Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penduduk Wuhan Ungkap Dikarantina Paksa Walaupun Sembuh & Buruknya Ruang Perawatan

Penduduk Wuhan Ungkap Dikarantina Paksa Walaupun Sembuh & Buruknya Ruang Perawatan aktivitas pasien corona di rumah sakit darurat. ©2020 AFP PHOTO/STR

Merdeka.com - Tiga pekan lalu, Lisa Wang terserang demam tinggi ketika dia ditolak dari rumah sakit yang penuh di Wuhan, kota di China tengah yang terperosok dalam krisis virus corona baru (Covid-19) yang mematikan.

Hasil pemindaian (scanning) dada menunjukkan paru-parunya terinfeksi, tetapi ia tidak dapat dirawat karena tidak ada cukup tempat tidur di rumah sakit, kata seorang dokter kepadanya. Sebaliknya, dia diberi obat dan diperintahkan untuk melakukan karantina sendiri di rumah.

Tapi pada Selasa, Lisa Wang mengatakan kendati dia telah sembuh, dia dipaksa masuk ke pusat karantina darurat - yang membuatnya berisiko mengalami infeksi silang dengan ratusan orang dari pasien lain di tempat tersebut.

"Mereka tidak bisa menyediakan rumah sakit ketika saya sakit. Sekarang ketika saya pulih, mereka memaksa saya masuk (ke pusat karantina)," kata Wang, yang meminta untuk menggunakan nama samaran kepada CNN melalui telepon, dikutip Minggu (23/2).

"Saya sangat marah, karena saya merasa seharusnya saya tidak datang ke sini," katanya.

Relokasi paksa ke pusat karantina itu adalah bagian dari upaya pemerintah mempersempit penyebaran virus, yang telah merenggut lebih dari 2.200 jiwa dan menginfeksi lebih dari 76.000 orang di seluruh dunia.

Di bawah langkah-langkah tersebut, orang-orang yang dianggap berisiko tinggi - baik yang memiliki tanda-tanda virus, atau mereka yang telah melakukan kontak dekat dengan kasus yang dikonfirmasi - dibawa ke ratusan pusat isolasi sementara yang didirikan di seluruh kota.

Wang adalah satu di antara ribuan orang yang terperangkap dalam tindakan pembatasan yang sekarang diterapkan di Wuhan, pusat penyebaran sejak virus muncul pada pertengahan Desember 2019.

Peningkatan Karantina

Kota yang berpenduduk 11 juta itu terisolasi sejak 23 Januari, tapi virus telah menyebar ke sejumlah daerah di negara tersebut. Kematian akibat wabah ini terbanyak di Wuhan dan sekitar Provinsi Hubei.

Para pemimpin di Beijing memecat petinggi Partai Komunis Hubei dan Wuhan awal bulan ini di tengah kemarahan publik atas dugaan kesalahan penanganan wabah oleh pemerintah. Mereka digantikan dua tokoh garis keras, didatangkan dari luar provinsi dan memiliki latar belakang luas dalam penegakan hukum.

Setelah kedatangan Wang Zhonglin di Wuhan untuk menggantikan ketua partai kota, tindakan karantina semakin meningkat.

Wang memerintahkan rapat tiga hari di seluruh kota, yang merupakan tindak lanjut keputusan kepemimpinan pusat untuk "mengumpulkan semua orang yang harus dikumpulkan" - upaya untuk mencegah infeksi silang lebih lanjut dalam keluarga dan masyarakat.

Sejak Senin, banyak orang dilarang meninggalkan rumah mereka, bahkan untuk membeli bahan makanan. Supermarket ditutup untuk perorangan, hanya menerima "pesanan kelompok" dari masyarakat, menurut warga yang diwawancarai oleh CNN dan laporan media pemerintah.

WangZhonglin memperingatkan dengan tegas bahwa para pimpinan dan gubernur partai distrik akan dianggap bertanggung jawab jika ada kasus yang dikonfirmasi atau diduga ditemukan.

Pencarian ketat dirancang untuk menetapkan semua pasien yang terinfeksi di bawah karantina sendiri dibawa ke fasilitas medis untuk perawatan. Langkah itu menyusul protes online terhadap orang yang terinfeksi yang tidak bisa dirawat di rumah sakit dan sekarat di rumah atau menginfeksi anggota keluarga lainnya.

Pasien yang dikonfirmasi dengan gejala ringan ditempatkan di rumah sakit yang disebut Fangcang, stadion dan ruang pameran diubah menjadi rumah sakit darurat di mana dokter dan perawat melakukan perawatan medis dasar.

Pada Selasa, lebih dari 8.500 pasien telah dirawat di 12 Rumah Sakit Fangcang di seluruh kota, menurut kantor berita pemerintah Xinhua. Pada Rabu, polisi di Wuhan telah membantu memindahkan lebih dari 22.000 orang dari rumah mereka ke rumah sakit dan pusat karantina, menurut Kementerian Keamanan Publik China.Namun, beberapa pasien yang pulih - seperti Wang - telah terjebak dalam 'penangkapan' massal dan terkena risiko infeksi silang yang tidak seharusnya. Komisi Kesehatan Kota Wuhan tidak menanggapi permintaan CNN untuk berkomentar.Pada Selasa, Wang diberitahu komite lingkungannya bahwa dia tidak bisa pulang. Dia diperintahkan harus pergi ke "rumah sakit Fangcan" karena dia tidak bisa memberikan surat tanda keluar dari rumah sakit. Wang memprotes surat itu tidak mungkin dia dapatkan karena dia tidak pernah dirawat di rumah sakit."Mereka mengatakan jika saya menolak untuk pergi, polisi akan datang dan membawa saya secara paksa ke sana (pusat karantina)," kata Wang.Malamnya, Wang diangkut dengan bus bersama dengan lebih dari 40 orang dari hotelnya."Kami ingin menciptakan lingkungan yang hangat di rumah sakit dan menyediakan layanan medis yang sehat. Kami berharap semua pasien segera pulih," kata Wu Yingchun, seorang pejabat yang bertanggung jawab di pusat karantina itu.

