Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pejabat Partai Komunis China Rela Dipecat Sebagai Permintaan Maaf Gagal Atasi Corona

Pejabat Partai Komunis China Rela Dipecat Sebagai Permintaan Maaf Gagal Atasi Corona Pasar Ikan di Wuhan. ©HECTOR RETAMAL/AFP

Merdeka.com - Seorang pejabat Partai Komunis China di Wuhan kemarin meminta maaf atas kegagalannya menyediakan perawatan yang diperlukan bagi pasien yang mungkin mengidap virus corona. Kota Wuhan kini tengah berjuang keras untuk mengatasi kurangnya rumah sakit dan peningkatan jumlah pasien akibat wabah virus corona.

Hu Lishan selaku wakil sekretaris Partai Komunis di Wuhan, jumpa pers kemarin menuturkan sudah ada 1.900 kasus infeksi corona yang dikonfirmasi dan lebih dari 780 kasus yang diduga perlu dilakukan karantina, tetapi hanya ada 421 tempat tidur kosong di rumah sakit yang tersedia untuk pasien.

"Masyarakat banyak mengkritik kami ... mengapa?, Itu karena beberapa pekerjaan kita tidak dilakukan dengan baik," Kata Hu.

"Apa yang belum kita lakukan dengan baik? Saat ini, kontradiksi antara ketersediaan dan permintaan tempat tidur rumah sakit masih begitu mencolok," tambahnya.

"Sejujurnya, kami merasa kesakitan dan menyesal karena banyak pasien yang dikonfirmasi terinfeksi atau diduga tertular virus corona tidak dapat menerima perawatan yang layak di rumah sakit,” kata Hu.

"Masalah ini masih belum terselesaikan."

Rela Dipecat

Pejabat Wuhan mendapat kecaman keras karena pemerintah lambat menanggapi wabah virus corona yang berasal dari kota itu, dan sejak itu, virus corona menyebar ke seluruh negeri bahkan dunia.

Bulan lalu, Walikota Wuhan Zhou Xianwang mengatakan kepada CCTV bahwa dia dan Ketua Partai Komunis di Wuhan Ma Guoqiang rela dipecat untuk bertanggung jawab sebagai bentuk permintaan maaf.

Menurut laporan resmi, Wuhan memiliki lebih dari 8.300 kasus infeksi yang dikonfirmasi pada hari Selasa (04/2) dan jumlah pasien diperkirakan akan terus meningkat karena rumah sakit melakukan lebih banyak pemeriksaan.

China telah menanggapi kekurangan tenaga perawatan pasien di Wuhan dengan melakukan pembangunan darurat dua rumah sakit dalam waktu kurang dari dua pekan.

Diselesaikan pada hari Minggu(02/2), Rumah Sakit Huoshenshan yang berada di pinggiran kota dan dijalankan oleh personel medis militer ini memiliki 1.000 tempat tidur, dan mulai menerima pasien yang terinfeksi virus.

Rumah Sakit Leishenshan juga hampir selesai, dan menambah 1.600 tempat tidur.

Stadion Olahraga pun Jadi Alternatif Tempat Pengobatan Pasien Virus Corona

Selain itu, Wuhan mengubah stadion olahraga dan dua ruang pameran menjadi rumah sakit sementara untuk menampung pasien yang mengalami gejala ringan penyakit ini. Operasi ini diharapkan akan menambah 3.800 tempat tidur rumah sakit tambahan. Delapan rumah sakit serupa dengan 4.600 tempat tidur.

Winnie Yip Chi-Man, seorang profesor kesehatan global di Universitas Harvard, mengatakan, sembari menyediakan perawatan dan kondisi hidup yang tepat untuk pasien di tempat penampungan sementara merupakan strategi yang masuk akal, tindakan penahanan virus akan dibutuhkan lebih banyak.

Membangun rumah sakit atau tempat penampungan baru saja tidak cukup, itu juga perlu dilengkapi dengan strategi masyarakat, seperti membatasi kegiatan kelompok, dan praktik kebersihan pribadi, kata Yip.

