangkan penghindaran respon imun yang diberikan oleh vaksin saat ini.
Penulis berpendapat, jika mutasi virus baru muncul dapat menghindari respon ini, akan lebih baik untuk memberikan vaksin tambahan yang dimodifikasi untuk varian yang lebih baru, daripada memberikan dosis ketiga dari vaksin yang ada saat ini.
Reporter magang: Ramel Maulynda Rachma
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca Selengkapnya