Kondisi Buruk

Namun, kondisi di lapangan tampak berbeda. Kantong sampah, termasuk sisa makanan dan masker bekas, menumpuk di lantai, dan tidak ada obat atau perawatan yang diberikan kepada pasien selain dari pemeriksaan suhu harian, menurut Lisa Wang."Di sini, dua dokter bertanggung jawab atas 200 pasien," ujarnya.Tidak ada pemanas ruangan di dalam. Sebagai gantinya, selimut hangat disediakan untuk pasien agar tetap hangat. Deretan toilet portabel dan kamar mandi terletak di luar ruangan, dalam cuaca dingin yang menggigit. "Kondisi di sini sangat sulit," ujarnya, menambahkan bahwa dia tidak berani menggunakan pancuran, takut akan infeksi silang.Wang khawatir penyakit virus lain - seperti flu biasa - dapat dengan mudah menyebar di ruang besar itu, dipenuhi barisan tempat tidur tanpa partisi.Komisi Kesehatan Kota Wuhan tidak menanggapi permintaan CNN untuk berkomentar.Selama kunjungan ke tempat karantina di Optics Valley pekan lalu, Wang Zhonglin mengatakan: "Rumah Sakit Fangcang sangat penting bagi Wuhan dalam mencegah dan mengendalikan wabah, dan melakukan perawatan yang tepat waktu kepada pasien."Dia mendesak departemen pemerintah terkait untuk memastikan "standar tinggi" pada fasilitas seperti pemanasan dan ventilasi, dan memberi perhatian khusus pada sampah dan limbah medis.Rumah Sakit Fangcang seharusnya hanya menangani pasien Covid-19 yang dikonfirmasi dengan gejala ringan. Namun, Wang mengatakan pasien yang hasil tesnya negatif tak sengaja dibawa ke fasilitas ini.Pada Rabu malam, Lisa Wang mengatakan menelepon pusat komando wabah kota mengeluhkan kasusnya. Pagi berikutnya, seorang dokter datang membawa kabar baik: dia bisa keluar.Wang meninggalkan pusat karantina itu dengan bus bersama enam orang lain - termasuk beberapa pasien yang pulih yang memiliki pengalaman serupa. Tetapi alih-alih pulang, mereka dikirim ke hotel karantina lain. Dia mengaku tak tahu berapa lama dia akan berada di sana.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Wanita Ini Perlihatkan Suasana Pasar yang Sepi Pengunjung Jelang Lebaran, Sebut Jadi Sejarah Baru

Wanita Ini Perlihatkan Suasana Pasar yang Sepi Pengunjung Jelang Lebaran, Sebut Jadi Sejarah Baru

Wanita ini perlihatkan kondisi pasar yang sangat sepi jelang Lebaran.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker

Kasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker

Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.

Baca Selengkapnya
Viral Wanita Dipukul Pria Hingga Terjengkang di Cimahi, Ini Kata Polisi

Viral Wanita Dipukul Pria Hingga Terjengkang di Cimahi, Ini Kata Polisi

Terduga pelaku berinisial R, warga Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung. Sejauh ini, sejumlah saksi sudah dimintai keterangan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kisah Wanita Sukses Jualan Kue di Pinggir Jalan Omzet Jutaan per Hari, Nyaris Bangkrut karena Dikerjai Orang

Kisah Wanita Sukses Jualan Kue di Pinggir Jalan Omzet Jutaan per Hari, Nyaris Bangkrut karena Dikerjai Orang

Mbak War permah dibuat nyaris bangkrut oleh orang yang iri. Mirisnya, hal itu dilakukan oleh orang terdekatnya.

Baca Selengkapnya
Pencarian WN Taiwan Hilang Akibat Kapal Terbalik di Pulau Seribu Diperluas, Penyelam Menyisir Lokasi Kejadian

Pencarian WN Taiwan Hilang Akibat Kapal Terbalik di Pulau Seribu Diperluas, Penyelam Menyisir Lokasi Kejadian

Pencarian kembali dilanjutkan setelah cuaca mendukung pada Selasa (12/3) pagi.

Baca Selengkapnya
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya

China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya

Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.

Baca Selengkapnya
Ini Dia 10 Wanita Paling Kaya di Dunia Hasil Usaha Mereka Sendiri, Bukan Warisan

Ini Dia 10 Wanita Paling Kaya di Dunia Hasil Usaha Mereka Sendiri, Bukan Warisan

Pada tahu 2004 dia mendirikan bisnis ini karena kesulitan berbelanja pakaian sambil merawat bayinya.

Baca Selengkapnya
Wanita Ini Bagikan Kondisi Rumahnya yang Dikepung Ulat Jati, Potretnya Bikin Merinding

Wanita Ini Bagikan Kondisi Rumahnya yang Dikepung Ulat Jati, Potretnya Bikin Merinding

Siapa yang tak merinding jika rumah huniannya dikepung ulat di banyak penjuru.

Baca Selengkapnya
Kisah Wanita Indonesia Ceritakan Pengalaman Tarawih di Jepang Ini Viral, Pulang Diantar Mobil Polisi

Kisah Wanita Indonesia Ceritakan Pengalaman Tarawih di Jepang Ini Viral, Pulang Diantar Mobil Polisi

Kisah wanita Indonesia ceritakan pengalaman tarawih di Jepang ini viral, pulangnya diantar mobil polisi.

Baca Selengkapnya