Berlomba Mencari Penawar Virus Corona

Ketika pasien menunggu masuk ke fasilitas medis, para peneliti berpacu dengan waktu untuk menemukan obat anti virus, karena pada Rabu malam virus ini telah menewaskan lebih dari 550 orang di China, sebagian besar warga di Provinsi Hubei.

Surat kabar yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan China melaporkan Pada hari Rabu (05/2), obat eksperimental Remdesivir bergerak selangkah lebih dekat mendapatkan persetujuan sebagai uji coba obat klinis tahap tiga untuk obat antivirus corona.

Menurut laporan itu, percobaan ini melibatkan 761 pasien, 308 dengan gejala ringan sampai rata-rata dan 453 dalam kondisi serius, dan dipimpin oleh tim dari Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang dan Rumah Sakit Jinyintan Wuhan.

Remdesivir pada awalnya dikembangkan oleh Gilead Sciences yang berpusat di AS untuk mengobati virus Ebola tetapi telah ditata ulang untuk mengobati virus corona baru. Penggunaan Remdesivir ini belum disetujui oleh negara mana pun.

Menurut pernyataan Gilead pada hari Jumat, perusahaan tersebut bekerja sama dengan otoritas kesehatan China untuk membuat "uji coba terkendali secara acak" agar dapat menentukan apakah remdesivir dapat digunakan secara aman dan efektif mengobati pasien virus corona.

Menurut dokter yang mengobati pasien virus corona pertama di AS, setelah diobati dengan remdesivir kondisinya membaik.

Reporter Magang : Roy Ridho

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
10.000 Potongan Kayu Berusia 1.800 Tahun Ini Ternyata Dokumen Penting Pemerintah China, Ada Catatan Pajak sampai Perjalanan Dinas Pejabat
10.000 Potongan Kayu Berusia 1.800 Tahun Ini Ternyata Dokumen Penting Pemerintah China, Ada Catatan Pajak sampai Perjalanan Dinas Pejabat

Dokumen kuno ini ditemukan di reruntuhan rumah dan sumur yang terabaikan di Chenzhou, Provinsi Hunan, China.

Baca Selengkapnya
Data BBMKG: Suhu Panas Kota Medan Sentuh 35,7 Derajat Celcius
Data BBMKG: Suhu Panas Kota Medan Sentuh 35,7 Derajat Celcius

Kondisi ini akibat di wilayah ibu kota Provinsi Sumatera Utara tersebut sudah masuk musim kemarau terhitung sejak Januari tahun ini.

Baca Selengkapnya
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
China Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya

Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Ringkus Sindikat Narkoba Fredy Pratama, Polisi Usut Kaitan dengan Murtala Ilyas
Ringkus Sindikat Narkoba Fredy Pratama, Polisi Usut Kaitan dengan Murtala Ilyas

Ada empat tersangka ditangkap di Jawa Tengah yang membawa barang bukti 51 kilogram sabu dengan modus kamuflase menjadi teh China.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penuh Air Mata, Ini Momen Ribuan Warga Korea Selatan Melepas Panda Fu Bao yang Dipulangkan ke China
FOTO: Penuh Air Mata, Ini Momen Ribuan Warga Korea Selatan Melepas Panda Fu Bao yang Dipulangkan ke China

Kepergian panda Fu Bao membuat para penggemarnya tak kuasa menahan tangis

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker

Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.

Baca Selengkapnya
Cerita di Balik Unggahan Viral Bayi Usia 2 Hari di Klaten Meninggal Usai Dipijit Neneknya
Cerita di Balik Unggahan Viral Bayi Usia 2 Hari di Klaten Meninggal Usai Dipijit Neneknya

Peristiwa bayi berusia 2 hari meninggal usai dipijat nenek itu sudah diunggah pada 31 Desember 2023 lalu.

Baca Selengkapnya