Penelitian Israel: Ibu Hamil yang Divaksinasi Lahirkan Bayi dengan Antibodi Covid
Merdeka.com - Para dokter di Israel menemukan, ketika perempuan hamil divaksinasi Covid-19, bayi mereka lahir dengan antibodi Covid.
Tim di Hadassah Medical Center di Yerusalem memeriksa darah dari tali pusar 40 bayi yang baru lahir, atau sama dengan darah bayi, dan menemukan semuanya memiliki pasokan antibodi yang kuat, sama seperti ibu mereka yang telah disuntik menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech.
“Ini adalah temuan penting yang meyakinkan, menunjukkan bahwa ibu yang divaksinasi memberikan perlindungan Covid-19 kepada bayinya sebelum mereka lahir,” jelas Kepala Departemen Virologi Hadassah Medical Center, Prof.Dana Wolf kepada The Times of Israel, dikutip Rabu (17/3).
“Ini menggarisbawahi pentingnya memvaksinasi perempuan hamil, dan manfaatnya.”
Bayi dalam penelitian tersebut lahir dari ibu-ibu dari berbagai usia, yang semuanya telah menerima vaksinasi kedua setidaknya seminggu sebelumnya.
Wolf menekankan awalnya otoritas kesehatan tidak merekomendasikan perempuan hamil divaksinasi, tapi kemudian Pusat Pencegahan Penyakit (CDC), WHO, Kementerian Kesehatan Israel dan pihak lainnya mendukung vaksinasi perempuan hamil. Penelitiannya, kata Wolf, memberikan pembenaran lebih lanjut atas keputusan ini.
Sebagian hasil penelitian - mencakup setengah dari bayi yang diperiksa - telah diunggah online dalam versi awal penelitian, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat. Penemuan ini menyusul penelitian Israel lainnya yang menunjukkan ibu yang divaksinasi mengirimkan antibodi ke bayi mereka melalui ASI.
“Dalam penelitian kami, kami menemukan antibodi imunoglobulin G yang aktif melawan lonjakan protein SARS-CoV-2, yang pada dasarnya menghalangi masuknya virus ke sel. Ini mengikuti penelitian yang menunjukkan bahwa susu yang bagus memiliki jenis antibodi lain, Immunoglobulin A,” jelasnya.
Wolf menyampaikan, penelitian belum memastikan antibodi memberikan perlindungan terhadap infeksi, tetapi dia sangat yakin antibodi akan melakukan hal tersebut. Dia menekankan, tidak ada informasi terkait berapa lama bayi akan mempertahankan antibodi mereka, atau perlindungan apa pun yang mungkin mereka berikan.
Wolf melakukan penelitiannya dengan rekan-rekan dari departemen kebidanan dan ginekologi Hadassah, termasuk Amihai Rottenstreich dan Shay Potrat.
“Metodologi kami membuntuti perempuan yang telah divaksinasi yang melahirkan mulai Februari, dan jika mereka setuju, pada saat melahirkan kami melihat darah ibu dan darah dari tali pusat yang sama dengan darah dari janin,” jelasnya.
“Dari pemeriksaan darah kami menemukan perempuan yang divaksinasi, yang semuanya diberikan suntikan pada trimester ketiga, memiliki tingkat antibodi yang sangat tinggi, dan yang lebih penting adalah adanya transfer antibodi yang efisien dari ibu ke janin melalui plasenta,” lanjutnya.
“Temuannya adalah antibodi secara efektif diteruskan ke bayi baru lahir dan kami yakin ini berarti perlindungan terhadap virus corona diteruskan.”
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dokter Palestina: Tentara Israel Abaikan Bayi di Rumah Sakit Sampai Meninggal dan Membusuk
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaSerangan Israel pada klinik bayi tabung terbesar di Jalur Gaza membuat mimpi ratusan pasangan untuk memiliki anak sirna.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca Selengkapnya